Opini
78 Tahun Angkatan Udara: Sukses Jalankan Misi Kemanusiaan dari China hingga Palestina
Oleh: MIRZA
MISI kemanusiaan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) mulai dari Wuhan, China hingga kawasan Palestina yang sedang membara dilanda perang, tidak semudah yang dibayangkan.
Lika-liku yang mendebarkan mewarnai operasi militer kemanusiaan TNI AU. Jalur Gaza, Palestina merupakan zona konflik antara Palestina dengan Israel selama bertahun-tahun tak kunjung usai.
Indonesia bersama Yordania, Prancis, Inggris, Uni Emirat Arab, Mesir, Maroko, Belgia, Belanda dan Jerman menjalankan misi kemanusiaan dengan mengirim bantuan ke Palestina.
Foto : Pesawat C-130J Super Hercules TNI AU meluncurkan bantuan logistik untuk rakyat Palestina dari atas udara di selatan Gaza
Atas perintah Presiden RI Joko Widodo dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Indoensia mengerahkan Pesawat C-130J Super Hercules milik TNI AU.
Pesawat itu mengangkut bahan-bahan kebutuhan pokok untuk rakyat Palestina yang dikemas dengan menggunakan 900 Payung Utama Orang (PUO), didistribusikan dengan metode “air drop” atau diterjunkan dari atas pesawat dengan sandi “Solidarity Path Operation”.
Bantuan itu diberangkatkan dari Pangkalan Udara King Abdullah II di Zarqa, Yordania menuju titik penerjunan di selatan Gaza, transit di Myanmar, India dan Saudi Arabia untuk melakukan pengisian bahan bakar.
Untuk melancarkan misi kemanusiaan, TNI AU bekerjasama dengan Angkatan Udara Kerajaan Yordania (RJAF). Sebanyak 20 paket logistik yang masing-masing seberat 160 kilogram itu diluncurkan dari udara Gaza.
Ketika logistik itu terlepas dari tali dalam pesawat lalu meluncur menuju daratan di selatan Gaza. Rakyat Palestina berlarian menjemput paket logistik yang mendarat dengan payung-payung kecil itu.
Jalur Gaza adalah sebuah kawasan yang terletak di pantai timur Laut Tengah bagian dari wilayah negara Palestina, berbatasan dengan Mesir di sebelah barat daya dan Israel di sebelah timur dan utara.
“Yang paling menantang adalah kita tidak pernah melihat medannya seperti apa. Kemudian kami, pada saat berangkat itu sudah diingatkan bahwa daerah itu adalah daerah operasi dan itu sedang aktif sehingga kemungkinan besar terjadi jaming radio, jaming navigasi. Itu sangat mungkin terjadi dan itu terjadi” jelas Kolonel Pnb Noto Casnoto yang memimpin misi kemanusiaan di Palestina saat menceritakana pengalamannya di Jakarta.
Dalam mengemban misi ini, TNI AU sudah siap dengan segala pola operasi, sehingga sempat menerbangkan Pesawat C-130J Super Hercules secara manual, karena sinyal “Global Positioning System” (GPS) tiba-tiba menghilang. Hal itu membuat crew pesawat harus mapping (melakukan pemetaan) secara manual untuk kemudian menerbangkan secara konvensional.
“Kita dikasih window time (interval waktu), take off sesuai urutan (negara) masing-masing dan sudah diberi time table-nya (daftar waktu). Dari poin ke poin itu, kita harus benar-benar disiplin, menjaga jarak antar pesawat itu, dengan jarak lima menit. Tidak boleh terlalu dekat dan tidak boleh terlalu jauh. Saat masuk droping area juga sama dan berkoordinasi dengan controller sehingga bisa masuk ke clear area,” tutur Mission Commander Kolonel Noto.
Kolonel Noto yang kesehariannya menjabat Komandan Wing I Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta bersama timnya, berhasil mengangkut 14 ton logistik dengan 26 personel gabungan. Penerjunan logistik dilakukan sekali droping (air droping logistic) yang berlangsung selama 14 hari sejak 29 Maret 2024.
