Connect with us

Menanti Hembusan Angin Kencang Rafale, Elang Tempur TNI AU

Berita

Menanti Hembusan Angin Kencang Rafale, Elang Tempur TNI AU

Oleh: MIRZA

Udara iklim tropis yang hangat, dipengaruhi udara muson dan laut di kawasan kepulauan Nusantara akan merasakan hempasan angin yang kuat dari Rafale, pesawat tempur yang berkecepatan 2.200 kilometer per jam.

Kita bayangkan mobil lari dengan kecepatan 200 kilometer per jam saja, sudah bergetar pontang-panting. Bagaimana dengan kecepatan 2.200 kilometer per jam, secepat kilat menyambar.

Kecepatan jelajah pesawat itu ditabalkan dalam namanya, yaitu Rafale yang memiliki arti “hembusan angin kencang”. Nama ini dipilih oleh Dassault Aviation untuk mencerminkan kemampuan dan kecepatan pesawat tempur Rafale.

Rafale akan menjadi pesawat tempur Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU). Tahun depan, 2026, Rafale akan tiba di Jakarta.

Pesawat buatan Prancis itu nanti akan berseliweran di udara, menjadi alat utama TNI AU dalam menjaga pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Indonesia secara geografis
berada di persilangan jalan antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, atau antara Teluk Benggala dan Laut China. Karena berada di perperlintasan jalan antar negara, Indonesia perlu punya pesawat yang super canggih untuk pertahanan.

Pesawat tempur yang dipilih adalah Rafale, pesawat tempur yang secara fungsi menjadi impian bangsa Indonesia. Jangkauan radius tempur Rafale mencapai sekitar 1.850 kilometer, dengan ketinggian maksimum terbang hingga sekitar 50 ribu kaki atau 15 kilometer.

Selain kecepatan, kelincahannya dalam pertempuran udara jarak dekat (dogfight) juga dapat diandalkan.

Berbagai negara telah menggunakan pesawat tempur canggih ini, seperti Mesir, India, Qatar dan negara Prancis sendiri.

*Penandatanganan Kontrak*

Penandatanganan kontrak pembelian tahap pertama sudah dilakukan bersama pada September 2022, antara Kementerian Pertahanan RI (Kemhan RI) dengan Dassault Aviation, Prancis. Pembelian tahap pertama enam unit pesawat tempur Rafale. Kala itu, Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto menjabat sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia.

Prabowo Subianto yang kini Presiden Republik Indonesia kala itu menangkap mimpi bangsa yang menghendaki pertahanan udara yang kuat. Ia kemudian mewujudkan dengan memperkuat pertahanan udara Indonesia dengan memberikan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI) terbaik untuk TNI Angkatan Udara.

Pemesanan Rafale tahap kedua, Agustus 2023 untuk 18 unit ditandatangani, dan pada 8 Januari 2024 ditandatangani lagi kontrak tahap ketiga untuk pengadaan Rafale 18 unit. Sehingga total pemesanan Kemhan RI 42 unit.

Semua pesawat itu kini sudah mulai dirakit dan akan dikirimkan secara bertahap ke Indonesia tahun depan.

“Dengan memilih Rafale, Indonesia telah memilih alat yang unik untuk kedaulatan dan kemandirian operasional yang akan membantu mengkonsolidasikan perannya sebagai kekuatan regional utama. Kami berkomitmen penuh untuk menjadikan kemitraan ini sukses, dengan visi jangka panjang yang tegas,” beber Eric Trappier, Chairman dan CEO Dassault Aviation, sebagaimana dikutip dassault-aviation.com (8/1/2024).

Dassault Aviation adalah perusahaan manufaktur pesawat terbang asal Prancis yang memproduksi pesawat tempur dan jet bisnis canggih.

Perusahaan ini didirikan pada 1929 oleh Marcel Dassault dan telah menjadi pemimpin dalam industri dirgantara global.

