Berita

Bapak Sandi Negara Dokter Roebiono Kertopati Diusulkan BSSN Raih Gelar Pahlawan Nasional

Published on

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menggelar seminar nasional bertajuk “Bedah Juang Mayjen TNI dr Roebiono Kertopati, Dalam Rangka Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional’’ di Perpustakaan Nasional, Jakarta. Seminar diawali dengan menampilkan riwayat hidup Dokter Roebiono yang memiliki prestasi yang luar biasa dalam bidang persandian untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Hadir dalam acara tersebut, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Portugal, Rudy Alfonso, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Laksana Tri Handoko, Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia, Imam Gunarto, Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara, Komjen Pol Drs Putu Jayan Danu Putra, Kepala Lembaga Sandi Negara periode 2002-2008 Mayjen TNI (Purn) Nachrowi Ramli, Kepala Lembaga Sandi Negara periode 2009-2011 Mayjen TNI (Purn) Wirjono Budiharso, Kepala Lembaga Sandi Negara Tahun 2012-2018, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara periode 2018-2019, Bapak Mayjen TNI (Purn) Djoko Setiadi dan Kepala Biro Hukum dan Humas BSSN Brigjen TNI Berty Sumakud.

Hadir pula Kepala RSPAD Gatot Subroto, Letnan Jenderal TNI dr A Budi Sulistya, Direktur Utama PT Telkom Indonesia Ririek Adriansyah, Duta Besar RI untuk Tahta Suci Vatikan periode 2012-2016, Budiarman Bahar, Peneliti Utama pada Badan Riset dan Inovasi Nasional, Prof Dr Asvi Warman Adam, Penulis Buku Biografi Mayjen TNI dr. Roebiono Kertopati Marthen Luther Djari dan para pejabat di kementerian, lembaga, TNI/Polri, dan Pemerintah Daerah serta ahli waris Mayor Jenderal TNI dr Roebiono Kertopati;

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letnan Jenderal TNI (Purn) Hinsa Siburian, mengatakan, dirinya sangat mengapresiasi pelaksanaan seminar yang diikuti berbagai pemangku kepentingan, baik dari unsur pemerintah, sejarawan, akademisi, tokoh agama, dan organisasi masyarakat.

“Forum ini dibuat untuk dapat menjadi suatu sarana untuk berdiskusi dan bertukar pikiran tentang besarnya perjuangan dari salah satu tokoh perjuangan bangsa yang jarang diketahui sesuai dengan slogan beliau “Berani Tidak Dikenal” yaitu Bapak Mayor Jenderal TNI dr. Roebiono Kertopati. Mayjen TNI dr. Roebiono Kertopati yang juga dikenal sebagai Bapak Persandian Indonesia karena jasanya yang besar di bidang persandian dalam meraih kemerdekaan Republik Indonesia,” beber Kepala BSSN Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian, dalam keterangannya, Sabtu (23/12/23) di Jakarta.

Hinsa menjelaskan, pengabdian beliau bermula dari penugasan sebagai dokter pada Pemerintah Hindia Belanda di Merauke, Enarotali, Sarmi, Holandia (Papua), Morotai (Maluku Utara), Jawa Timur, dan Jakarta sejak Desember 1941 sampai dengan Desember 1945. Setelah kemerdekaan beliau bergabung dengan laskar pejuang dan diangkat menjadi dokter pada Kementerian Pertahanan bagian B (intelijen).

Di tengah gejolak pasca kemerdekaan, pada 4 April 1946, Dokter Roebiono Kertopati yang pada saat itu sebagai Dokter di Kementerian Pertahanan RI bagian B (intelijen), menerima penugasan dari Menteri Pertahanan untuk mendirikan sekaligus ditunjuk sebagai pimpinan sebuah badan pemberitaan rahasia bagi kepentingan pemerintahan, yaitu “Dinas Code”. Dalam masa pengabdiannya, Dokter Roebiono telah memimpin badan pemberitaan rahasia tersebut selama 38 tahun, sejak Dinas Code (1946), Djawatan Sandi (1950), dan Lembaga Sandi Negara (1972) hingga beliau wafat pada tahun 1984.

