Connect with us

UI-Unhan Seminar Bersama Bahas Krisis Semenanjung Korea

Agenda

UI-Unhan Seminar Bersama Bahas Krisis Semenanjung Korea

Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Pertahanan (Unhan) menggelar seminar bersama yang membahas krisis Semenanjung Korea. Seminar ini diselenggarakan Departemen Hubungan Internasional FISIP Universitas Indonesia (UI) dan Prodi Diplomasi Pertahanan FSP Universitas Pertahanan (Unhan), Selasa (19/12/2017) di Kampus UI, Depok, Jawa-Barat.

Seminar dibuka secara resmi oleh Dekan FISIP UI DR Arie Setiabudi Soesilo, M.Sc. dan dihadiri oleh sivitas akademika UI dan Unhan, baik dosen maupun mahasiswa. Hadir pula Dubes Korea Utara, An Kwan IL, pejabat Kemhan, Kemlu, Mabes TNI dan Mabes ketiga Angkatan, serta perwakilan dari LSM, think tank dan beberapa universitas, termasuk dari Seskoad, Seskoal dan Seskoau.

Seminar yang bertemakan “Diplomasi Pertahanan Menanggapi Krisis di Semenanjung Korea” tersebut menghadirkan tiga pembicara, yakni Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan (FMP) Unhan Laksda TNI DR Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., D.E.S.D. sebagai pembicara pertama yang menyampaikan kepentingan nasional Indonesia sesuai Perpres Nomor 41 Tahun 2010 untuk menjaga perdamaian dunia, termasuk perdamaian di Semenanjung Korea.

Kepentingan nasional tersebut menjadi dasar hukum diplomasi pertahanan Indonesia, baik secara unilateral dengan Korea Utara maupun secara multilateral dengan negara-negara kawasan selaras Resolusi PBB dan ASEAN Charter.

Pembicara kedua adalah Dirjen Asia-Pasifik dan Afrika Desra Percaya, Ph.D, yang membahas pentingnya mendahulukan peace treaty antara kedua negara Korea ( Korea Utara dan Korea Selatan) sebagai langkah awal yang signifikan menurunkan ketegangan di Semenanjung Korea.

Beberapa keputusan dasar ASEAN terkait dinamika konflik tersebut, juga mengemuka untuk mengajak seluruh negara kawasan, termasuk Amerika Serikat dan sekutunya agar lebih menahan diri.

Pembicara ketiga atau terakhir adalah Edi Prasetyono, Ph.D., sebagai dosen di Departemen Hubungan Internasional Universitas Indonesia. Ia memaparkan bagaimana senjata nuklir dapat menjadi instrumen politik internasional, berikut konvensi internasional yang mengaturnya dalam konteks non proliferasi dan disarmament.

Para peserta seminar menyambut baik dan memberikan apresiasi kepada ketiga pembicara di mana pada sesi diskusi banyak tanggapan dan pertanyaan sebagai rekomendasi hasil seminar.

Dipandang penting, untuk meningkatkan hubungan militer antara TNI dengan Angkatan Bersenjata Korea agar lebih erat lagi sebagai wujud nyata diplomasi pertahanan, guna memperkuat kebijakan dan politik luar negeri di masa mendatang.(MRZ)

Continue Reading
You may also like...
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Agenda

Advertisement
To Top