Berita
SMPN 1 Rajeg Ke-37 Tahun, Tingkatkan Belajar Mengajar
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN 1) Rajeg, Kecamatan Rajeg, berdiri tahun 1982 dan kini sudah berusia 37 tahun. Pihak sekolah komitmen dalam menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan. Salah satunya dengan meningkatkan kegiatan belajar mengajar yang akan berpengaruh pada sistem.
Mulai dari program personal individu, integritas guru, semangat guru dan motivasi guru. Hal tersebut tentunya akan berpengaruh secara individu maupun kelembagaan di lingkungan sekolah.
“Meningkatkan mutu pendidikan mulai dari evaluasi diri di sekolah sampai menentukan visi misi dan tujuan itu harus selalu aktif. Kemudian bagaimana membuat konsep bahwa, semua guru dan siswa mengupayakan yang terbaik. Seperti mutu akademis dan non akademis,” kata Kepsek SMPN 1 Rajeg, Ujang Eman kepada tangerangonline.id saat merefleksikan usia ke-37 SMPN 1 Rajeg, Senin (16/12/2019).
Menurut Ujang, peningkatan mutu itu harus dibuat sistem. Tidak mungkin dengan sendirinya dari personal bisa langsung seperti itu. Seperti halnya sekolah membuat budaya malu jika terlambat datang. Anak-anak masuk pada pukul 6.30 WIB, tapi jika nanti terlambat maka pintu gerbang akan ditutup.
“Saya komunikasikan kepada orang tua, ini menjamin mutu atau nantinya melatih anak-anak untuk displin,” jelasnya.
Hal tersebut tentu sudah melalui proses yang panjang. Program sudah digarap oleh guru dan melalui tahapan materi yang dianalisis oleh guru. Sehingga, anak dinilai mampu untuk menerapkannya.
“Jadi kami menekankan, memang guru harus mampu melaksanakan model pembelajaran sesuai dengan materi,” ujarnya.
Saat ditanya target pencapaian sekolah untuk tahun 2019 ini, Ujang Eman menjawab akan terus berupaya semaksimal mungkin melalui pembenahan ruang lingkup program yang disusun berdasarkan skala kegiatan yang berorientasi kepada kepentingan dalam satu tahun serta berjangka panjang dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan di tahun 2019.
“Keberhasilan suatu jenjang pendidikan, yaitu terletak pada tatanan administrasi yang dikelola dengan terencana mulai dari kepala sekolah sampai dengan guru dan pegawai organisasinya melalui pemantapan penyusunan program sekolah ini untuk meningkatan kemampuan kerja yang profesional, karena mengingat keberhasilan suatu jenjang kegiatan tergantung pada perencanaan, organisasinya, kontrol menegement yang teratur,” terangnya.
Ujang Eman mengatakan, di usia Ke-37 tahun SMPN 1 Rajeg saat ini yang kurang adalah dari sarana prasarana yaitu sarana lapangan upacara dan olah raga yang kondisinya sudah pada hancur.
“Sementara dana bos belum memamadai untuk digunakan membangun sarana olah raga dan untuk upacara, dan tentunya kami sanget membutuhkan bantuan dari dinas terkait,” ungkapnya.
Ujang Eman mengungkapkan, lapangan dengan berukuran lebar 20 meter dan panjang 30 meter ini, sudah barang tentu membutuhkan biaya yang cukup besar. Pasalnya persiapan untuk ujian nasional (UN) saja sarana prasarana komputer masih kurang.
“Maka pihak sekolah nanti akan ada musyawarah saran pendapat dengan wali murid,” katanya.
Ditempat terpisah salah satu guru SMPN 1 Rajeg, Rohidi membenarkan adanya kekurangan dari sarana prasarana, terutama sarana Olah Raga, dengan kondisi lapangan yang sudah rusak.
“Kasihan siswa kalau olah raga dengan kondisi lapangan yang sudah rusak hancur, pernah kejadian siswa saat sedang olah raga jatuh dan kakinya pada bundas,” ucapnya. (Sam)