Berita

Gotong Royong Bedah Rumah Warga Miskin di Banyu Asih Mauk

Published on

Warga Kampung Brusaha RT 03/ 01, Desa Banyu Asih, Kecamatan Mauk, bergotong royong membagun rumah tidak layak huni milik Haerudin, seorang duda miskin yang menghidupi 3 orang anaknya masih kecil.

Camat Mauk Arif Rahman Hakim mengatakan, bantuan yang diberikan kepada Haerudin berupa bantuan sementara, agar rumah Haerudin bisa lebih layak untuk ditempati. Pasalnya rumah Haerudin sudah sangat memprihatinkan, bahkan nyaris roboh dan bisa membehayakan penghuninya.

Menurut Arif, Haerudin ini merupakan seorang buruh tani, yang berjuang sendiri menghidupi 3 anaknya yaitu Lulu (12), Maylusi (10), dan Abi (8).

“Kami sudah berkordinasi dengan Kepala Desa dan warga setempat untuk bergotong royong memperbaiki rumah Haerudin agar lebih layak huni, karena saat ini kondisinya urgent. Nanti kedepannya Haerudin ini akan didaftarkan ke Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), agar rumahnya bisa lebih bagus lagi,” ucapnya, Senin (23/9/2019).

Selain memberikan bantuan berupa bahan material dan logistic kepada Haerudin. Camat Mauk juga mengatakan, pihaknya berkordinasi dengan Kepala Sekola SDN Banyu Asih, karena Lulu dan Maylusi sudah 2 bulan berhenti (putus sekolah). Arif juga berharap, kedepannya bantuan-bantau yang diberikan oleh Kabupaten Tangerang dan Kecamatan Mauk bisa benar-benar lebih tepat sasaran.

“Dua anaknya ini diketahui sudah 2 bulan berhenti sekolah. Kami sudah berbicara dengan Kepsek agar sianak ini bisa sekolah lagi, semoga kedepnnya warga yang menerima bantuan, benar-benar warga yang tidak mampu, agar tidak ada lagi warga yang belum mendapatkan bantuan,” harapnya.

Haerudin sangat berterima kasih kepada seluruh warga yang memberikan bantuan kepada dirinya. Haerudin mengaku, kondisinya tidak begitu baik, karena penghasilan yang didapat berkurang pasca musim kemarau.

“Keseharian saya bekerja sebagai buruh tani, tetapi karena kondisinya lagi kemarau panjang jadi pendapatannya juga berkurang. Alhamdulillah, Pak Camat, Pak Kades dan warga ikut membantu saya, saya sangat senang dan bersyukur, semoga kebaikan mereka semua di balas oleh Allah SWT, “ harapnya.

Haerudin mengaku, dirinya sangat sedih karena anaknya sudah 2 bulan tidak sekolah karena kekurangan biaya, menurut Haerudin, walaupun SD itu gratis, tetapi biaya untuk jajan dan keperluan lainnya tetap harus ada.

“Sebenarnya saya juga tidak tega, kalau anak-anak harus berhenti sekolah, tetapi kalau mereka tidak memiliki bekal uang juga kasihan, tetapi tadi kata Pak Camat anak-anak harus sekolah lagi,” ucapnya. (Sam)

Exit mobile version