News Update

Warga Geram, Menjelang Ramadhan Gas 3 Kg di Patia Pandeglang Melambung Tinggi

Published on

Harga gas elpiji 3 kilogram di desa Surianeun, Kecamatan Patia, Kabupaten Pandeglang melambung tinggi. Meski dekat dengan pangkalan gas elpiji, warga sekitar mesti membeli gas bersubsidi itu dengan harga selangit yakni Rp30 ribu. Padahal diiketahui gas elpiji 3 kilogram itu harga eceran tertinggi (HET) di pangkalan berkisar Rp16 ribu.

Salah seorang warga Desa Surianeun, Kecamatan Patia, Agus mengaku kesal dengan tingginya harga gas elpiji bersubsidi tersebut. Pasalnya, kata Surianeun, padahal   di desa tersebut terdapat pangkalan gas elpiji.

“Padahal di wilayah Surianeun ada pangkalan gas elpiji 3 kilogram, tapi harganya tetap mahal dan tidak jelas. Ada yang Rp28 ribu ada juga yang Rp30 ribu,” katanya . Kamis (8/4/2021).

Mirisnya, lanjut Agus, meski terdapat pangkalan gas elpiji, warga sekitar tidak diperbolehkan membeli langsung ke pangkalan sesuai HET. Sementara saat membeli ke pengecer atau warung-warung pedagang bisanya membandrol gas itu cukup mahal hingga Rp30 ribu.

“Padahal pangkalan sangat dekat, tapi tetap saja harganya sangat mahal. Tentu saja kondisi ini mencekik kami, bagaimana tak mencekik harganya dipenjual sangat tinggi sekali,” keluhnya.

Sementara Kades Surianeun, Buang tak menampik bahwa di wilayahnya ada agen atau pangkalan gas elipiji 3 kilogram. Namun meski demikian, harga gas elpiji tetap mahal.

Selain mahal ungkap Buang, warga juga kerap mencari gas tersebut hingga keluar desa karena selain mahal harganya sering terjadi kelangkaan.

“Iya banyak keluhan dari warga, sudah mahal ditambah tidak ada (langka). Kadang warga banyak nyari ke luar Desa dan bahkan Kecamatan, padahal di Surianeun ada agen tabung,” tutupnya. (Dan)

Exit mobile version