Bandara
Jelang Nataru, Kesiapan Bandara Soetta Diuji Dalam Latihan AEE 2024
Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) menggelar latihan penanggulangan keadaan darurat Airport Emergency Exercise (AEE) 2024 pada Kamis, 28 November 2024.
Latihan dengan sandi Rajawali XIV ini dilaksanakan untuk menguji kesiapan petugas dan stakeholder di Bandara Soetta dalam menghadapi keadaan darurat.
Dalam latihan kali ini, diasumsikan sebuah pesawat jenis Airbus A330 mengalami kerusakan pada roda pendaratan atau landing gear sehingga harus melakukan pendaratan darurat.
Di mana, Pilot pesawat Super Premium SP-3355 menginformasikan kepada ATC (Air Traffic Controlrer) bahwa pesawat yang mengangkut 253 penumpang yang menuju Bandara Soetta mengalami kerusakan Hidrolic Failure Main Landing Gear.
Mendapat informasi tersebut, petugas Rescue and Fire Fighting Service (RFFS) langsung menuju Runway 2 untuk melakukan persiapan pendaratan darurat dan melakukan upaya penyelamatan.
Sementara pimpinan stakeholder langsung berkumpul di Airport Operation Control Center (AOCC) untuk memudahkan berkoordinasi dalam mengendalikan penanganan pesawat dan penyelamatan penumpang.
Dengan menjalankan SOP serta komunikasi dan koordinasi yang baik, penanganan pesawat mulai dari pendaratan darurat hingga penyelamatan penumpang beserta kru selesai dalam waktu yang ditentukan.
Latihan Dilaksakan Setiap 2 Tahun
General Manager Bandara Soekarno-Hatta, Dwi Ananda Wicaksana mengatakan, latihan kali ini dijalankan dengan tema kecelakaan pesawat saat landing hingga menyebabkan sejumlah penerbangan tertunda atau delayed.
Latihan serupa dilaksanakan setiap 2 tahun sekali melibatkan berbagai stakeholder di dalam maupun luar Bandara.
“Jadi ada situasi kecelakaan pesawat di landasan, dengan adanya korban meninggal dunia dan luka-luka, lalu di terminal pun terjadi chaos karena penumpang yang protes akan jadwalnya yang tertunda,” kata Dwi Ananda di Bandara Soetta, Tangerang, Kamis (28/11/2024).
Dijelaskan bahwa, latihan AEE ini bertujuan untuk melatih pola koordinasi unit internal dan eksternal di Bandara Soetta. Dengan adanya korban luka berat dan meninggal dunia, koordinasi dengan Basarnas Jakarta serta rumah sakit yang ada di sekitar Bandara Soetta harus dilakukan.
“Bagaimana pola koordinasi kita, bagaimana kita melaksanakan prosedur yang sudah ada dalam dokumen Airport Emergency Planning (AEP) kami,” kata Dwi.
AEE ini juga dilakukan untuk mengevaluasi hasil latihan, apa saja yang perlu diperbaiki agar penanganan keadaan darurat dapat ditangani lebih efektif dan efisien. Terlebih lagi melibatkan unit eksternal tentunya menjadi tantangan tersendiri.
“Bagaimana unit atau instansi yang berada di bandara ini bisa memainkan perannya lalu memainkan komunikasi sehingga tidak terjadi deadlock namun menghasilkan kinerja yang lebih baik lagi,” jelasnya.
Menurut Dwi Ananda, latihan ini juga sebagai imbauan kepada pengguna jasa bandara untuk bisa lebih bekerjasama dengan petugas jika terdapat penundaan jadwal penerbangan akibat keadaan darurat.
“Pada prinsipnya setiap delay apapun penyebabnya dibandra tentunya tidak sekedar dengan sengaja biasanya selalu ada kondisi, yang biasanya kami dari pihak airport dan Airlines berkolaborasi dan menginformasikan kepada penumpang,” jelasnya.
Latihan ini juga merupakan rangkaian kegiatan dalam kesiapan Bandara Soetta dalam menyambut peak season periode angkutan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
Latihan Airport Emergency Exercise (AEE) 2024 ini melibatkan ratusan personel yang terdiri dari RFFS dan Aviation Security PT Angkasa Pura Indonesia, Otoritas Bandar Udara Wilayah I, AirNav Indonesia, TNI, Polres Bandara Soetta, CIQ (Customs, Immigration, Quarantine), Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK), Maskapai, BMKG dan BPBD Tangerang. (Rmt)
