Berita
Brigjen TNI Fulad Punya Mimpi 4000 Pasukan Perdamaian PBB Tercapai Pada 2019
Penasehat Militer Perwakilan Tetap Republik Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Brigadir Jenderal TNI Fulad, mengatakan, tujuan pengiriman prajurit TNI yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB adalah dalam rangka turut serta melaksanakan, menjaga ketertiban dunia yang adil dan beradab. Pengiriman misi perdamaian berlangsing di Minusca (Multidimensional Integrated Stabilization Mission in Central Africa Republic) – di Republik Afrika Tengah, Unifil (United Nations Interim Force In Lebanon) – Lebanon, Monusco (Mission de LOrganisation des Nations Unies pour La Stabilisation en Republique Democratique du Congo) – DR. Kongo, Unamid (United Nations Mission In Darfur) – Sudan dan beberapa negara lainnya yang masih terlibat konflik.
Menurut Brigjen TNI Fulad, konflik itu bisa terjadi antar negara maupun internal negara karena perbedaan politik antar partai yang berkuasa dengan pemerintah atau lainnya.
“Ini semua membutuhkan proses dialog antara pemerintah, rakyat dan pemimpin agar terjadi kesamaan visi,” ucap Fulad saat diwawancarai media setempat (19/7/18).
Brigjen TNI Fulad menuturkan, dengan adanya pasukan perdamaian PBB (termasuk dari Indonesia), mereka membantu melakukan negosiasi atau sebagai penengah bila terjadi konflik. Bila sudah tercipta ketertiban, maka Perserikatan Bangsa-Bangsa ingin agar kesejahteraan, kemakmuran dan rasa aman bisa terwujud.
“Begitu terjadi aman, maka kegiatan ekonomi dan kesejahteraan rakyat berjalan dengan normal termasuk komunikasi antara rakyat, pemimpin dan pemerintah setempat,” beber Fulad.
Alumni Akademi Militer 1990 ini menambahkan, bahwa negara-negara yang mengirimkan Tentara dan Polisi yang tergabung dalam Pasukan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) adalah untuk membantu menyelesaikan konflik. Indonesia, katanya, sampai dengan saat ini telah mengirimkan Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB sejumlah 2.823 prajurit atau nomor tujuh terbesar di dunia yang tersebar di beberapa misi di berbagai belahan dunia.
Fulad menyampaikan, bahwa pasukan Garuda TNI yang dikirim ke Misi di DR Kongo, mempunyai kemampuan untuk melaksanakan pertempuran di hutan, meski di sana bukan mengemban misi bertempur, namun mengemban misi dengan kemampuan untuk beradaptasi di medan tropis, mengingat Kongo dan Indonesia sama-sama negara yang menganut iklim tropis.
“Sehingga kemampuan bergerak di hutan adalah menjadi suatu prasyarat mutlak bagi prajurit pengemban misi tersebut,” ujar Fulad
Pada misi Unifil Lebanon, lanjut Fulad, sampai dengan saat ini Kontingen Indonesia merupakan Kontingen terbesar dan pemerintah Lebanon sangat mengapresiasi Kontingen Indonesia karena diterima oleh rakyat Lebanon, komunikasi dan interaksi Prajurit TNI dengan warga setempat sangat diterima oleh rakyat Lebanon termasuk kontingen Negara lainnya dibawah Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Di sisi lain, Brigadir Jenderal TNI Fulad mengharapkan agar Indonesia semakin dikenal di dunia dan pasukan Indonesia semakin disegani dan dikenal dikancah internasional.
“Dengan kita mengirimkan pasukan misi PBB, maka otomatis kontribusi itu akan dilihat. Selaku Penasehat Militer Perwakilan Tetap Republik Indonesia di New York, mimpi besar saya adalah misi 4.000 personel bisa tercapai pada tahun 2019. Dengan kita mengirim pasukan yang besar, akan memberikan peluang yang semakin terbuka bagi prajurit-prajurit TNI untuk berkiprah pada perdamaian internasional,” terang Brigadir Jenderal TNI Fulad di New York. (MRZ)
