Hari Kartini diperingati pada tanggal 21 April setiap tahunnya. Peringatan ini bertujuan untuk mengenang sosok Raden Ajeng (R.A) Kartini, seorang pahlawan nasional Indonesia yang dikenal sebagai pelopor perjuangan emansipasi wanita di Indonesia.
Tanggal 21 April merupakan kelahiran R.A Kartini tepatnya pada tahun 1879. Pada tahun 1964 lalu, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 21 April sebagai Hari Kartini yang merupkan bentuk penghormatan terhadap perjuangan dan dedikasi Kartini.
Peringatan Hari Kartini dapat dijadikan momen untuk merenungkan perjuangan R.A Kartini dan meneruskan semangatnya.
Kekinian, perempuan Indonesia telah mencapai banyak kemajuan dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan, ekonomi hingga politik. Akan tetapi, masih ada tantangan yang harus dihadapi dalam mencapai kesetaraan gender yang sejati.
Dalam beberapa tahun terakhir, isu pengarusutamaan gender (PUG) juga mendapat perhatian khusus dari berbagai instansi pemerintahan, tak terkecuali Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC), Kementerian Keuangan.
DJBC sendiri membuka lebar kesempatan yang sama dalam berbagai penugasan tanpa mengenal gender. Salah satunya adalah di Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai Tipe C Soekarno-Hatta.
Di Bea Cukai Soekarno-Hatta ada 3 Srikandi yang bertugas di bidang pengawasan dan telah memberikan kontribusi luar biasa dalam memerangi peredaran narkotika yang masuk melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta). Mereka adalah, Yessica, Ferda, dan Anis.
Sejak 2 tahun terakhir, ketiganya bertugas tak kenal waktu melakukan analisis terhadap semua barang yang masuk melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Dengan kecerdasan, kecermatan, ketelitian dan dedikasi yang luar biasa dalam bertugas, ketiganya berhasil dalam menindak berbagai jenis narkotika seperti, Methamphetamine (Sabu), Kokain, Marijuana, Ketamine, dan bahan baku narkotika yang berpotensi merugikan masyarakat.
Sejumlah pengungkapan yang berhasil diungkap diantaranya adalah dua pabrik rumahan narkotika atau sering didengar dengan istilah Clandestine Laboratory di Semarang dan Jakarta di awal tahun 2024 lalu.
Saat ditanya mengenai suka duka dalam bertugas, Ferda dan Yessica kompak menjawab bahwa harus selalu siaga dan siap overtime, tak jarang mereka juga harus pulang dini hari karena melakukan pengembangan kasus.
Namun segala lelah yang dirasa langsung sirna ketika berhasil menyelesaikan tugas.
Sebagai seorang wanita, melaksanakan tugas yang identik dengan pegawai pria tentunya memiliki tantangan tersendiri.
Namun, tiga srikandi ini menikmati kondisi pekerjaan yang menantang dan menegangkan, terutama saat melakukan penindakan yang justru mereka anggap memberikan pengalaman baru yang tak ternilai.
Dengan bimbingan senior dan lingkungan kerja yang mendukung, mereka berhasil menyelesaikan berbagai penugasan yang diberikan serta membuktikan bahwa ketangguhan dan keberanian tidak tergantung pada gender.
“Menjadi seorang petugas Bea Cukai harus siap ditugaskan dimana saja. Apapun tugas yang diberikan kepada kita harus dilaksanakan dengan kemampuan terbaik dan penuh tanggung jawab,” ungkap Anis saat dijumpai di Bandara Soetta, Tangerang, Minggu (21/4/2024).
Di momen Hari Kartini ini, diharapkan dapat mengakui peran penting wanita dalam berbagai bidang pekerjaan dan memperjuangkan kesetaraan gender dalam semua lapisan masyarakat.
Dengan menghargai prestasi mereka, menggugah semangat kesetaraan dan keberanian bagi semua wanita untuk mengejar impian mereka dalam berbagai bidang.
Semoga kisah 3 Srikandi ini menjadi inspirasi bagi generasi wanita selanjutnya untuk berani berkontribusi dan mengubah dunia menjadi tempat yang setara bagi semua. (Rmt)