Berita
Cav ot Mountain Bertekad Bersihkan Coretan di Semua Gunung
Minimnya kesadaran manusia akan kebersihan alam membuat beberapa pemuda asal Sragen, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah tergegas batinnya untuk bergerak membersihkan semua coret-coretan yang berada di batu di setiap gunung yang berada di Indonesia.
Dengan bertemakan ‘Clean Art Vandalism On The Mountain (Cav ot Mountain), yang di gagas oleh Gadis asal Sragen Lulu Kartika (24) ini sudah membersihkan tulisan di batu di 10 gunung yakni, Gunung Merapi, Gunung Andong, Gunung Ungaran, Gunung Lawu, Gunung Merbabu, Gunung Rinjani, Gunung Prau, Gunung Slamet, dan Gunung Sindoro sejak dua tahun lalu.
Wanita yang akrab disapa mba Lulu ini menceritakan kepada tangerangonline.idsaat melakukan pendakian di Gunung Sindoro, di Desa Kledung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, bahwa hal yang ia lakukan dengan para sahabatnya ini bukan untuk mencari eksistensi atau sebuah ajang pamer.
“Saat awal saya dan teman-teman saya membersihkan tulisan di batu di gunung Merapi, saya banyak medapatkan cibiran dari orang-orang, ya, mereka bilang saya seperti kurang kerjaan melakukan hal yang tak berguna,” katanya dengan sedikit senyum, Minggu (24/9/2017).
Cav Ot Mountain sudah di gagas sejak dirinya masih kuliah di semester III, namun karena dirinya masih punya tanggung jawab untuk menyelesaikan sarjananya di salah satu universitas swasta di surakarta, akhirnya lulu memberanikan diri untuk mendirikan gerakan Cav Ot Mountain setelah menyesaikan studinya pada Sabtu (31/12/2015) lalu di Gunung Merapi.
“Setelah saya mengakhiri study saya baru saya memberanikan diri dan mengajak beberapa orang sahabat saya untuk menggerakan gagasan ini,” lanjut Gadis lulusan Pendidikan Sekolah Dasar ini.
Duta wisata Sukowati kabupaten Sragen tahun 2015 ini pun menjelaskan, bahwa cibiran-cibiran tersebut ia jadikan sebagai pembelajaran dan motivasi dirinya sendiri untuk lebih intens lagi dalam menjalankan giat fositif yang ia jalankan dengan teman-temannya.
“Kami anggap ini sebagai motivasi diri kami, karena yang kami lakukan untuk menjaga alam dan melestarikan gunung-gunung dari tangan onkum yang tak bertanggungjawab,” jelasnya dengan nafas tersenggah-senggah.
Saat ditanyakan target apa yang ia cari dalam giat yang ia lakukan ini, ia dan teman-temannya pun tak mempunya target, karena sampai saat ini giat yang mereka lakukan masih menggunakan duit pribadi.
“Kami masih menggunakan duit pribadi kami masing-masing untuk membeli perlengkapan, seperti kuas, sikat besi, tiner dan remover untuk pembersih cat di batu yang berada di gunung,” ujarnya.
Dan dirinya juga tak pernah melakukan open trip dengan memungut biaya kepada para peserta yang ingin gabung dalam pendakian, karena setiap ingin melakukan pendakian ia dan teman-temannya menjual lukisan wajah untu mengumpulu biaya dalam setiap pendakiannya.
“Jika ada teman-teman yang ingin gabung hayu monggo, kami juga tidak memungut biaya pendaftaran kepada teman-teman,” tukasnya dengan logat jawa yang kental. (Yan)
