Berita

Dituding Turki Terkait Gulen, Kharisma Bangsa Pamulang: Menteri RI tak Tutup Sekolah Kita

Published on

Pemerintahan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan melalui Kedubes Republik Turki di Jakarta merilis sembilan sekolah di Indonesia memiliki keterkaitan dengan Fetullah Gulen, yang dituduh mendalangi kudeta gagal atau berhubungan dengan NGO Pacific Countries Social and Economic Solidarity Association (PASIAD). Salah satunya, Kharisma Bangsa Bilingual Boarding School di Pondok Cabe, Pamulang, Kota Tangerang Selatan.

Menanggapi permasalahan tersebut, Kepala Sekolah Kharisma Bangsa, Sutirto menilai Kedubes Turki terlalu berlebihan. Sekolah Kharisma Bangsa yang berada di Jalan Terbang Layang No 21, Pondok Cabe ini, ditegaskan Sutirto tidak memiliki hubungan kelembagaan dengan PASIAD dan tidak terlibat persoalan politik di Turki dikarena hanya concern dalam pendidikan.

Meski kabar tersebut telah meluas, dikatakannya, hal itu tidak mengganggu aktivitas belajar mengajar. Namun, dengan adanya kabar tersebut, dia juga menyebutkan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy langsung mengunjungi sekolah yang dipimpinnya.

“Kebetulan pak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bersama pak Mathoda (Kepala Dinas Pendidikan Tangsel) datang mengunjungi. Kita juga sudah komunikasi, beliau (Muhadjir Effendy) menyatakan, hal itu terlalu berlebihan bahwa pemerintah tidak akan menutup sekolah kita,” kata Sutirto saat dihubungi tangerangonline.id, Jumat (29/7/2016).

Dia juga menjelaskan, kerja sama antara pihak Sekolah Kharisma Bangsa dengan NGO Pasiad sudah 2 tahun lalu putus kontrak. Namun bukan karena tuduhan jaringan teroris melainkan karena masa kontrak yang sudah habis.

“Meski dulu kita kerja sama, Pasiad juga ada payung hukum dari Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan),” jelasnya.

Meski telah berhenti kerja sama dengan NGO Pasiad untuk kegiatan belajar mengajar, pihak yayasan tetap membutuhkan tenaga pengajar dari Turki. “Perlu diketahui, sekarang kami masih bekerja sama dengan warga negara Turki yang jadi guru tapi kita kerja samanya bukan lewati Pasiad  tapi secara individu saja. Jadi kita masih pilih mereka (WNA) yang masih dibutuhkan untuk tenaga pengajar” ujarnya.

Diketahui, sekolah Kharisma Bangsa telah bekerja sama denngan NGO Pasiad sejat tahun 2006 hingga 2014, sebelum terjadinya kudeta Turki. (Abi)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version