“Kami di Badan Siber dan Sandi Negara telah melihat dan merasakan hasil dari apa yang beliau perjuangkan dan rintis di masa lalu, di mana saat ini sudah memasuki ke era siber. Dengan melihat perjuangan dan pengorbanan yang telah beliau berikan kepada bangsa dan negara ini dari era offline ke online, maka kami ingin mengajak seluruh hadirin untuk membedah kisah perjuangan beliau pada forum ini sehingga peran maupun jasa beliau dapat dikenang oleh generasi penerus ini,,” beber Hinsa Siburian.

Ia menyampaikan, semangat tanpa pamrih dan integritas yang Dokter Roebiono tunjukkan dalam mengabdi kepada bangsa ini, telah menggerakkan BSSN sebagai generasi penerus untuk mengusulkan Gelar Pahlawan Nasional untuk Mayjen TNI dr Roebiono Kertopati.

“Berdasarkan penelusuran yang telah kami lakukan, kami mengusulkan Mayjen TNI dr. Roebiono Kertopati untuk mendapatkan Gelar Pahlawan Nasional dari Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah,” tambahnya.

Seminar nasional bedah juang ini, dihadiri berbagai narasumber yang kompeten untuk mengupas tentang sejarah perjuangan Mayjen TNI dr. Roebiono Kertopati dan kontribusinya bagi kemajuan bangsa. Mereka adalah Peneliti Utama pada Badan Riset dan Inovasi Nasional, Prof Dr Asvi Warman Adam, Duta Besar RI untuk Tahta Suci Vatikan periode 2012-2016, Budiarman Bahar, Penulis Buku Biografi Mayjen TNI dr. Roebiono Kertopati Marthen Luther Djari.

BSSN mengajak seluruh pihak, termasuk sejarawan, akademisi, tokoh agama, masyarakat, serta pemerintah baik dari pusat maupun daerah untuk dapat memberikan dukungan dan berpartisipasi aktif dalam rangka memperkaya khasanah diskusi. Dengan begitu, sambung Hinsa, kegiatan ini dapat menjadi unsur pelengkap rangkaian kegiatan pengusulan Gelar Pahlawan Nasional untuk memantapkan keyakinan masyarakat bahwa sosok dr. Roebiono Kertopati layak ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.

“Pengusulan gelar pahlawan nasional bukan merupakan suatu hal yang mudah. Untuk itu kami memohon arahan dan dukungan dari Kementerian Sosial, Pemprov Jawa Tengah, dan Pemkab Purworejo. BSSN optimis dan akan bekerja keras untuk mengejar dengan cepat pemenuhan persyaratan dalam rangka pengusulan gelar pahlawan nasional Mayjen TNI dr Roebiono Kertopati. Kami berharap beliau dapat ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada peringatan Hari Pahlawan Nasional ke-79 pada bulan November 2024 mendatang,” ucap Purnawirawan Jenderal bintang tiga ini.

Penulis Buku Biografi Mayjen TNI dr Roebiono Kertopati, Marthen Luther Djari, mengatakan, seandainya Dokter Roebiono masih hidup, apakah berkenan menerima gelar pahlawan nasional sedangkan ia adalah seorang pejuang yang berani tidak dikenal.

“Kenapa berani menulis buku orang yang berani tidak dikenal, itu pekerjaan sandi. Jadi bagaimana perjuangan hidup Pak Roebiono ini dipadatkan, sehingga menjadi nilai. Nilai itu adalah nilai persatuan,” terang Marthen Luther Djari.

Dalam buku biografi tersebut, Marthen ingin mengelaborasi nilai-nilai praktik dari Roebiono menjadi nilai-nilai bagi kehidupan pembangunan “character building” dan pembangunan integritas.(MRZ)

Exit mobile version