Connect with us

Peringati Hari Ibu, Pemutaran Film Pendek Digelar di AMTC Lubana Sengkol

Berita

Peringati Hari Ibu, Pemutaran Film Pendek Digelar di AMTC Lubana Sengkol

Dalam rangka memperingati hari ibu, sejumlah tokoh ikut bermain di dalam film yang berjudul “Cermin Ibu”. Tokoh politisi hingga praktisi seni ikut mengambil peran dalam film yang menceritakan pentingnya kebahagiaan seorang ibu.

Tokoh perempuan Tangsel diantaranya Lista Hurustiati, Susi Karanawati, Soimah KW, dan beberapa aktris dadakan turut meramaikan film pendek yang berdurasi 25 menit tersebut.

Tak kalah dengan pemeran wanita, politisi Shaleh Asnawi, Tb. Imanudin, Julister Sihaloho, Jonson, dan beberapa aktor pendukung lainnya seperti Bagong turut berperan dalam film yang di dedikasikan untuk para ibu di Tangsel.

Susi Karanawati, sosok pemeran utama dalam film cermin ibu mengatakan, akting dalam film tersebut merupakan pengalaman pertama baginya.

“Ini merupakan pengalaman pertama buat saya. Inipun juga dadakan. Saya itu berperan sebagai seorang ibu yang memiliki tiga (3) orang anak dengan minim perhatian terhadap ibunya. Anaknya ada di luar kota. Kemudian, Cermin itu mengingatkan saya sewaktu mengurus anak saat usia masih muda,” terang Susi (23/12/2021)

Di katakan Susi, film yang mengangkat peran ibu tersebut ditujukan untuk seluruh masyarakat agar sesibuk apapun waktu harus menyempatkan diri merawat orangtuanya.

“Sesibuk apapun kita, harus menyempatkan diri untuk orangtua. Karena, yang membahagiakan dan membanggakan bukan cuma materi, namun perhatian, selagi mereka masih ada maka sayangilah,”tambahnya

Senada dengan Susi, film pendek berjudul cermin ibu yang di garap dengan waktu super singkat tersebut memberikan pelajaran berharga bagi sosok Lista Hurustiati yang juga kali pertama berperan dalam sebuah film.

“Sama ya, ini pengalaman pertama saya. Dari ketiga anak Bu Marta ini saya berperan sebagai Ririn. Ririn itu adalah seorang anak yang tidak menikah. Namun, hanya saya yang sempat merawat ibu. Karena saudara saya tinggal di luar kota. Namun di episode terakhir, kita sama-sama mengeluarkan air mata sungguhan. Karena, pada saat itu saya mengingat sosok ibu saya yang sudah tiada,” jelas Lista

Saat di tanya sosok penting seorang ibu bagi Lista, ia menjelaskan, perempuan sesungguhnya memiliki tugas sebagai ibu rumah tangga yang harus mengurus suami dan anaknya.

“Ibu ini dimata saya memiliki tugas dan tanggung jawab penting untuk mengurus suami dan anaknya. Namun jika ia memiliki jabatan hal itu merupakan bonus dari Allah. Jadi, hal utamanya itu sebagai istri dan ibu dari anak-anak. Harapannya, ini bisa di tonton oleh seluruh masyarakat Tangsel dan menjadi cerminan,” ucap Lista

Pemutaran film dan nonton bareng yang berlangsung di Al Mahmudah Manasik Training Center (AMTC) Lubana Sengkol juga turut di hadiri oleh pemerhati budaya Uten Sutendi. Selain pujian, film tersebut juga di kritik terkait skenario atau bagian cerita yang terputus. Menurutnya, mau berkarya saja sudah baik.

Sementara itu, Shaleh Asnawi, politisi partai Nasional Demokrasi (Nasdem) Tangsel yang turut memerankan sosok orang Betawi yakni H Ridwan menjelaskan, proses pembuatan film tersebut harus di support. Apalagi, ia sangat menyayangi sosok ibunya.

“Karena momentnya hari ibu dan judulnyapun cermin ibu, ya saya sangat support. Apalagi film ini ada muatan edukasi betapa pentingnya peran ibu. Kasih sayang dan belaian seorang ibu itu tulus menyayangi dan tanpa pamrih. Saya tak bisa bayangkan, jika hidup saya ini tanpa ibu, saya tidak tau hidup saya seperti apa,” beber Shaleh

Julister Sihaloho, produser sekaligus pemain dalam film pendek cermin ibu mengakui, banyak kekurangan dalam pembuatan film tersebut. Faktor durasi dan singkatnya waktu pembuatan menjadi faktor banyaknya potongan cerita yang terpenggal.

“Iya, cerita ini karya mas Bagong. Intinya, jika film ini di buat panjang akan memakan waktu dua (2) jam lebih. Namun karena permintaannya film pendek, terpaksa kami potong beberapa bagian cerita. Film ini di buat seluruhnya di Lubana Sengkol, dan kami berterimakasih kepada pak Shaleh. Terus terang film ini di buat sebagai aksi sosial kami dan tanpa profit. Aktris dan aktornyapun tidak di bayar,” papar Jul

Dasar keprihatinan lantaran melihat anak jaman sekarang yang cenderung mengabaikan dan tidak menghormati orangtuanya merupakan tujuan utama film tersebut terlaksana. Rencananya, dalam waktu dekat, pihaknya akan membuat film yang juga mengangkat edukasi lain tentang pelajar.

“Kami ini ikhlas, dan beruntung ada tokoh seperti pak Shaleh yang mau mengcover hingga terciptanya misi kita. Mungkin bisa di katakan seluruhnya atas support dari beliau. Kedepan, kami akan membuat film serupa yang mungkin akan di buat di sekolah-sekolah. Intinya ada muatan edukasi kepada anak-anak hingga remaja,” tandas Jul (Adt)

Continue Reading
You may also like...

More in Berita

Advertisement
To Top