“Terimakasih atas kerjasama semua pihak yang terlibat dalam kolaborasi yang baik antara TNI dengan tentara Yordania,” ucap Noto.
Misi kemanusiaan usai dijalankan. Pesawat TNI AU kembali mendarat di Yordania dan langsung bertolak ke tanah air dan pada Kamis malam, 11 April 2024, Pesawat C-130J Super Hercules mendarat di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Kedatangannya disambut Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, Kepala Staf Angkatan Udara dan para Kepala Staf Angkatan lainnya. Sebanyak 27 prajurit TNI AU mendapatkan penghargaan “Dharma Pertahanan” dari Panglima TNI.
“Saudara-saudara telah berhasil menjadi duta bangsa Indonesia dalam upaya negara membantu penderitaan rakyat Palestina, “ ucap Panglima TNI.
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Prajurit TNI AU atas capaian yang telah dilakukan dalam mengemban misi-misi kemanusiaan di Palestina.
“Saya mengapresiasi dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh prajurit TNI AU atas profesionalitas, dedikasi dan militansi dalam setiap pelaksanaan tugas. Saya bersyukur dan bangga terhadap capaian Prajurit TNI AU yang telah berhasil melaksanakan misi bantuan kemanusiaan dengan menggunakan Pesawat C-130J Super Hercules ke Palestina baru-baru ini,” kata Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto.
“Keberhasilan kemampuan diplomasi kemanusiaan khususnya TNI di kancah internasional merupakan salah satu wujud kemampuan TNI dalam interprobabilitas dengan militer negara lain,” kata Panglima TNI Agus Subiyanto ketika menjadi Inspektur Upacara Hari Ulang Tahun (HUT) TNI AU ke-78, Senin, 22 April 2024 di Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta
*Misi TNI AU Evakuasi WNI dari Wuhan Cegah Covid-19*
Operasi militer kemanusiaan TNI AU dilaksanakan bukan hanya untuk keselamatan warga negera Indonesia, tetapi juga untuk warga negara lain yang memerlukan bantuan. Pelaksanaan misi kemanusiaan dilakukan mulai dari Wuhan, China sampai Afghanistan, dan Palestina.
Ketika maraknya virus corona yang dikenal dengan istilah Covid-19, disiapkan pesawat Hercules C-130 A-1315 berasal dari Skadron Udara 33, Boeing 737 AI-7304 dari Skadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanudin Makassar, dan Boeing 737 A-7306 dari Skadron Udara 17 Lanud Halim Perdanakusuma.
Prajurit dari Lanud Raja Haji Fisabilillah, Lanud Hang Nadim, Lanud Raden Sadjad, Dispenau, Yonkes TNI AU, dan Yonko 465 Paskhas disiagakan untuk membantu evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) di Wuhan, China.
Saat itu, Januari 2020, data pemerintah Tiongkok menyebutkan bahwa terdapat 5.997 orang di China dinyatakan positif terkena virus Covid-19, termasuk delapan orang di Hong Kong, tujuh di Makau, dan delapan di Taiwan.
Presiden Joko Widodo memerintahkan Panglima TNI untuk menjemput WNI yang ada di Wuhan. Presiden mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2019 yang menginstruksikan 20 kementerian terkait evakuasi tersebut.
Pada Minggu, 2 Februari 2020, pesawat Batik Air dengan jenis Airbus A330-300 berkapasitas 400 orang berhasil mengangkut 238 WNI dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China dan tiba di Bandara Hang Nadim Batam. Sebelumnya berjumlah 245 orang, namun 7 orang yang tidak bisa diberangkatkan, mengingat ada empat orang yang tidak ingin dievakuasi dan empat lainnya tidak lolos observasi kesehatan.
Turun dari pesawat komersial mereka langsung masuk kedalam tiga pesawat TNI AU menuju Rumah Sakit TNI di Natuna. Pemerintah menerapkan standar kesehatan dari badan kesehatan dunia atau World Organization Health (WHO). Hal itu berdasarkan perintah Presiden Joko Widodo dan Panglima TNI.
