Berita
Bantah Terkait Gullen, Rektor Tegaskan tak Ada Alasan Tutup UIN
Setelah dilansirnya pemberitaan terkait permintaan kedubes Turki terhadap Indonesia untuk menutup Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN Jakarta), Dede Rosyada selalu rektor perguruan tinggi milik pemerintah itu angkat bicara. Ditegaskannya, hal tersebut bukan wewenang rektorat melainkan wewenang Pemerintah RI sendiri.
“Saya kira kalau penutupan kampus UIN, bukan kewenangan mereka, tapi kewenangan pemerintah RI sendiri, dan sampai kini tidak ada alasan penutupan kampus UIN, yang ada sedang berusaha memajukan UIN,” ujar Rektor UIN Jakarta, Dede Rosyada saat dihubungi melalui pesan whatsapp oleh redaksi tanggerangonline.id, Sabtu (30/07/16).
Dirinya menjelaskan bahwa memang pihak UIN Jakarta mengadakan kerja sama dengan Fathulah Gullen Chair (FGC), namun selama kerja sama itu berlangsung tidak ada yang dihasilkan melainkan hanya isu-isu yang membuat UIN buruk citranya di publik.
“Tapi kalau yang dimaksud adalah penutupan atau penghentian kerjasama UIN Jakarta degan Fathullah Ghullen Chair (FGC), itu sudah dilakukan sejak April 2016,” tambah pria yang menempuh program post Doctoral di Universitas McGill Kanada.
Beberapa alasan mengapa pihak UIN Jakarta menghentikan kerjasamanya, dari hasil evaluasi yang dilakukan, produktivitas kerjasamanya tidak ada yang dihasilkan dari segi pengembangan ilmu atau publikasinya.
“Hasil evaluasi menunjukkan selama 7 tahun ada FGC blm ada hasil yang signifikan terhadap pengembangan ilmu dan publikasinya, oleh sebab itu kita close,” pungkas Dede Rosyada yang sekaligus menjabat sebagai anggota KAHMI UIN Jakarta. (Har)