Berita

Ini Kronologi Penembakan Kader Gerindra Oleh Oknum Brimob

Published on

Pada Sabtu (20/1/2018), sekitar pukul 02.00 WIB dinihari terjadi keributan antara masyarakat biasa dengan oknum anggota brimob Polri. Peristiwa terjadi di parkiran Lips Musik Live Siliwangi, Bogor Timur, Kota Bogor.

Menurut versi Polisi, kejadian berawal pada saat korban (Briptu R) sedang jalan (naik motor) diparkiran Lipps Music live di Jalan Siliwangi Bogor Timur bersama temen wanitanya, tiba-tiba dari arah depan muncul mobil Pajero B 98 FS dan mau menyerempet korban, pada saat itu korban langsung meneriaki mobil tersebut.

Merasa diteriaki pengemudi kendaraan bersama rekan-rekannya sekitar delapan orang  turun dari Kendaraan dan langsung mengeroyok korban. Karena merasa terjepit kemudian oknum Brimob yang merupakan ajudan seorang Jenderal itu mencabut senjata, tapi berusaha direbut oleh kelompok tersebut. Pada saat perebutan  senjata dalam genggaman yang berusaha dipertahankan oknum Brimob tersebut.

Kemudian meletus dan mengenai dada sebelah kanan tepat dijantung yang mengakibatkan Fernando Alan Joshua (29) yang merupakan kader Gerindra meninggal. Korban meninggal dunia kemudian dibawa ke RS Vania di Jalan Suryakencana Bogor Timur Kota Bogor.

Kemudian, Briptu R dibawa ke RS PMI Bogor, karena mengalami luka parah dibagian muka akibat dikeroyok dan satu jarinya putus. Kasus tersebur kini ditangani Polresta Bogor dan senpi jenis Glock 17, kaliber 9 mm ,satu buah magazen dan 4 butir peluru disita aparat kepolisian. Menurut Polisi, teman wanita Briptu R atas nama Lusiana Fitriani sudah membuat Laporan Polisi di Polresta Kota Bogor.

Itu adalah versi Polisi. Namun, keterangan berbeda disampaikan dari Ketua Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra, Habiburokhman. Menurut keterangan teman korban, Endika Putra Pradana, malam itu sekitar jam 02.00 WIB dinihari, mereks ingin makan ke Dunkin Donuts.

Saat perjalanan menuju Dunkin, parkiran di samping Dunkin terlihat penuh. Kemudian diarahkan oleh tukang parkir Lipps untuk parkir di depan ruko-ruko, kebetulan ada kosong satu, kata si tukang parkir.

Saat mobil belok, baru kepalanya masuk, mobil dihadang oleh satu orang laki-laki muda berkendaraan motor gede merek BMW warna abu-abu. Dia mainkan gas motornya seakan sedang acara konvoi.

“Setelah itu, dia teriak-teriak sambil ngomong, motor ini harganya sama dengan mobil itu. Kamu yang mundur atau aku yang mundur?,” kata Endika.

Melihat itu, kemudian, temannya yang bernama Arif, turun memberikan pengertian, sambil menyarakan agar mengambil sebelah kiri mobil, karena jalannya lebar. Tiba-tiba laki-laki itu ( Briptu R) malah makin naik pitam, teriak-teriak, sambil marah-marah sambil mencabut pistol, dan mengokang senjata yang moncongnya diarahkan ke kaca depan mobil korban.

Endika-pun turun, karena kondisi yang tidak kondusif dan ia berusaha mendinginkan dan melerai. Tapi, bukannya makin dingin, malah semakin menjadi-jadi. Kemudian, pistol itu diarahkan ke kepala Arif, dan Endika kemudian memegang tangannya (Briptu R) dan berusaha memberi pengertian lagi, sambil mengatakan : “Jangan gitu mas.”

“Dia makin marah, moncong pistolnya di ketok-ketok ke kepala Arif. Saya yang khawatir, spontan meraih senjata guna menghindari hal berbahaya itu, tetapi bebarengan dengan lepasnya pandangan dia ke saya, dan arief karena dia melihat almarhum (Fernando Wowor) turun dari mobil,” tutur Endika.

Di situlah kesempatan Endika, untuk self defend, berusaha merebut pistol dengan bantuan almarhum (Fernando) yang memiting leher pelaku sampai jatuh dari motor gedenya. Mulailah terjadi keributan, di saat itu Endika merebut pistol itu. Saat itu warga sekitar ikut melakukan pengeroyokan terhadap pembawa pistol itu (Briptu R) dan suasana sudah tidak jelas aluas kacau.

Tiba-tiba, di saat Endika fokus, ada orang menarik mukanya dari belakang, sekaligus mencakar pipinya. Akhirnya lepaslah pegangan Endika dari usaha merebut pistol tadi, karena dengan spontan dia membalikan badannya.

“Tiba-tiba “DOR” kawan saya Fernando Wowor tumbang. Saya kaget, lalu saya tangkap lagi pistol si pelaku dengan agak memaksa ibu jarinya tekan tombol pelepas magazine. Jatuhlah magazine ke tanah,” ungkapnya.

Pistol berhasil diamankan, namun Briptu R dipukuli banyak orang lain, entah siapa mereka, Endika tidak peduli lagi. Dia kemudian memungut magazine itu ternyata, peluru asli. Dia pun panik dan teriak-teriak minta pertolongan untuk mengangkat almarhum ke mobil dan dibawa ke RS Vania di Bogor.

“Saya angkat jasad almarhum dengan beberapa rekan kita, kemudian masukkan ke mobil menuju RS Vania,” ujarnya.(MRZ)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version