Tak cukup sampai disitu, TNI AU terus berperan aktif dalam melawan virus Covid-19 yang berlangsung hampir beberapa tahun dengan menerapkan Protokol Kesehatan terkait dengan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) baik di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran maupun di Rumah Sakit Angkatan Udara di seluruh Indonesia. OMSP adalah amanah dari UU No 34 Tahun 2004 tentang TNI.
TNI AU juga pernah menjemput bantuan logistik kesehatan Covid-19, pada 21 Maret 2021 dengan rute penerbangan Malang-Natuna-Hainan-Sanghai.Dua hari kemudian pesawat itu kembali ke tanah air dengan membawa bantuan kesehatan seberat 9 ton untuk penanganan Covid-19 di Indonesia.
*TNI AU Evakuasi WNI di Afghanistan*
Ketika Afghanistan sedang bergejolak, TNI AU juga menyelamatkan warganya di sana dari konflik peperangan. Pesawat TNI AU dengan tanda panggil “Kencana Zero Four” dengan Tail Number A-7305 diterbangkan menuju Kabul, Afganistan, dengan jarak tempuh 12 jam penerbangan. Situasi keamanan yang tidak menentu di Afghanistan menjadi tantangan tersendiri bagi 12 prajurit TNI AU dari Skadron Udara 17 untuk menyelamatkan WNI di sana.
Untuk melancarkan misi kemanusiaan TNI AU melakukan koordinasi dengan sejumlah negara untuk meminta izin melintas termasuk dengan Fakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organzatiio/NATO). Hal itu dilakukan mengingat ruang udara Afghanistan menjadi otoritas internasional, termasuk untuk izin mendarat di Bandara Internasional Hamid Karzai, di Kabul.
Tiba di Bandara Kabul, rintangan pun menghadang, alat pemandu pendaratan di bandara tidak berfungsi. Sehingga Pilot TNI AU memutuskan untuk mendarat secara visual. Dengan keterampilan Pilot TNI AU, semua itu bisa berjalan lancar dan dapat mendarat dengan mulus.
“Kita merencanakan 30 menit pesawat ada di darat untuk memberikan kesempatan WNI naik pesawat. Namun, akhirnya menjadi dua jam, karena ada urusan administrasi, namun semua bisa dilalui dengan baik,” terang Kadispenau saat itu yang dijabat Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah, pada Agustus 2021, kepada tangerangonline.id.
Itulah beberapa kisah perjuangan dan misi kemanusiaan TNI AU yang heroik. Selama 78 tahun pengabdiannya, TNI AU telah membuktikan diri dan senantiasa mampu menjadi garda terdepan bangsa dalam menjaga kedaulatan negara dan kehormatan bangsa di udara.
“Saya menyampaikan rasa hormat, rasa bangga dan apresiasi tertinggi kepada para pendahulu yang telah membangun TNI Angkatan Udara serta mengorbankan jiwa raganya dengan tulus ikhlas dalam menjalankan tugas pengabdian kepada bangsa dan negara,” tutur Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI M Tonny Harjono, pada hari jadi TNI AU Ke-78, 22 April 2024 di Yogyakarta.
Seiring dengan kemajuan dan tantangan zaman, TNI Angkatan Udara menghadapi tantangan yang semakin kompleks dan dinamis. Meski sulit, segenap prajurit TNI Angkatan Udara, telah membuktikan mampu meneruskan perjuangan para pendahulu dalam menjalankan tugas yang diamanahkan.
Marsekal TNI M Tonny Harjono mengajak segenap generasi penerus TNI Angkatan Udara, untuk terus mengasah diri dan menambah wawasan serta terus menumbuhkan semangat juang untuk memberikan pengabdian terbaik kepada bangsa dan negara melalui TNI Angkatan Udara.
“Dirgahayu TNI Angkatan Udara. Mari kita wujudkan TNI Angkatan Udara yang Adaptif, Modern, Profesional, Unggul dan Humanis (AMPUH). Salam Swa Bhuwana Paksa,” ucap Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI M Tonny Harjono.