“Simulasi Penanggulangan Episenter Pendemi Influenza akan terselenggara pada 19-20 September, Simulasi ini mencakup semua komponen dalam manajemen risiko pandemi dengan pendekatan Whole Society. Artinya, simulasi ini melibatkan seluruh komponen dan lintas sektor, mulai dari tingkat pusat hingga masyarakat,” ujar Nila.
Ia menambahkan, salah satu tujuan diselenggarakannya simulasi ini adalah untuk menguji kemampuan pemerintah di tingkat pusat, provinsi, kabupaten hingga masyarakat lokal dalam memberi respons yang cepat dan tepat ketika sinyal pandemi influenza muncul. Simulasi ini juga diselenggarakan untuk menguji efektivitas protokol dan rencana kontijensi maupun operasional yang akan digunakan untuk penanggulangan episenter.
“Daerah Tangerang Selatan dan Tangerang dipilih karena kasus pertama flu burung di Indonesia pada 2005 lalu terjadi di Tangerang. Meski diselenggarakan di Tangerang Selatan, simulasi ini dapat diadaptasi oleh provinsi maupun kabupaten lain di Indonesia,” katanya.
“Dalam hal ini sempat disampaikan, Simulasi ini juga mendapatkan dukungan penuh dari World Health Organization (WHO). Ketua Tim Kedaruratan Kesehatan WHO untuk Indonesia Kwang Il Rim mengatakan latihan simulasi merupakan alat efektif untuk menguji dan melakukan evaluasi kapasitas yang telah ada.
“Untuk dapat melakukan mitigasi dampak dan melakukan pengendalian kedaruratan, kesiapsiagaan adalah kuncinya, karena kita tidak tahu sakit apa yang akan menimpa kita besok, sehingga kita perlu bersiaga,” terangnya.(Arf)