Bandara
Antrean Tes Covid-19 Sempat Mengular di Bandara Soetta, YLKI: Tidak Semuanya Penumpang Pesawat
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi mengatakan bahwa masyarakat yang terjebak antrean panjang di fasilitas cek Covid-19 Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) beberapa hari yang lalu tidak semuanya penumpang pesawat.
Menurut Tulus, selain calon penumpang pesawat, calon penumpang kereta api (KA) dan Kapal laut juga menggunakan fasilitas Tes Covid-19 yang harganya lebih murah di Bandara Soetta.
“Jadi keterangan yang saya dapatkan dari Pak Dirut APII, bahwa banyak masyarakat yang bukan calon penumpang pesawat melakukan rapid test antigen di Bandara Soetta,” kata Tulus saat dijumpai di Terminal 3 Bandara Soetta, Tangerang, Rabu (23/12/2020).
Ia menuturkan, kurang lebih 60 persen masyarakat yang melakukan rapid test antigen di Bandara Soetta tidak seluruhnya merupakan penumpang pesawat terbang, khususnya di Bandara Soetta.
“Rata-rata mereka adalah penumpang kapal laut dan kereta api yang juga harus menyertakan rapid test antigen,” ujar Tulus.
Selain alasan tersebut, Tulus bilang bahwa fasilitas Rapid Test Antigen masih minim dan tarifnya pun berbeda jauh dengan yang di Bandara Soetta. Sehingga masyarakat berbondong-bondong ke Bandara Soetta.
“Makanya masyarakat datang semua ke sini di hari yang sama. Di Bandara Soetta hanya Rp200 ribu. Sementara di rumah sakit harganya jauh lebih mahal,” ungkapnya.
Lebih jauh Tulus menuturkan, adanya antrean rapid test antigen yang cukup panjang di Bandara Soetta juga merupakan dampak dari adanya kepanikan masyarakat akan regulasi yang sangat mendadak.
“Sehingga menimbulkan panic policy, masyarakat panik dan akhirnya berbondong-bondong melakukan rapid test di hari yang sama,” jelas Tulus.
Dirinya menilai, Pemerintah tidak konsisten dalam membuat kebijakan untuk menghadapi COVID-19 hingga membuat masyarakat bingung.
“Hal ini tentunya menimbulkan kekacauan di lapangan itu menjadi masalah serius karena bisa menimbulkan klaster baru, khususnya di Bandara Soetta,” ujar Tulus.
Meski begitu, Tulus mengapresiasi PT Angkasa Pura II yang telah membuat skema untuk mengurai adanya antrean rapid test di Bandara Soetta.
Namun demikian, Tulus meminta pemerintah untuk lebih serius dan konsisten dalam membuat kebijakan penanganan COVID-19.
“Jadi saya kira pemerintah semakin menyadari di satu sisi ada kepentingan ekonomi dan satu sisi kepentingan kesehatan. Namun sisi positifnya dengan aturan yang ada, masyarakat yang bepergian dijamin orang sehat, karena kalau kita tidak aman, maka tidak boleh melakukan perjalanan,” tandasnya. (Rmt)
