Berita
Sering Menjadi Pemenang Pileg ,PDIP Tidak Punya Kader Mumpuni Untuk Betarung Berebut Kursi di Pilkada Kota/Kabupaten di Banten
Oleh : Junaidi Rusli Pemimpin Umum Tangerangonline.id
Jika Pileg hari ini, partai pemenang Pemilu di Banten diperkirakan tidak akan jauh berbeda dengan hasil pemilihan legislatif (pileg) ditahun-tahun sebelumnya,dalam hajatan pileg sebelumnya khususnya setelah era reformasi pemenang pileg dan setelah Banten menjadi provinsi dengan dukungan 8 kota/kabupaten yakni Kota Cilegon,Kota Serang,Kabupaten Serang,Kabupaten Pandeglang,Kabupaten Lebak,Kabupaten Tangerang,Kota Tangerang,dan Kota Tangerang Selatan pemenang Pileg di Banten tidak pernah jauh dari partai berikut yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP),Partai Demokrat (PD) ,Partai Golongan Karya (Partai Golkar) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra.
Sepanjang hajatan pileg dilaksanakan di Banten partai yang pernah memegang kursi ketua DPRD Banten adalah PDIP,Partai Demokrat dan Partai Gerindra,tiga partai ini secara bergantian memegang kursi Ketua DPRD Banten mulai sejak tahun 2004-2009,2009-2014,2014-2019,dan 2019-2023.
Menarik untuk disimak adalah posisi PDIP ,sejak pileg pertama tahun 2004 dilaksanakan di Banten sulit menemukan kader mumpuni yang dapat diandalkan kecuali Rano Karno (awal karir politik sebagai wakil bupati Tangerang dan kemudian menjadi Gubernur Banten) dan Mulyadi Jayabaya (Bupati Lebak) itulah kader PDIP yang sanggup untuk tampil dalam berebut kursi baik sebagai calon bupati maupun calon gubernur,selepas itu tidak adalagi kader PDIP yang kuat posisioningnya dan layak dalam perebutan kursi kepala daerah di 8 kota/kabupaten di provinsi Banten,namun PDIP tidak sendirian sulit menciptakan kader,partai Gerindra dan PKS juga punya kemiripan dengan PDIP yang sulit mendorong kadernya untuk berkiprah dalam hajatan calon walikota/bupati di wilayah provinsi Banten.
Berikut ulasannya,kota Cilegon adalah salah satu wilayah yang sulit sekali dimenangkan oleh PDIP baik dalam pileg maupun pilkada,sejak pertama didirikan kota Cilegon menjadi basis dari Partai Golkar dan baru belakangan pilkada 2019-2023 terjadi kejutan karena pada pilkada itu kader partai Bekarya Helldy Gustian dengan mendapat 4 kursi bergabung dengan PKS yang juga mendapat 4 kursi bisa memenangkan pilkada Cilegon sementara PDIP tidak menurunkan calon bahkan tidak bersikap mendukung salah satu calon dipilkada itu,dan dari hasil kajian beberapa lembaga survey (IndexPolitika) sulit bagi PDIP untuk mengantar kadernya menjadi calon peraih kursi Walikota Cilegon.
Kota Serang adalah basis pendukung partai Golkar dimana sejak berdiri Golkar selalu kokoh menempatkan kadernya dipucuk pimpinan DPRD maupun sebagai Walikota Serang,namun kehadiran Gerindra ketika menjadi pengusung Capres Prabowo menjadi kekuatan sendiri yang mengangkat Gerindra meraih kursi Ketua DPRD Kota Serang periode 2019-2023,namun dalam perebutan kursi orang nomor satu di kota Serang kader partai PAN Syafrudin Syafe’i yang diusung oleh PKS,PAN,Hanura dan PPP menjadi pemenangnya walau berhadapan dengan koalisi gemuk yang didukung Gerindra,Golkar,PDIP,Demokrat,PKB,Nasdem,PKPI dan PBB.Baik ditahun sebelumnya maupun pilkada 2024-2029 tidak terpantau ada kader mumpuni PDIP yang layak dicalonkan dalam Pilkada Kota Serang 2024-2029 yang akan datang.
Kabupaten Serang sejak menjadi bagian dari provinsi Banten juga adalah basis pendukung partai Golkar kabupaten Serang dan kota Serang menjadi wilayah yang populer dengan jawaranya,Serang adalah wilayah yang melahirkan legenda dari jawara Banten almarhum Chasan Shohib yang masih mendapat simpati masyarakat terhadap sosok itu.Golkar meraih suara terbanyak di pileg 2019 lalu dan secara otomatis kader Golkar Ratu Tatu Chasanah sebagai incumbent pada Pilkada 2015-2020 melenggang mulus dalam perhelatan pilkada 2020-2024 terlebih Tatu Chasanah juga sebagai ketua Golkar Banten,kabupaten Serang juga jauh lebih sulit untuk menempatkan kader PDIP sebagai calon dalam bersaing untuk berebut kursi orang nomor satu di Kabupaten Serang,sebagai catatan PDIP hanya meraih 4 kursi di pileg 2019-2024.
