AirNav dan ASA Australia Mantapkan Langkah Strategis Menuju Navigasi Udara Masa Depan

Redaktur
By
2 Min Read

Kolaborasi lintas batas antara Indonesia dan Australia dalam pengelolaan navigasi udara kembali diperkuat melalui forum tahunan Australian and Indonesian Air Traffic Services Coordination Group (AUSINDO) ke-39 yang digelar di Nusa Dua, Bali pada 1–4 September 2025.

Forum ini menjadi panggung penting bagi kedua negara untuk menyelaraskan visi dan strategi menghadapi tantangan baru industri penerbangan global.

Direktur Operasi AirNav Indonesia, Setio Anggoro, menegaskan bahwa AUSINDO bukan sekadar forum teknis, melainkan ruang strategis untuk menyatukan langkah dalam peningkatan keselamatan dan efisiensi penerbangan di wilayah perbatasan udara.

“Hasil dari forum ini, kita berharap adanya peningkatan kualitas keselamatan dan efisiensi penerbangan, khususnya di perbatasan antara Indonesia dan Australia,” ujar Setio dalam keterangannya pada Senin (1/9/2025).

Ia juga menekankan pentingnya perluasan kerja sama ke arah pengembangan kompetensi, teknologi, dan regulasi yang mendukung kemajuan industri aviasi kedua negara.

Senada dengan itu, Head of Brisbane Aerodrome & Airspace Services ASA, Alex Tikoft, menyoroti urgensi adaptasi terhadap dinamika industri penerbangan yang terus berubah.

“Perubahan yang terjadi di industri penerbangan sangat cepat. Melalui forum ini, banyak manfaat yang bisa diperoleh kedua negara dan juga industri penerbangan, di antaranya dalam hal efisiensi, keselamatan, penghematan, serta isu lingkungan,” katanya.

Alex juga mengungkapkan rencana pembentukan kelompok kerja untuk mengintegrasikan teknologi baru demi peningkatan kualitas layanan navigasi udara.

Salah satu capaian penting dari forum ini adalah pembaruan Letter of Agreement (LoA) yang mengatur prosedur operasional antara FIR Jakarta, Ujung Pandang, Brisbane, dan Melbourne.

Kesepakatan ini menjadi bagian dari transformasi besar AirNav Indonesia dalam modernisasi sistem manajemen lalu lintas udara dan digitalisasi informasi aeronautika.

“Pembaruan LoA dan inovasi teknis ini membuktikan keseriusan Indonesia untuk menghadirkan navigasi penerbangan yang lebih aman, efisien, dan berkelanjutan,” tutup Setio Anggoro. (Rmt)

Share This Article