Berita
Kolintang Kini Dikenal Dunia, Pinkan Percepat Persiapan Goes to Unesco
Senin pagi, 27 Februari, suasana di Lounge Balai Samudera, Pintu Selatan, Kelapa Gading, Jakarta Utara, tampak meriah. Dari kejauhan sayup-sayup terdengar suara alunan musik kolintang yang dimainkan beberapa sanggar seni musik kolintang.
Di dalam ruangan gedung yang dihias dengan warna-warna terang telah hadir Ketua Umum Persatuan Insan Kolintang Nasional (Pinkan) Indonesia, Penny Iriana Marsetio, Ketua II Pinkan Indonesia Tuty Suwarno, Dewan Pelindung Pinkan Lies Purnomo Yusgiantoro, Ketua Sanggar Limeka, Dewan Pembina Pinkan Laksamana TNI (Purn) Prof Dr Marsetio, Musikus R Franki S Notosudirdjo (Franky Raden), Ketua Kawanua sedunia (hadir secara daring), musisi Dwiki Darmawan, Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono, para pengurus Pinkan dan para maestro musik kolintang dari berbagai sanggar. Mereka duduk di meja-meja bundar menghadap ke para pemain musik kolintang didepan.
Lagu Indonesia Raya dan Mars Pinkan menjadi pembuka acara ulang tahun ke-12 Pinkan Indonesia (27 Februari 2011-27 Februari 2023). Tembang-tembang lagu daerah mulai dimainkan secara bergantian dari Kolintang Chantas, Kolintang Eidelweiss Flower, Kolintang Uni-MSI, Kolintang Sanggar Limeka, Kolintang Ladies Pinkan, Kolintang Master Pinkan (Famire), bahkan sampai dengan Kolintang New Jersey dan Kolintang Los Angeles memainkan musik asal Minahasa Sulawesi Utara ini secara daring.
Permainan musik kolintang dari kalangan milenial hingga usia lanjut ini yang diselingi dengan ucapan-ucapan selamat ulang tahun dari berbagai pihak di layar zoom secara live streaming bekerjasama dengan komunitas Kawanua sedunia di kanal youtube Pinkan Indonesia.
Perhelatan hari jadi Pinkan Indonesia tahun ini digelar secara sederhana dengan pemotongan tumpeng yang diberikan Ketua Umum Pinkan Indonesia Penny Marsetio kepada Ketua Pelindung Pinkan Lies Purnomo Yusgiantoro. Selain itu ditampilkan di layar, saat Pinkan dengan musik kolintangnya memeriahkan acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Bali, dimana Presiden Joko Widodo, melihat permainan kolintang tersebut.
Konsulat Jenderal (Konjen) RI di San Fransisco, Amerika Serikat, Prasetyo Hadi, melalui Live Streaming, menyampaikan ucapan selamat ulang tahun buat Pinkan Indonesia. Ia berharap seluruh masyarakat Indonesia ikut melestarikan budaya Indonesia yang sangat kaya dengan warisan tak benda.
“Kiranya, masyarakat Indonesia ikut melestarikan warisan tak benda ini,” ucap Prasetyo Hadi melalui aplikasi daring live streaming.
Tak hanya dari San Fransisco, Konsulat Jenderal RI di Los Angeles, Amerika Serikat, Saud Purwanto Krisnawan, juga mengucapkan selamat ulang tahun untuk Pinkan Indonesia dan berharap agar musik kolintang dapat goes to unesco.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Pinkan Indonesia, Laksamana TNI (Purn) Prof Dr Marsetio, menyebutkan, musik kolintang saat ini tak hanya dikenal di dalam negeri namun juga di mancanegara.
Beberapa waktu lalu, sambungnya, Pinkan Indonesia telah mengirim satu set alat musik kolintang ke Nigeria, Afrika Barat, dimana saat ini alat musik tersebut sudah dimainkan tak hanya oleh warga negara Indonesia di Afrika, namun juga dimainkan dan mendapat dukungan dari masyarakat adat di negara tersebut.
“Dan hal ini merupakan suatu wujud, bagaimana kolintang harus berkolaborasi dengan yang lain. Musik kolintang tak hanya dikenal di dalam negeri saja, tapi juga sudah dikenal di Moskow, Eropa, Australia, San Fransisco, Los Angeles, Belanda, Spanyol dan Italia. Artinya kolintang memang sudah mendunia,” beber Ketua Dewan Pembina Pinkan Indonesia, Prof Dr Marsetio dihadapan awak media di Balai Samudera, Jakarta.
Karena itu, lanjut Marsetio, pihaknya berharap agar seluruh insan kolintang bersatu padu untuk menjadikan kolintang “goes to unesco” dan menjadikan kolintang yang merupakan alat musik tradisiona khas Minahasa, Sulawesi Utara yang terbuat dari kayu tersebut sebagai warisan tak benda Indonesia.
“Maka, mohon dukungan kepada semua keluarga besar kolintang dimanapun berada dan seluruh bangsa Indonesia, agar kolintang diakui dunia sebagai warisan tak benda oleh Unesco. Saya mengajak masyarakat Indonesia, melalui kolintang kita dapat meningkatkan kerjasama, menyatukan dunia dalam musik,” terang Marsetio.
Untuk menuju kointang “goes to unesco” Marsetio menyampaikan, naskah-naskah akademik, sejarah dan beberapa video tentang kolintang sudah dipersiapkan agar warisan tak benda ini segera diakui dunia sebagai warisan nasional bangsa Indonesia.
“Semua itu akan kita bawa ke Unesco dan insyallah penetapannya akan dilaksanakan pads Desember 2024. Karena itu kami mohon dukungan kepada seluruh masyarakat Indonesia,” ucapnya.
Lalu, setelah naskah-naskah akademik tersebut dikirimkan ke Unesco. Apa yang akan dilakukan berikutnya? Pinkan Indonesia, kata Marsetio, akan melakukan langkah-langkah seperti kegiatan workshop-workshop dan seminar-seminar agar kolintang makin mendunia dan dikenal semua bangsa-bangsa di dunia.
Di tempat yang sama, Ketua Umum Pinkan Indonesia, Penny Marsetio, menyampaikan, para seniman dan budayawan seperti Franki Raden dan Muhammad Dwiki Dharmawan Satrawijaya (Dwiki Dharmawan) akan menyusun naskah-naskah untuk kelengkapan persyaratn kolintang “goes to unesco”. Franki, merupakan peraih Piala Citra untuk penata musik terbaik Indonesia. Sedangkan Dwiki Dharmawan adalah penyanyi dan penulis lagu Indonesia.
Selain itu, lanjut Penny, juga ada Tim Lima yang ada di Minahasa Sulawesi Utara yang akan mengisi form-form yang harus diselesaikan.
“Harapannya kedepan, kolintang menjadi tuan rumah di negerinya sendiri terutama masyarakat Sulawesi Utara,” tutup Ketua Umum Pinkan Indonesia, Penny Iriana Marsetio.(MRZ)