Berita
Turab SMA 9 Tangsel Ambrol, Wali Murid Diminta Nyumbang Untuk Perbaikan
Turab pembatas landasan kendaraan di SMA 9 Kota Tangerang Selatan ambrol. Ambrolnya turab tersebut diduga lantaran kondisi tanah yang terkikis dan juga getaran yang di timbulkan oleh kendaraan.
Seperti informasi yang di dapatkan oleh salah seorang wali murid, ia di minta untuk menyumbangkan rizkynya guna turut partisipasi dalam perbaikan turab tersebut.
Beredar pesan broadcast yang diduga di sampaikan oleh walikelas kelas 9, yang tengah melakukan pengambilan raport untuk di arahkan menyumbang alakadarnya di pertanyakan walimurid.
Walimurid yang enggan di sebutkan namanya khawatir jika sumbangan yang ia berikan menyalahi aturan sekolah.
“Ya saya nyumbang saja 50 rb, karena draft di atas saya pada nyumbangnya segitu. Saya ngga tau deh kalo ada yang nyumbang lebih dari saya,” ucap narasumber kepada tangerangonline.id, Kamis (3/6/2021).
Broadcast tersebut beredar di internal walimurid dengan judul “Mari Berbagi, Pembangunan Turab di SMA Negri 9 Tangsel” tersebut menyasar kepada murid yang hendak mengambil raport di sekolah tersebut.
Saat di konfirmasi, Arya Perkasa bagian Kesiswaan pada sekolah SMAN 9 Kota Tangerang Selatan mengklarifikasi. Menurutnya, ambrolnya turab di sekolahnya sudah selama 3 tahun lamanya.
“Iya, turab disini sudah ambrol dari tiga (3) tahun yang lalu. Kondisinya dalam keadaan memprihatinkan. Kami mengajak khususnya murid yang lulus tahun ini untuk peduli dengan sekolahnya,” ungkap Arya (3/6/2021)
Di katakannya, pihak sekolah membantah bahwa ajakan tersebut di kategorikan sebagai pungutan. Ia menjelaskan, bahwa pengumpulan dana kepedulian tersebut sebagai dana sumbangan.
“Mari kita bedakan antara pungutan dan juga sumbangan. Kalau kami meminta pungutan itu meminta uang dengan catatan-catatan khusus. Itu sangat berbeda dengan yang sifatnya membuka donasi. Yang kami sampaikan dari walikelas ke orangtua siswa itu jika para orangtua mau mendonasikan uangnya kami persilahkan,” bebernya
Ia juga menjelaskan, pemberi donasi tidak di wajibkan untuk menyumbang. Donasi tersebut hanya untuk meningkatkan kepedulian siswa terhadap sekolahnya.
“Tidak semua nyumbang kok. Kalau tidak nyumbang juga tidak apa-apa. Donasi itu tetap kami buka. Dan hingga hari ini masih tetap ada yang mengambil raport. Kami bagi menjadi 3 kelas 3 kelas,” terang Arya (Adt)
