Maraknya penangkapan dan penyeludupan komoditi perikanan larangan atau pembatasan membuat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam hal ini Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) harus bekerja lebih ekstra.
Saat ini tengah marak penyeludupan benih atau Baby Lobster, baik melalui pengiriman Kargo maupun dibawa langsung oleh penumpang pesawat untuk diseludupkan ke luar negeri.
Seperti diketahui, pada Selasa (21/2/2017) lalu Kepolisian menggagalkan upaya penyeludupan sebanyak 37. 602 Baby Lobster dari seorang penumpang di Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) yang rencananya diseludupkan ke Vietnam.
Kepala Pusat Standarisasi Sistem dan Kepatuhan BKIPM-KKP, Teguh Samudro mengatakan, dalam pencegahan penyeludupan komoditi perikanan lartas, pihaknya gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat khususnya nelayan penangkap, juga dibantu oleh instansi terkait.
“Kita bahu-membahu dengan eselon satu yang lain, untuk melakukan pencegahan dari hulu ke hilir. Juga melakukan sosialisasi kepada nelayan penangkap. Kemudian memberikan alternatif mata pencaharian supaya mereka tidak melakukan penangkapan-penangkapan yang tidak diijinkan,” kata Teguh kepada tangerangonline.id di Kantor BKIPM Jakarta I, Bandara Soetta, Tangerang, Kamis (20/4/2017).
Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk pencegahan penyeludupan melalui Bandara Soetta, BKIPM mengintensifkan koordinasi dengan instansi terkait dari stakeholder di wilayah Bandara seperti, Bea Cukai, Aviation Security dan Kepolisian.
“Tingkat penindakan juga kami kordinasi semakin intensif dengan instansi terkait dari stakeholder di lingkup Bandara Soetta maupun juga dengan pihak Kepolisian dalam hal ini Reskrimsus. Penanganan kita dari hulu ke hilir dengan menggalang semua unsur-unsur yang terkait,” pungkasnya. (Rmt)
