Berita

Pentas Wayang Orang, Kasau Perankan Tokoh Resi Abiyasa Bawa Pesan Nilai Pancasila

Published on

Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, turut meramaikan pementasan wayang orang lakon “Pandawa Boyong” yang digelar di Teather Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Minggu malam (15/1/2024).

Wayang Orang, digelar dalam rangka memperingati hari Dharma Samudera TNI Angkatan Laut (TNI AL) yang jatuh pada 15 Januari 2023.

Dalam kisah jagad pewayangan, Resi Abiyasa, adalah putra Dewi Setyowati dan Palasara, yang memiliki sifat pandai, cerdas, bijaksana, sholeh, dan berwibawa. Resi Abiyasa juga seorang pertapa, ahli pengobatan, berumur panjang dan memiliki ilmu kesaktian yang tinggi.

Pementasan wayang orang Padawa Boyong, menurut Kasau, merupakan simbol soliditas TNI/Polri sebagai alat pertahanan keamanan negara. Selain itu juga pentingnya kita dalam melestarikan budaya Indonesia (wayang orang) yang bernilai tinggi.

“Secara pribadi saya mencintai budaya Indonesia, khususnya Jawa. Makna dibalik pementasan ini, kita dapat mengetahui karakter seseorang, bahwa karakter baik akan di tempat yang baik, dan karakter tidak baik juga akan berada di tempat yang tidak baik, apalagi dengan maksud yang tidak baik,” bebernya dalam keterangan dari Dispenau, Senin (16/1/23) di Jakarta.

Lakon “Pandawa Boyong”, menceritakan kepindahan (boyong) lima kesatria bersaudara Pandawa dari negeri Alengka yang dikuasai Kurawa ke negeri Astinapura.

Kepindahan tersebut, untuk memerdekakan diri dari kekuasaan Kurawa. Para kesatria Pandawa yang terdiri dari Putadewa, Bimasena, Arjuna, Nakula, Sadewa, harus berperang melawan Kurawa yang jumlahnya jauh lebih besar dan persenjataan lebih lengkap.

Dalam peperangan itu, akhirnya kesatria Pandawa dapat mengalahkan Kurawa.

Pergelaran ini juga melibatkan beberapa pejabat TNI, yakni dari TNI AD, TNI AL, TNI AU dan Polri, serta 450 prajurit TNI AL.

Makna yang terkandung dalam cerita “Pandawa Boyong”, adalah pesan moral tentang penghayatan, dan pengamalan Pancasila secara lebih luas. Makna tersebut digambarkan oleh sifat-sifat yang melekat pada sosok lima kesatria Pandawa.

Puntadewa memiliki sifat religi sebagai simbol sila pertama Pancasila Ketuhanan YME, Bimasena yang adil dan penuh rasa kemanusiaan, representasi sila ke dua Pancasila. Arjuna mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan yang dinyatakan dalam sila ke tiga Pancasila.

Nakula yang demokratis merepresentasikan sila ke empat Pancasila, dan Sadewa yang welas asih simbol sila ke lima, Pancasila.

Dalam pementasan ini, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono memerankan tokoh Bima Sena, Veronica Yudo Margono, sebagai Dewi Nagagini,
Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman sebagai Batara Guru, Kasal Laksamana TNIi Muhammad Ali sebagai Batara Baruna dan Kapolri, Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, berperan sebagai Puntadewa.(rls/MRZ)

Exit mobile version