Berita

Warga Bisa Dapatkan Kompos Gratis Dari UPT TPA Rawa Kucing

Published on

Setiap hari, Unit Pelayanan Teknis (UPT) Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing, Kota Tanggerang mengolah 15 Ton sampah organik untuk dijadikan kompos.

Hal itu dikatakan oleh Diding Sudirman, Kepala UPT TPA Rawa Kucing Kota Tangerang, yang mana untuk membuat kompos tersebut. Unit Pengolah Sampah Organik (UPSO) TPA Rawa Kucing harus mengelola sampah organik terlebih dahulu sebelum dijadikan kompos.

“Itu kompos sejalan dengan program Kampung Tematik yang digagas oleh Pemkot Tangerang. Dan semua kompos yang didistribusikan oleh kita itu secara cuma-cuma atau gratis kepada masyarakat,” kata Diding saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (17/1/2019).

Diding mengatakan, pembuatan kompos tersebut dalam tahap pembuatanya itu tergantung cuaca, apabila cuaca buruk, kompos hanya menghasilnya setengah dari hasil per-hari.

“Nah, itu semua nantinya didistribusikan ke seluruh warga dari 114 kelurahan yang ada di Kota Tangerang,” ujarnya

Diding menjelaskan, kompos yang dibuat tersebut juga hanya didistribusikan untuk warga Kota Tangerang saja. Dikarenakan, pembuatan kompos tersebut memakai anggaran Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang

“Warga dari luar Kota Tangerang seperti Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tidak diberikan,” terangnya

Untuk warga yang ingin meminta kompos gratis tersebut, kata Diding, warga hanya membikin surat keterangan dari RT lalu ke – Kelurahan direkomendasikan ke TPA Rawa Kucing ini dengan proses selama tiga hari.

“Tapi kalau misalkan dari kelurahanya sendiri tidak memberikan rekomendasi, langsung kesini aja. Jadi memang prosedurnya seperti itu. Proses tiga hari, kalau komposnya ada ya langsung kita kasih jadi tak usah nunggu tiga hari,” paparnya

Diding menambahkan, permintaan kompos gratis juga dimaksimalkan, seperti kelompok RT itu 10 karung. Namun, apabila lebih besar lagi kebutuhanannya bisa mencapai 30 karung per-hari.

“Kalau permintaan bisa mencapai 20 ton per-hari. Akan tetapi ada tahapan untuk menggilirnya, supaya tidak berantakan. Nah kita juga lihat siapa yang lebih membutuhkan atau yang disebut di prioritaskan, yang kami prioritaskan itu untuk Kampung Tematik dan Sekolah Adiwiyata,” tukasnya. (Amd)

Exit mobile version