Connect with us

Kunjungi Bandara Soetta, Anggota DPR Soroti Mahalnya Tiket Pesawat dan Harga Avtur

Bandara

Kunjungi Bandara Soetta, Anggota DPR Soroti Mahalnya Tiket Pesawat dan Harga Avtur

Anggota DPR RI Fraksi Gerindra, Bambang Haryo Soekartono mengunjungi Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang pada Senin (21/10/2024).

Dalam kunjungannya, Bambang menyoroti terkait mahalnya tiket pesawat rute domestik yang kekinian ramai dikeluhkan pengguna jasa angkutan udara.

“Memang untuk mahalnya tiket pesawat ini menyangkut banyak komponen dari mulai pengelola bandara, dan lain sebagainya,” kata Bambang.

Oleh karena itu, Bambang mengaku akan berkoordinasi dengan Kementerian ESDM terkait mahalnya harga avtur. Harga bahan bakar pesawat atau avtur di Indonesia tergolong mahal dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara.

“Avtur ini di Indonesia termasuk yang termahal di Asia tenggara, kita semua tahu karena di Asia tenggara harganya sekitar 10ribu, tentu adalah satu harus dilakukan bersama, antara kementerian ESDM yang hubungannya dengan Pertamina bisa dilakukan penurunan harga avtur,” ujarnya.

Kendati demikian, Bambang menuturkan bahwa avtur tidak dapat diberikan subsidi, karena pengguna jasa transportasi pesawat terbang umumnya masyarakat menengah ke atas.

“Untuk pesawat memang tidak bisa diberikan subsidi karena yang menggunakan masyarakat menengah ke atas, juga penurunan avtur mungkin kalau 15ribu menjadi 10ribu itu dampaknya terhadap biaya pesawat tidak terlalu besar sekitar 30 persen,” terangnya.

“Kalau misalnya bisa mengalami penurunan 5ribu, bagus. Tapi, kalau hanya 1000 rupiah prosentasenya kecil dari total revenue, jadi mungkin perubahan tarif tidak signifikan,” tambah Bambang.

Meski begitu, penurunan harga avtur diharapkan bisa dilakukan karena dapat memangkas 30-40 persen harga tiket pesawat.

Lebih lanjut Bambang mengatakan, selain avtur, komponen lain tiket pesawat adalah tarif pelayanan jasa penumpang pesawat di bandar udara atau passenger service charge (PSC).

“Tadi sudah dikatakan bahwa tarif kebandaraan ini memang karena menyangkut permasalahan keselamatan, dan keamanan penerbangan itu tidak bisa diturunkan lagi,” terang Bambang.

Menurut Bambang, diperlukan satu kajian untuk dapat menurunkan tarif tiket penerbangan rute domestik. Salah satunya dengan meminta maskapai (airline) mengubah jenis pesawat dari narrow body menjadi wide body.

“Perlu adanya satu kajian mendalam, apakah dengan adanya airlines membesarkan pesawat, pesawatnya diperbesar sehingga daya angkut penumpang akan lebih banyak,” katanya.

“Tentu tarif ini akan lebih murah karena bisa mengangkut dalam jumlah besar dengan bahan bakar yang sama,” pungkasnya. (Rmt)

More in Bandara

Advertisement
To Top