Berita
Komandan Seskoal Paparkan Peluang Baru Penyelesaian Sengketa Maritim di Kawasan Indo-Pasifik
Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut (Seskoal) Laksamana Muda TNI DR. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., D.E.S.D. menjadi keynote speaker pada seminar internasional yang diselenggarakan oleh Universitas Diponegoro (UNDIP), Jumat (1/11/18) di Semarang, Jawa Tengah.
Seminar tersebut, diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis 2018 UNDIP yang mengangkat tema “Maritime Conflict and National Integration in the Indo-Pacific Region”. Direktur Kerjasama Riset dan Industri DR. Ir. Bambang Purwanggono, M.Eng, yang mewakili Rektor UNDIP, membuka secara resmi seminar yang dihadiri sekitar 150 mahasiswa, dosen, pakar, pemerhati dan undangan lainnya.
Seminar terbagi ke dalam dua sesi dengan menampilkan pembicara para akademisi dari New York University (Ismail Fajrie Alatas, Ph.D.), National University of Singapore (DR. Maitrii V. Aung-Thwin dan DR. Donna Brunero), University of Brunei Darussalam (DR. Diotima Chattoraj), University of the Philippines (Prof. DR. Matthew C. Maglana), National Cheng Kung University dari Taiwan (Frank Dhont, Ph.D.), dan Guangxi Normal University dari Cina (DR. Xu Xiaodong).
Peluang baru penyelesaian konflik maritim di kawasan Indo-Pasifik dipaparkan secara runut oleh Laksamana Muda TNI DR. Amarulla Octavian, dengan judul “Maritime Disputes in the Indo-Pacific Region: Indonesia’s New Strategic Blue Print”.
Menurut Laksda TNI Dr Amarulla Octavian, beberapa sengketa maritim yang terjadi di Laut Cina Timur, Laut Cina Selatan dan bahkan Blok Ambalat, disebabkan klaim sejarah atau klaim hukum beberapa negara.
“Hasil penelitian Seskoal menunjukkan bahwa sebagian besar klaim yang dilakukan secara unilateral memicu konflik maritim yang dapat berakibat perlombaan senjata dan rivalitas militer,” terang Danseskoal Laksamana Muda TNI Dr Amarulla Octavian.
Jika kondisi ini berlarut, kata Amarulla, maka tidak menutup kemungkinan meletusnya perang terbuka. Peluang baru yang dipaparkan pada dasarnya adalah merubah sengketa menjadi kerjasama. Peluang tersebut menawarkan konsep kerjasama atas wilayah sengketa maritim untuk kepentingan bersama para pihak yang bersengketa.
Laksda TNI Amarulla Octavian menambahkan, wilayah sengketa maritim dapat dirubah menjadi zone ekonomi maritim yang dikelola bersama demi kesejahteraan antar negara di kawasan, sehingga otomatis ketegangan bersenjata di laut dapat diminimalisir. (MRZ)