Rafale memiliki rentang sayap 10,90 meter, dengan panjang 15,30 meter dan tinggi 5,30 meter. Berat kosong pesawat tempur ini sekitar 10 ton dan maksimum lepas landas: 24,5 ton. Memiliki kapasitas muatan lebih dari 9 ton dengan kecepatan maksimal 1,8 march (sekitar 2.200 km/jam).Ketinggian maksimal 15.000 meter dan radius tempur 1.850 km serta daya jelajah 3.700 kilometer.

Dalam persiapan menyambut kedatangan Rafale, TNI AU, telah membangun homebase Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Riau.

Sejumlah personel TNI AU telah dipilih untuk mengikuti pendidikan calon penerbang pesawat tempur Rafale.

Selain itu, beberapa teknisi telah dikirim ke Dassault Aviation Prancis untuk mempelajari perawatan pesawat Rafale.

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sudah bekerja sama dengan Dassault Aviation dalam memproduksi Computer Base Training (CBT) untuk sistem Rafale. Fasilitas design office juga telah diresmikan untuk meningkatkan kapabilitas PTDI dalam integrasi sistem senjata.

Panglima Koops Udara Nasional (Pangkoopsudnas) Marsdya TNI Tedi Rizalhadi S, sudah meninjau tiga Lanud, yakni Lanud Raden Sadjad Natuna, Lanud Supadio Pontianak dan Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru (14-15/4/2025).

Di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Pangkoopsudnas meninjau sarana dan prasarana seperti hanggar, gedung simulator dan gedung Warehouse untuk mendukung kedatangan pesawat tempur Rafale.

Pangkoopsudnas menekankan agar pembangunan itu dijalankan mengikuti timeline pembangunan, agar dapat diselesaikan tepat waktu.

“Pangkoopsudnas meninjau pelaksanaan pembangunan yang disiapkan untuk mendukung kedatangan pesawat tempur Rafale,” jelas Kepala Penerangan (Kapen) Koopsudnas Kolonel Sus Sonaji Wibowo, sebagaimana yang ditulis tangerangonline.id, (16/4/25) di Jakarta.

Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Dispenau) ketika dihubungi tangerangonline.id, (21/4/25) menerangkan,TNI Angkatan Udara (TNI AU) akan mengoperasikan Dassault Rafale F3R varian terbaru dan pesawat tempur generasi 4.5 buatan Prancis.

Dassault Rafale adalah pesawat tempur multiperan yang dikembangkan Dassault Aviation. Pesawat ini memiiki kemampuan multi misi yang memungkinkan untuk melakukan berbagai misi seperti superioritas udara, serangan darat, pengintaian strategis, dan operasi maritim.

Kelebihan pesawat Rafale dibandingkan dengan yang lain adalah kemampuan multi misi yang sangat fleksibel untuk berbagai operasi udara yang dilengkapi dengan sistem avionik canggih dan Radar “Active Electronically Scanned Array” (AESA) Thales RBE-AA yang memungkinkan pemindaian elektronik yang cepat dan akurat.

Selain itu Rafale memiliki kemampuan “anti jamming” yang baik dan dapat beroperasi dalam lingkungan yang terganggu sinyal elektronik lawan.

Tak hanya itu, Rafale cocok dengan berbagai jenis persenjataan modern termasuk Rudal “Beyond Visual Range” (BVR) Meteor.

Rudal BVR Meteor ini adalah rudal udara-ke udara jarak jauh. Pesawat ini juga kompatibel dengan berbagai jenis persenjataan seperti Rudal udara-ke udara MBDA Meteor (BVR), MICA IR/EM Magic II, Rudal udara-ke permukaan yakni MBDA Apache, Storm Shadow, AASM-Hammer, bom berpemandu laser Guided Bomb Unit (GBU) series yang memandu bom ke target sasaran dengan akurasi tinggi, dan meriam internal Nexter kaliber 30 mm yang dirancang untuk memberikan kemampuan serangan darat dan udara yang efektif serta Rudal anti kapal AM39 Exocet yang digunakan untuk menyerang kapal perang atau kapal lainnya.

