Berita

Saat Isoman Positif Covid-19 Ibunda Pergi Selamanya

Published on

Mas Qosdus, begitu ia biasa disapa. Ia rajin memposting setiap kegiatannya di akun media sosialnya, termasuk wejangan hadist-hadist Al-Quran yang amat menyejukkan hati dan menenangkan jiwa.

Suatu ketika ia memposting sebuah kabar yang kurang baik, dirinya dan keluarga terpapar Covid-19. Saat itu, memang virus Covid-19 seperti membabi buta menyerang siapa saja, tak kurang ratusan orang setiap hari terserang Covid-19 yang ganas itu. Raungan sirine ambulance hilir mudik memasuki semua Rumah Sakit.

“Mohon doa Bapak/Ibu/sdr semua… Kami sekeluarga hari Rabu, 23 Juni (2021) saat swab positif (Covid-19) semua. Jadi kami memutuskan untuk isolasi mandiri di rumah mertua di Bondowoso,” begitu tulis Mas Qosdus pada akun facebooknya, 27 Juni 2021.

“Saya merasakan gejala rasanya kena Covid-19, setelah masuk hari ke-4 dinyatakan positif. Badan panas tinggi disertai kepala pusing. Mulut serasa pahit semua,” ungkapnya.

“Kami benar-benar isolasi mandiri di rumah. Setiap hari kami rutin berjemur pagi.Tetap memaksa bisa makan walaupun terasa tidak enak di lidah,” tambahnya.

“Ala kulli hal… hari ini kita sudah tidak bisa lagi mengandalkan swab untuk memastikan kita negatif atau positif Covid-19. Bisa jadi pagi kita swab negatif, malamnya pulang ke rumah jadi positif. Begitu pula sebaliknya.Kekuatan doa menjadi senjata utama melawan pandemi. Allah Azza wa Jalla adalah sebaik-baik pelindung dan pemberi kesembuhan,” kata Qosdus.

Ia meningkatkan rasa puji syukur dan kegembiraan kepada sang pencipta, karena terpilih menerima ujian positif Covid-19.

“Karena kalaupun kita belum dimatikan karena Covid-19, kita tetap dijanjikan akan ‘mendapatkan pahala seperti syahid/syahidah,” ujarnya

Waktu terus berjalan, memasuki Isolasi Mandiri (Isoman) hari kelima, ia dan keluarga bersyukur menjadi bagian dr keluarga besar Muhammadiyah/Aisyiyah. Solidaritas sosial Muhammadiyah sangat tinggi dimanapun berada, dan ini bagian pentingnya, selalu dilakukan sebagai perwujudan amal yang ilmiah, ilmu yang amaliah.

Makanan tiap pagi-siang-sore, kata Qosdus, datang tanpa henti dari ibu-ibu Aisyiyah dengan porsi yang tak terkendali, seperti memberi menu takjil berbuka puasa untuk 20 orang.

“Kami sempat kerepotan dengan supplay makanan yang berlebih, sehingga menjadi mubadzir. Jadi serba salah, hendak memberikan kepada orang lain bisa menimbulkan penyebaran virus Covid-19 baru. Akhirnya menjadi santapan ayam kampung peliharaan di halaman belakang,” terangnya.

“Suplay air zam-zam, madu, vitamin, obat medis, hingga ramuan asal china menyertai ikhtiar pengobatan kami sekeluarga.Hasbunallah wanikmal wakiil nikmal maula wanikman nashiir, bismillah biqudratillah,” tuturnya.

Memasuki Isoman hari ketujuh, ia sudah mulai bisa tidur dengan cukup nyenyak. Salah satu evaluasi penting isolasi mandiri yang ia lakukan terhadap kondisi panas tubuh yang tidak kunjung mereda, adalah dengan langsung menghentikan suplemen herbal asal China.

Penghentian obat itu atas saran dari jamaah masjid di Ciputat, Feikal. “Pak Qodus insyaallah lekas pulih, adapun untuk obat china sebaiknya hati-hati terutama jika ada comorbid, jika tidak didampingi shinshe nya.. karena obat hina dibuatnya berdasarkan unsur positif negatif atau panas dingin. Kalau ada komorbid menyerang organ dingin atau negatif dan kondisi tubuh Bapak termasuk dingin atau negatif jika obatnya untuk yang tubuhnya yang.. maka kondisi tubuh akan semakin dingin atau semakin drop..  lebih bagus jangan..” kata Qosdus menirukan ucapan Feikal.

Advice (nasehat) dari Feikal tersebut langsung ia lakukan. Ia mengaku, baru dua kali meminum kapsul Lianhua asal China itu masing-masing tiga tablet. Sementara oleh pedagang obat China diresepkan sekali minum empat kapsul dalam tiga kali sehari.

Walhasil, atas kondisi perutnya yang melilit-lilit dan nyeri serta perih, ia baru tersadar bahwa sekalipun kita tidak memiliki penyakit maag, saat kita banyak mengkonsumsi obat atau vitamin, maka perlu disertai dengan pengkondisian lambung dengan obat maag yang ramah.

“Alhamdulillah, perut saya jadi adem dan kentut jadi teratur. Jangan ditanya lagi bagaimama sedapnya aroma kentut saya. Apalagi saya sendiri masih memiliki kendala indera penciuman. Mungkin beda tipis dengan jurus kentut semar milik Gurunya Brama Kumbara yang sudah sangat kesohor itu,” ujarnya bercanda.

