D’Sheriff, Pengawal Reggae Asal Pamulang

Perkembangan komunitas pecinta genre musik reggae di Tangerang Selatan (Tangsel) berjalan seirama dengan berdirinya Kota Tangsel. Hal ini diungkapkan oleh Eman, salah satu personel band reggae asal Pamulang, D’Sheriff.

“Terhitung mulai tahun 2007, komunitas-komunitas reggae asal Depok mulai merambah ke Tangsel. Sebelum kota Tangsel ada, di Kabupaten Tangerang juga sudah ada band reggae yang cukup besar, yaitu Momonon. Lalu saat Tangsel mulai berdiri sendiri pada tahun 2008, baru nama D’Sheriff muncul. Setelah itu, komunitas dan band reggae di Tangsel mulai bertambah perlahan,” papar pria asal Papua itu kepada tangerangonline.id.

 Menurut Eman, komunitas reggae di Tangsel kini sudah mencapai angka ratusan. Padahal, jika diukur secara geografis, Tangsel itu kecil. Tapi animo muda-mudinya terhadap reggae sangatlah besar.Eman menangkis paradigma bahwa reggae identik dengan ganja dan rambut gimbal. Baginya, cinta terhadap reggae bukan berarti harus berambut gimbal dan mengkonsumsi ganja.

“Kita harus bedakan mana musik dan mana budaya. Memang reggae itu pertama kali muncul di Jamaica, Meksiko. Ada satu ras (suku, red) di sana, namanya Rastafari. Bagi orang-orang Rastafari, rambut gimbal adalah sebuah budaya. Sedangkan ganja merupakan salah satu syarat dalam ritual mereka. Nah, di tengah budaya tersebut reggae berkembang sehingga reggae diidentikan dengan rambut gimbal dan ganja,” ungkap Eman.

Sementara kita sebagai bangsa Indonesia yang berbudaya Timur, lanjut Eman, tentu tidak bisa semena-mena menerima budaya kaum Rastafari.

“Kita cukup ambil musiknya saja, jangan ambil budayanya. Oleh karena itu, reggae gak harus gimbal, gak harus nyimeng (mengkonsumsi ganja),” tutupnya. (Muf)