Connect with us

Kominfo Upayakan Kemudahan Akses Teknologi Untuk Masyarakat

Foto : Nezar Patria

Berita

Kominfo Upayakan Kemudahan Akses Teknologi Untuk Masyarakat

Negara – negara di seluruh dunia semakin fokus pada pengembangan teknologi kecerdasan buatan AI yang inklusif. Untuk mengurangi risiko ketimpangan dalam penerapan AI, sejumlah inisiatif tata kelola AI global telah dirumuskan.

Nezar Patria selaku Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika mengusulkan empat strategi untuk mendorong demokratisasi AI sehingga semua orang dapat mengakses teknologi canggih ini secara merata.

“Tantangan kita bagaimana kecerdasan buatan ini bisa terbuka aksesnya untuk lebih banyak orang. Inilah yang kita sebut sebagai fenomena AI devide, jadi kita perlu menghadirkan tata kelola pengembangan AI yang lebih inklusif,” ungkap Nezar Patria dalam 4th AI Innovation Summit, di Hall D1 Jakarta Internasional Expo, Jakarta Pusat, pada Selasa, (13/08/2024).

Wakil Menteri Nezar Patria mengusulkan empat langkah untuk memastikan pengembangan AI menjadi lebih demokratis, mudah diakses, dan bermanfaat bagi semua.

Pertama, memperkuat infrastruktur digital, seperti menyediakan akses listrik, jaringan internet, berkecepatan tinggi dan teknologi komunikasi modern. Kedua, melalui alih teknologi dan pengetahuan. Ketiga, dengan menyiapkan talenta digital yang mumpuni.

“Keempat, mendorong dialog sosial, khususnya terkait hak pekerja dan peningkatan kualitas pekerja di tengah disrupsi serta perkembangan teknologi, ” tuturnya.

Menurut Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, ketiga strategi tersebut dapat dimaksimalkan untuk mengatasi ketimpangan dalam penggunaanan AI yang mungkin terjadi di tingkat individu, institusi, maupun antarnegara.

“Tadi ketua Umum KORIKA, Prof Hamam menyampaikan beberapa highlight fenomena ketidaksetaraan. Saat melihat terdiri dari dalam tiga level, yaitu akses insfratruktur dan teknologi, ketidaksetaraan kemampuan menggunakan AI, dan ketimpangan algoritma yang menghasilkan bias,” jelasnya.

Menurut Nezar Patria, masalah ketimpangan dalam AI telah menjadi topik pembahasan di berbagai forum global. Di Amerika Serikat, sekelompok pengacara yang bekerja sama dengan beberapa universitas telah memperkenalkan algoritma afirmatif.

“Ini afirmatif algoritma yang mencoba untuk memaksa para developer algoritma, agar mengadopsi dan memperhatikan hak – hak kaum marjinal di dalam penyusunan algoritma,” tegasnya.

Nezar Patria selaku Wakil Menteri menyatakan bahwa ketimpangan dalam AI telah menjadi fokus pembahasan di banyak forum global. Di Amerika Serikat, sekelompok pengacara dengan dukungan dari beberapa universitas telah memperkenalkan Algoritma Afirmatif.

“Ini Afirmatif Algoritma yang mencoba untuk memaksa para developer algoritma, agar mengadopsi dan memperhatikan hak – hak kaum marjinal di dalam penyusunan algoritma,” tegasnya.

Di tingkat global, ketimpangan dalam pemanfaatan AI telah membuat negara – negara berpenghasilan rendah dan menengah tertinggal dari negara – negara berpenghasilan tinggi karena perbedaan sumber daya.

“Terlebih, hingga saat ini kita melihat negara – negara yang berpenghasilan tinggi mendapatkan manfaat yang jauh lebih besar dari pengembangan AI. Ini juga disadari oleh UNESCO yang mencoba satu terobosan agar ketimpangan ini bisa di atasi terutama antara Global North dan Global South,” ujarnya.

AIIS 2024 adalah inisiatif kolaboratif yang melibatkan berbagai pihak untuk merancang masa depan pengembangan AI di Indonesia. Dengan mengusung tema “Democratizing Artificial Intelligence For All, Unleashing the Power of Artificial Intelligence,” tahun ini AIIS fokus pada ide-ide inovatif dan teknologi terbaru.

Forum ini membahas berbagai aspek penggunaan AI, termasuk reformasi birokrasi, layanan kesehatan, pendidikan dan penelitian, ketahanan pangan, mobilitas dan kota pintar, industri jasa dan kreatif, industri keuangan dan investasi, serta pertahanan dan keamanan.

Acara tersebut dihadiri oleh Chairman KORIKA Hammam Riza, Ketua Dewan Pengawas KORIKA Bambang P.S. Brodjonegoro, Direktur Eksekutif Satu Data Indonesia Dini Maghfirra, Direktur Bisnis Digital, serta Sekretaris Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo I Nyoman Adhiarna.

More in Berita

Advertisement
To Top