Kabupaten Pandeglang adalah basis pendukung partai yang bernuansakan Islam banyak sekali alumni santri pondok pesantren dari Pandeglang yang kemudian hari menjadi tokoh baik di Pandeglang maupun diluar Pandeglang salah satunya adalah Syeh Nawawi Al-Bantani yang ajarannya sampai sekarang masih mengharumkan kota kelahirannya sendiri maupun Banten sebagai provinsi bahkan Indonesia sebagai negara.Pandeglang adalah basis dari keluarga mantan Bupati Pandeglang yang kemudian berkarir di DPR RI Achmad Dimyati Natakusuma,walaupun awalnya memulai karir politik di PPP dan kemudian beralih ke PKS ternyata tidak mengurungkan niat masyarakat Pandeglang untuk memilihnya,sekarang istri Dimyati Irna Narulita menjadi menjadi Bupati dua periode ,pada hajatan pilkada 2020-2024 Irna Narulita yang berasal dari Demokrat dan meraih 6 kursi walaupun bukan sebagai partai pemenang pileg Irna yang diusung oleh Gerindra,Golkar,PKS,Demokrat,PDIP,Nasdem,PAN,PBB dan Perindo dapat memenangkan pilkada itu,sebagai catatan Gerindra adalah partai peraih suara terbanyak pada pileg 2019-2024 dengan meraih kursi sebanyak 7 kursi sementara PDIP meraih sebanyak 5 kursi,PDIP dapat memanfaatkan nama besar keluarga Dimyati untuk mencetak kader “cabutan” agar bisa berkiprah dalam pilkada 2024 nanti.
Kabupaten Lebak adalah basis dari PDIP pada awal reformasi dengan simbol dari keluarga Mulyadi Jayabaya kader murni PDIP yang mengantarkan JB panggilan akrabnya sebagai Bupati Lebak 2 periode (2003-2013) .Nama besar JB yang kemudian mengantarkan anaknya Iti Octavia Jayabaya menjadi bupati Lebak 2013-2023,namun karena Iti berasal dari kader partai Demokrat dan sekarang Iti juga menjabat sebagai Ketua partai Demokrat provinsi Banten pelan-pelan kekuasaan PDIP di Lebak semakin tergerus,pada pileg 2019 Gerindra dengan semangat Capres Prabowo menjadi pemenang dengan perolehan suara sebanyak 9 kursi diikuti Demokrat 7 kursi dan PDIP sebanyak 7 kursi.Penempatan keluarga besar JB dihampir semua partai membuat JB adalah orang yang paling berpengaruh di Lebak dan tentu saja menjadikan PDIP bukan lagi partai yang paling berkuasa di Lebak,bahkan walau punya kader yang menempati Wakil Bupati Lebak sekaligus Ketua DPD PDIP Banten tidak otomatis bakal menempatkan Ade Sumardi melenggang mulus menjadi calon Bupati Lebak,jika tanpa restu JB maka bisa dipastikan tidak ada kader PDIP yang kuat untuk bertarung di pilkada Lebak pada 2024 nanti.Politik tidak menaruh buah dalam satu keranjang sepertinya dilakukan JB untuk tetap menjadi orang yang menentukan dalam pilkada Lebak.
Kabupaten Tangerang sejak reformasi awalnya basis masa PDIP namun peta berubah ketika Kepala Daerahnya di jabat oleh Ismet Iskandar yang karirnya dibirokrasi dimasa Ismet menjabat Golkar menjadi partai yang mendominasi baik di Pileg maupun pilkada,ketika Ismet selesai menjabat diteruskan oleh anaknya Ahmed Zaki Iskandar yang memulai karir sebagai pengusaha,Zaki mulai karir politiknya ketika ikut mencalonkan diri menjadi menjadi anggota DPR RI dan terpilih dan duduk di Komisi III DPR RI ketika melihat ada peluang Zaki ikut bertarung dan merebut kursi orang nomor 1 di Kabupaten Tangerang selama 2 periode,jabatan Zaki akan berakhir pada 21 September 2023 ini.Sepeninggal Zaki ada Mad Romli yang bakal menjadi penerusnya yang cukup populer dikalangan masyarakat karena menjabat sebagai Wakil Bupati dan Ketua DPD Golkar Kabupaten Tangerang ,hanya saja dibawah Zaki sebagai Bupati Golkar bukan sebagai pemenang di pileg tahun 2019 lalu,disini PDIP mengambil alih pimpinan DPRD Kabupaten Tangerang yakni Kholid Ismail sementara Golkar dan Gerindra mendapat urutan kedua dan ketiga.Yang cukup menjadi pertanyaan duduknya kader PDIP dipucuk pimpinan DPRD ternyata tidak diimbangi dengan tingkat kepopulerannya dimata masyarakat pemilih.Dalam survey yang dilakukan oleh IndexPolitica nama-nama yang muncul adalah Zulkarnain Ketua Kadin dan Ketua MPC Kabupaten Tangerang diikuti Rudy Maesyal Sekda serta Mad Romli Wakil Bupati pasangan Zaki.Dari hasil survey tersebut keberadaan Ketua DPC PDIP Kabupaten Tangerang yang kini dijabat oleh Irvansyah warga Pondok Aren Tangsel yang membuat komunikasi dengan kader dan arus bawah PDIP menjadi agak tersumbat,terlebih adanya intervensi pengurus pusat PDIP sehingga proses pengkaderan makin kehilangan arahnya.
