Bandara

AG 2018 Jadi Momentum Tingkatkan Perkarantinaan ke Level Dunia

Published on

Perhelatan Asian Games 2018 (AG 2018) telah sampai di penghujung waktu. Sebanyak 17 ekor kuda terakhir dari 133 ekor kuda peserta cabang equestrian asal 22 negara pun hari ini, Minggu (2/9) kembali ke Liege, Belgia melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang.

Kepala Badan Karantina Pertanian, Banun Harpini menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Organisasi Kesehatan Dunia, OIE yang telah memberikan bantuan teknis bagi tindakan perkarantinaan kuda di perhelatan akbar, Asian Games 2018.

“Perlakuan tindakan karantina terhadap kuda yang sesuai dengan standar dunia sangat penting bagi sukses terselenggaranya AG 2018 khususnya pada cabang olahraga berkuda,” kata Banun, Minggu (2/9/2018).

Dirinya menyebut, pendampingan pada proses notifikasi Health Certificate, Return Health Certificate dan juga protokol karantina ke 22 negara peserta cabang olahraga berkuda telah dilakukan jauh hari sebelum pelaksanaan event.

“Dua tahun, proses persiapan telah dilakukan Kementerian Pertanian, meliputi surveilans penyakit kuda sesuai standar EDFZ sejak tahun 2016-2018 oleh Kementerian Pertanian,” jelasnya.

Sedangkan, Dinas ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian menyiapkan venue Jakarta Equestrian Park (JEP) Pulomas dengan mengatur manajemen dan pergerakan kuda yang keluar masuk wilayah DKI Jakarta dengan pemberian identifikasi untuk setiap kuda yg ada di wilayah ini.

Relokasi kawasan kuda delman yang tidak layak menjadi hal yang harus dilakukan dan juga perlakuan stamping out pada kuda yang menunjukkan seropositive suatu penyakit.

“Badan Karantina Pertanian menyiapkan persyaratan karantina hewan khusus untuk importasi temporer kuda untuk perlombaan,” terangnya.

Selain itu juga dilakukan pelarangan pemasukan kuda dari luar Pulau Jawa ke wilayah Jabodetabek, serta memperketat tindakan karantina pada importasi kuda dari negara dengan standar sudah setara dengan EDFZ. Dan untuk importasi kuda dari negara dengan standar kesehatan di bawah EDFZ dilakukan kebijakan pelarangan guna memenuhi standard yang telah ditetapkan.

Berbagai proses untuk menyelaraskan standard aturan, fasilitas, sumber daya manusia dan tindakan perkarantinaan dengan lembaga kesehatan hewan dunia terus berlanjut hingga jelang pelaksanaan AG 2018.

Sementara Konsultan OIE, Susanne Munstermann mengatakan,
Indonesia telah sukses menyelenggarakan Asian Games, pesta olahraga terbesar kedua setelah Olympiade.

Wanita asal Jerman yang telah ditunjuk khusus oleh OIE untuk mengawal kesehatan kuda peserta cabang olahraga ketangkasan berkuda, equestrian di Asian Games ini juga menyebutkan Indonesia patut berbangga telah sukses menyelenggarakannya. Ia juga menyebut, Karantina Pertanian sempurna dalam melaksanakannya bahkan melebihi ekspetasinya.

“Negosiasi dengan negara peserta dapat dilakukan dengan baik, terutama dengan negara dengan aturan tertutup namun Karantina Indonesia dapat melakukannya dengan execellent. Saya merasa ada banyak visi ke depan, saya sangat senang jika kedepan dapat bergabung dan berbagi pengetahuan dalam tindakan karantina khusus,” jelasnya.

Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta dan pihak swasta telah mengeluarkan banyak biaya dan energi untuk mencapai pengakuan EDFZ saat AG 2018, Susanne berharap para pihak dapat melanjutkan proses ini agar dapat mempertahankan dengan berkonsultasi ke Dr. Wahida Maghraby (Atase Pertanian KBRI di Brussel) di Komisi Uni Eropa.

Hal ini menjadi penting, agar kedepan Indonesia menjadi peserta, penyelenggara bahkan menjadi pusat kompetisi berkuda berkelas dunia.

“Kerjasama dengan laboratorium rujukan OIE untuk penyakit kuda yang telah dijalin selama AG 2018 bakal terus dilanjutkan Badan Karantina Pertanian, Asian Games memberikan momentum untuk meningkatkan kapasitas layanan perkarantinaan ke level yang lebih tinggi,” pungkas Banun. (Rmt)

Exit mobile version