Berita
Pemkot Beri Ruang Kaum Difabel Berkarya
Kaum difabel identik dengan kelompok masyarakat termarjinalkan. Dalam berbagai ruang, mereka sering terlupakan. Padahal, jika diberi kesempatan dan dibina, kreativitas dan produktivitas warga berkebutuhan khusus ini bisa diadu dengan warga pada umumnya.
Tengok saja Komunitas Tim Usaha Mandiri Jaringan Disabilitas (Tuman Jasa). Sesuai dengan namanya, komunitas ini berbasis kemandirian. Mereka tidak mau bergantung kepada pihak lain.
Di komunitas ini, mereka berkarya dan berdaya. Hasilnya, usaha kedai kopi dan percetakan sudah dimiliki. Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah pun mengapresiasinya. “Kaum difabel juga bisa berusaha secara mandiri, ada Kopi Tuman Jasa, terus ada percetakan juga yang dihasilkan,” ungkapnya.
Wali kota menambahkan, hadirnya Tuman Jasa membuktikan, kaum difabel sebetulnya lebih banyak membutuhkan ruang untuk mencapai kemandirian. “Semoga ke depan, Tuman Jasa bisa menjadi brand kebanggaan Kota Tangerang,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Tangerang, Suli Rosadi, menjelaskan, Tuman Jasa berada di bawah binaan Dinas Sosial dan bermitra dengan Koperasi Kita sebagai pemodal sekaligus badan hukum usaha. Tuman Jasa adalah komunitas dari kaum difabel yang melakukan suatu usaha. Dengan dibantu Komunitas Paperta sebagai pelatih sablon kaos Tuman Jasa. “Selain Tuman Jasa, ada Saka Bina Sosial dari anggota Pramuka. Pramuka kami dorong untuk menularkan rasa peduli sosial terutama generasi muda,” papar Suli.
Pada dasarnya, lanjut Suli, kehadiran Pemkot Tangerang melalui Dinsos untuk memberi motivasi agar dalam diri kaum difabel tumbuh kepercayaan dan keyakinan diri bahwa mereka bisa. Selain itu, pihaknya juga memfasilitasi untuk membuka usaha. “Sejauh ini sudah berjalan dan yang mencetak juga betul-betul kaum difabel,” terangnya.
Ke depan Dinsos ingin membantu mereka memberikan fasilitas yang dapat menunjang agar mereka bisa benar-benar mandiri tanpa perlu intervensi Dinsos lagi. “Jadi mereka tau harus bertindak seperti apa ke depannya sudah tahu,” jelasnya.
Suli menegaskan, ketika diarahkan, kaum difabel dalam bidang tertentu justru memiliki kelebihan ketimbang orang normal. “Kaum difabel ini ketika diarahkan, mereka ternyata lebih teliti dan fokus, makanya ke depan kami harapkan Tuman Jasa mampu menampung 70 persennya adalah kaum difabel untuk bekerja,” jelasnya.
Salah seorang pendamping Tuman Jasa, Adi Suwanto, menyampaikan terima kasihnya kepada Pemkot Tangerang karena telah memberi kesempatan untuk menunjukkan hasil karya mereka. “Kami sudah diikutsertakan dalam kegiatan pameran di Tangerang Great Sale di Metropolis beberapa waktu lalu,” jelasnya.
Ia menyatakan, dukungan yang diberikan oleh Pemkot Tangerang memengaruhi optimisme dan semangat anggota Tuman Jasa. Apalagi ketika wali kota turut hadir meresmikan. “Kami senang sekali, itu hadiah terindah buat kami. Apalagi di souvenir ada tanda tangan Pak Wali dan Pak Wakil,” jelasnya. Namun begitu Adi menjelaskan, karena bersifat mandiri, pihaknya tidak ingin terlalu menggantungkan diri kepada pemerintah, apalagi dari segi pendanaan.
“Kami untuk sementara cukup didukung pekerjaan aja dan kesempatan, misalnya kalau ada event lagi, cukup ikut libatkan kami, kan lumayan bisa sekalian promosikan produk kami,” jelasnya. Ibarat nelayan, Tuman Jasa menginginkan diberi pancing, bukanlah ikan. Untuk diketahui, kedai kopi dan percetakan Tuman Jasa ada di di Lantai 2 Gedung Harmoni Kota (Harkot), Jalan Raya Merdeka No.53, Cimone, Kecamatan Karawaci. (ADV)