Berita
IJTI Banten Angkat Bicara Terkait Pengeroyokan Anggotanya
Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Provinsi Banten Feri meminta kepada Polres Metro Tangerang Kota untuk segera menangkap pelaku pelarangan peliputan dan pengeroyokan yang dialami oleh kontibutor TV One Kosnaedi.
Menurutnya, kekerasan yang menimpa anggotanya ketika melakukan tugas peliputan pada saat dua kelompok pemuda bentrok di Pasar Induk Tanah Tinggi pada beberapa waktu yang lalu tersebut tentu tidak dapat ditolerir.
“Hal itu disebabkan karena lemahnya pemahaman akan tugas jurnalistik yang dilindungi oleh Undang-undang,” kata Feri melalui pesan singkatnya, Selasa (2/01).
Oleh karena itu, pihaknya meminta kepada Polres Metro Tangerang Kota untuk segera mengusut tuntas kasus pengeroyokan itu dan menindak para pelakunya.
Selain itu Feri juga berharap untuk kedepannya, agar penegakan hukum bagi kasus yang menimpa para insan Pers yang tengah menjalankan tugasnya itu dilakukan secara Sungguh-sungguh.
“Dengan demikian kekerasan terhadap jurnalis dapat ditekan,” haranya.
Feri juga sangat menyayangkan petugas piket Polres Metro Tangerang Kota yang menolak laporan pengeroyokan yang menimpa Kontibutor TV One tersebut.
“Padahal laporan dari masyarakat tidak boleh ditolak, tugas Polisi yang mengungkap siapa pelaku pengroyokan itu. Kami akan berupaya agar laporan Baduy tersebut ditindaklanjuti,” tandasnya.
Untuk diketahui, Kontributor TV One Kosnaedi saat melakukan tugas peliputan kejadian bentrokan dua kelompok pemuda pada Sabtu (30/12/2017) di Pasar Induk Tanah Tinggi, Kota Tangerang dikeroyok oleh pemuda diduga kelompok pemuda.
Pengeroyokan yang diduga dilakukan oleh kelompok pemuda itu lantaran tidak di perbolehkan untuk mengambil gambar. Bahkan, kelompok tersebut sempat merampas handphone milik Kontributor TV One tersebut.
“Pada saat saya mengambil gambar, saya dilarang oleh kelompok tersebut dan HP saya juga sempat dirampas,” ujar Kusnaedi.
“Saya sempat lari untuk menyelamatkan diri, tapi saya dikejar dan dikeroyok lagi oleh kelompok tersebut,” tukasnya. (Nji)