Memasuki hari kedelapan Isolasi Mandiri (Isoman) ia tetap bersyukur bisa menikmati manisnya kelembutan pisang emas, yang benar-benar masak pohon dan bukan hasil karbitan. Ia mampu mengunyah tiga potong lontong dan sebutir telor rebus.

“Praktis menu soto ayam lamongan dengan ramuan ayam kampung asli-pun hanya sedikit keseruput kuahnya. Itupun masih dominan rasa  pahit dan asin di lidah saya. Malam hari, Istri saya membuatkan kentang rebus. Alhamdulillah, saya bisa menghabiskan sebutir kentang rebus saat masih hangat.Tidur lebih nyenyak. Alhamdulillah,” bebernya.

“Saya mulai merasa sudah jauh lebih baik setelah memasuki hari kesepuluh Namun masih ada sedikit pusing kepala.
Setelahnya saya baru melakukan swab lagi ketika sudah mau balik ke Jakarta pada tanggal 20 Juli 2021 dan hasilnya negatif (Covid-19),” tutur Qosdus.

Ia merasa bersyukur masih dilindungi oleh sang pencipta dan banyak saudara serta handai taulan yang membantu selama isolasi mandiri (Isoman) yang memberikan dukungan (support) demi kesembuhannya dan keluarganya.

*Ibunda Wafat Saat Ia Isoman*

Ditengah kondisi positif Covid-19 dan sedang menjalankan Isolasi Mandiri (Isoman) bersama anak-amak dan istrinya, pada Senin,13 Juni 2021 malam, Ibu mertua terkena serangan stroke lagi, hingga dirawat di ICU RSUD Bondowoso, Jawa Timur.

“Kondisi Ibu Mertua dalam keadaan tidak sadar. Hanya sesekali saja terbangun itu pun hanya pakai isyarat anggukan atau melalui gerakan tangan beliau,” cerita Qosdus.

“Saat kami pulang pada Rabu, 15 Juni (2021) kami sekeluarga pulang dari Jakarta menuju ke Bondowoso, hasil Test swab kami masih negatif. Saya merasakan gejala positif Covid-19 pada hari keempat,” ungkapnya.

Ba’da subuh, Rabu, 24 Juni 2021, kata Qosdus, saat ia mengaji Al-Quran Surat An-Nahl tiba pada ayat ke 32 yang artinya “(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): “Salaamun’alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan.”

“Saya pun tak kuasa melanjutkan. Seperti menjadi firasat akan kepulangan Ibunda kami ke hadirat Ilahi…,” tuturnya.

“Alhamdulillah, menjelang berangkat untuk dirujuk ke Rumah Sakit Siloam, Jember, Ibu mertua saya dan adik ipar saya hasil swabnya negatif, sehingga Ibu masih bisa lanjut dengan tindakan operasi otak,” katanya.

Tindakan medis melalui jalan operasi terhadap ibunya dilakukan pada Rabu, 24 Juni 2021, pukul 20.00-22.00 WIB.Operasi tergolong lancar mengingat sebelumnya Dokter Bedah menyatakan bahwa estimasi waktu operasi akan berlangsung antara 3 sampai 4 jam.

Keesokan harinya, Kamis, 24 Juni 2021, sekira pukul 22.00 WIB kondisi Ibundaya melemah. Dokter Siloam Jember meyambungkan “video call” untuk  mendampingi Ibu memenuhi seruan Illahi menuju raadhiyatan mardhiyyah fadkhulii fii ibaadii wadkhulii jannaatii.

“Alhamdulillah… di saat kritis tersebut ada kawan kami saat kuliah dulu, Mbak Sofia Alifah yang kini PD Aisyiyah Jember bersama putrinya ikut mendampingi detik-detik terakhir Ibu kami wafat pada pukul 23.17 WIB,” ujarnya seraya menitikkan airmata.

Dini hari itu juga Tim Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Lazismu Bondowoso, tiba ke rumah mertuanya untuk mensterilkan area teras, garasi dan seluruh halaman depan-belakang untuk menyambut kedatangan jenazah almarhumah.

“Sekitar pukul 01.40 Jenazah tiba diantarkan ambulance Klinik dr. Suherman Universitas Muhammadiyah Jember. Ketua PDA Bondowoso seusai shalat tahajud langsung menghubungi Bapak kami memberitahukan segera menyiapkan keperluan fardhu kifayah sesuai Sunnah,” ucapnya.

Ba’da Subuh, Ketua RT dan Jamaah Kifayahan setempat menyatakan kepadanya bahwa semalam (Kamis malam Jumat) mereka sudah menyiapkan segala keperluan kifayah, hingga sudah membuat dinding penutup makam. Padahal, belum tahu siapa yang akan meninggal.

“Alhamdulillah, proses fardhu kifayah hingga pemakaman sangat lancar. Hari Jumat tepat jam 09.00 WIB jenazah Ibu kami telah dimakamkan di pemakaman desa Taman Grujugan Bondowoso,” katanya.

Qosdus mengingatkan bahwa virus Covid-19 memang nyata adanya, karena ia merasakan sendiri serangannya. Ia mengingatkan kepada masyarakat agar mematuhi apa yang telah digariskan pemerintah dengan Protokol Kesehatan 5M yakni Mencuci Tangan.

“Mencuci tangan hingga bersih adalah salah satu protokol kesehatan yang cukup efektif untuk mencegah penularan virus Covid-19,” katanya.

Kemudian, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas.

“Semoga Pandemi Covid-19 di negara kita jumlahnya terus menurun dan segera hilang, sehingga pertumbuhan ekonomi kita membaik,” tutup Qosdus.(MRZ)

Exit mobile version