Rafale juga dilengkapi Radar AESA Thales RBE2-AA yang memberikan deteksi target lebih cepat dan akurat dalam kondisi medan elektromagnetik kompleks serta mendukung integrasi sistem senjata canggih secara “real time”.

Rafale ini memiliki kemampuan manuver tinggi dengan kecepatan maksimum march 1, 8 atau pesawat dapat mencapai kecepatan hingga 1,8 kali kecepatan gelombang suara.

Rafale berkemampuan manuver
tinggi berkat desain aerodinamisnya dan “thrust-to-weight ratio optimal” (TWR) yakni rasio antara gaya dorong (thrust) yang dihasilkan oleh mesin pesawat dengan berat pesawat itu sendiri. Rasio ini telah dioptimalkan untuk mencapai kinerja yang maksimal.

Bagaimana soal biaya operasional Rafale? TNI Angkatan Udara selalu mengedepankan prinsip efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan sumber daya.

Biaya yang dikeluarkan disesuikan dengan standar pemeliharaan pabrikan dan kebutuhan pemeliharaan rutin sesuai standar pabrikan Dassault Aviation agar pesawat selalu dalam kondisi optimal dan siap.

TNI AU memandang investasi (Rafale) ini sebagai bagian dari upaya strategis untuk memastikan kesiapan tempur yang tinggi demi menjaga kedaulatan udara negara.

Dengan dukungan teknologi modern dan pelatihan personel yang berkelanjutan, TNI Angkatan Udara optimis dapat mengelola biaya secara bijaksana sehingga memberikan manfaat maksimal bagi pertahanan nasional Indonesia.

Rafale akan menjadi kekuatan udara Indonesia dalam menjaga kedaulatan wilayah nasional melalui kemampuan multi misi.

Rafale akan memperkuat daya tangkal TNI AU dalam menjaga kedaulatan wilayah udara Indonesia melalui operasi superioritas udara hingga dukungan serangan presisi terhadap ancaman darat maupun laut.

Pesawat tempur Rafale akan menjadi salah satu pilar utama dalam memperkuat kemajuan TNI Angkatan Udara dalam menjaga kedaulatan udara Indonesia.

Tak hanya itu saja, Rafale juga dapat memberikan dukungan langsung kepada pasukan darat dan laut sesuai kebutuhan operasional.
Dengan kapasitas bahan bakar internal sekitar 4,7 ton ditambah tangki eksternal hingga total sekitar 6,7 ton, dan efisiensi mesin jetnya, Rafale mampu melaksanakan misi dengan radius tempur mencapai sekitar 1.850 kilometer atau durasi operasional beberapa jam tergantung profil misi dan kondisi penerbangan.

Rafale dilengkapi dengan sistem komunikasi digital terintegrasi yang memungkinkan koordinasi real time antara pilot dengan komando pusat maupun unit lain di lapangan melalui jaringan data link aman berteknologi tinggi, sehingga mendukung efektivitas operasi bersama unsur-unsur militer lainnya.

“Tahun depan (2026) sekitar Februari dan Maret kita mulai kedatangan Rafale. Jadi, dipertengahan tahun depan kami sudah punya enam pesawat Rafale ” ucap Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Mohamad Tony Harjono, usai Rapim TNI AU di Cilangkap, Jakarta Timur, (3/2/25).

TNI AU dijadwalkan menerima enam unit pertama pada tahun 2026. Tiga unit diperkirakan tiba pada Februari atau Maret, kemudian tiga unit berikutnya sekitar tiga bulan setelahnya sebagai bagian dari tahap awal pengoperasian sebelum kedatangan keseluruhan armada lengkap sesuai kontrak.

Masyarakat Indonesia menanti kedatangan “Hembusan Angin Kencang” Rafale mendarat di tanah air kebanggan TNI AU dan bangsa Indonesia. Semoga kedatangannya tahun depan diberi kelancaran dan kemudahan.(***).

Continue Reading
You may also like...

More in Berita

Advertisement
To Top