Kota Tangerang semula adalah basis masa dari Golkar hal itu terjadi ketika Wahidin Halim (WH) menjabat sebagai Walikota Tangerang selama 2 periode,namun ketika WH selesai menjabat WH pun pindah ke partai Demokrat belakangan WH nyaman berlabuh dan menahkodai Ketua Nasdem provinsi Banten,Wakil Walikota yang dijabat Arief Wilmansyah sekaligus selaku Ketua partai Demokrat mengikuti jejak WH ,Demokrat pun berjaya mengantarkan Arief menjadi Walikota Tangerang juga selama 2 periode ,tapi sebagai Walikota ternyata tidak dapat memenangkan keder Demokrat untuk menduduki Ketua DPRD Kota Tangerang,euforia masyarakat terhadap Jokowi menempatkan PDIP sebagai pemenang pileg 2019 dan mendudukkan Gatot Wibowo sebagai Ketua DPRD Kota Tangerang 2019-2024,PDIP berjaya mendapat 10 kursi diikuti Gerindra 8 kursi,Golkar dan PKS masing-masing 6 kursi.Namun memenangkan pileg juga tidak diikuti oleh naiknya populeritas kader PDIP untuk diusung menjadi Calon Walikota Tangerang baik pada hajatan pilkada 2020 lalu maupun pada pilkada 2024 yang akan datang.Nama-nama seperti Abdul Syukur dan Syafrudin yang berasal dari Golkar malah lebih terhembus kencang ditelinga pemilih.
Kota Tangerang Selatan adalah kota paling bungsu diprovinsi Banten,namun dengan kehadirannya yang belakangan tidak membuat kota Tangsel ketinggalan dalam memajukan masyarakatnya,adalah Airin Rachmi Diany yang berhasil menjadi Walikota pertama yang menjabat sebagai Walikota hasil pemilihan langsung dibawah tangan dingin Airin Tangsel menjadi kota yang layak huni dengan penataan kota yang memang dirancang untuk hidup modern namun menghasilkan masyarakat cerdas dengan tidak meninggalkan kereligiusan sebagai masyarakat yang taat agama,Airin menjabat Walikota 2 periode dan mendorong Wakilnya untuk maju menjadi Walikota Tangsel yang diusung hanya oleh partai Golkar,dibawah Airin lah banyak menghasilkan kader-kader yang siap untuk maju baik di pileg maupun pilkada Tangsel Airin juga membuat 2 kader Golkar dapat menduduki Ketua DPRD Kota Tangsel dan Airin juga yang mendorong kader Golkar yakni Pilar Saga Ichsan bisa berpasangan dengan Benyamin Davnie .Pasangan Benyamin-Pilar kemudian menjadi Walikota dan Wakil Wakil Walikota Tangsel.Hasil survey IndexPolitica memperoleh hasil pasangan Benyamin-Pilar masih akan dipilih ketika jika pilkada berlangsung sekarang.PDIP adalah partai yang dianggap paling mampu untuk bersaing dengan Golkar baik di pileg maupun pilkada terlebih ketika masih dipimpin oleh Tb Bayu Murdani banyak kader-kader yang bermunculan,tapi belakangan ketika dipimpin oleh Wanto Sugito yang juga sebagai Ketua Umum sayap PDIP yakni Repdem kegiatan kepartaian PDIP di Tangsel perlahan meredup,jarang ada kegiatan yang melibatkan kader kecuali perhelatan Jalan Sehat beberapa waktu lalu,IndexPoitica pun memprediksi suara PDIP akan menurun di Tangsel karena jarangnya terlihat bendera partai PDIP yang biasa dapat ditemukan dijalan-jalan protokol dan hasil survey juga banyak yang tidak mengenal Ketua DPC PDIP Tangsel walau fotonnya ada dibeberapa sudut jalan.Mungkinkah PDIP dengan selogannya yang terkenal sebagai “partai wong cilik” akan memudar di Tangsel tentu waktu jualah yang akan menentukan.Survey IndexPolitica Indonesia pada bulan Juli 2023, PDIP meraih elektabilitas 18,6% di Banten. Angka ini jauh mengungguli partai-partai lainnya, seperti Partai Gerindra (12,5%), Partai Golkar (12,4%), dan Partai Keadilan Sejahtera (11,4%).
Elektabilitas PDIP yang tinggi di Banten kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor yang masih debatable.
Namun, hasil survei itu tentu tidak bisa menjadi prediksi yang pasti tentang pemenang Pileg di Banten. Masih ada beberapa bulan lagi sebelum Pileg digelar, dan situasi serta kondisi politik bisa berubah.
