Ada hal yang menarik apabila kita berhenti di lampu merah Tanah Tinggi, Kota Tangerang. Pasalnya, kita disuguhi dengan musik tradisional asal Cilacap.
Musisi yang beranggotakan lima orang ini kerap melantunkan lagu-lagu di persimpangan lampu merah Tanah Tinggi. Mereka melantunkan lagu-lagu daerah yang membuat para pengendaraan bermotor menikmati alunan lagu tersebut sambil menunggu lampu merah berganti.
Kelima musisi tradisional membagi tugas tiga orang memainkan alat musik, satu orang sebagai penyanyi dan satu orangnya meminta sumbangan kepada pengendara motor yang berhenti. Mereka mangkal meraup rejeki mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB setiap harinya.
Salah satu anggota musik tradisional asal Cilacap ini Yono (21) mengatakan penghasilan per hari dari mengamen di lampu merah Tanah Tinggi ini cukup lumayan. Bisa meraih keuntungan Rp 200 hingga Rp 300 ribu.
“Pertama mengamen kami hanya mendapat penghasilan tidak menentu hanya bisa mencapai Rp 50 ribu, namun sudah berjalan dua bulan hingga sekarang penghasilan cukup lumayan,” ungkapnya kepada tangerangonline.id, Senin (25/4/2016)
Untuk alat musik sendiri, Yono menuturkan membuat sendiri, karena alat-alatnya terbuat dari alat rumah tangga seperti baskom, tong plastik, Panji dan lainnya. Termasuk, bambu yang dijadikan angklung.
“Kami manfaatkan barang-barang dapur yang sudah tidak terpakai, untuk dijadikan alat musik kami. Kalau masalah tempat tinggal, kami satu kontrakan di tanah tinggi,” tandasnya. (ES)