Berita
Asap dari TPA Jatiwaringin Disoal Warga, DLHK: Itu Bukan Dibakar
Asap dari sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatiwaringin, Kecamatan Mauk, disoal warga. Asapnya ditengarai menyebar hingga permukiman tiga Kecamatan, Kecamatan Rajeg, Kecamatan Mauk dan Kecamatan Sukadiri. Namun demikian, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) memastikan asap di TPA bukan dari pembakaran sampah.
“Sampah itu bukan dibakar, namun sampah tersebut terbakar dengan sendirinya dikarenakan faktor panasnya cuaca,” ujar Kepala DLHK kabupateh Tangerang, Syaifullah, Selasa (6/11/2018).
Pihaknya tak tahu dari mana penyebab api yang membakar sampah hingga asapnya berdampak gangguan saluran pernafasan warga.
Pihaknya pun telah melakukan upaya-upaya untuk menanggulangi hal tersebut.
“Untuk perihal asap dari pembakaran sampah kita juga sudah antisipasi, kita sudah siapkan 10 alat semprot untuk memadamkan api beserta asapnya, tak hanya itu, kita juga menyiapkan Damkar untuk mengantisipasi hal-hal yang lain,” terang Syaifullah.
Sebelumnya, Samsul (42) menantu dari Ibu Sanah (60) yang merupakan salah satu warga Kampung Pulo, Desa Gintung RT 25 RW 04, Kecamatan Sukadiri, mengungkapkan, warga pernah dijanjikan akan diberikan konpensasi berupa uang setiap bulannya dan pemberian pengobatan dari Pemerintah.
“Kalau asap sudah datang, mertua saya tidak mau keluar rumah, karena sesak nafasnya sudah parah dan sudah lumayan lama ia derita. Pihak kesehatan bisa dihitung datang kesini untuk memberikan pengobatan, pihak kesehatan terakhir datang tahun lalu untuk meninjau kami,” katanya saat mempersoalkan kondisi demikian.
Ia juga heran jika Pemerintah tak tahu-menahu mengenai siapa membakar sampah di TPA tersebut.
“Yang membakar sampah tersebut kalau bukan pihak TPA mungkin warga yang mulung di TPA tersebut,” selorohnya.
Ia pun menjelaskan mengenai pemasukan warga yang kesehariannya bekerja sebagai pemulung memang sangat membantu perekonomiannya.
Namun untuk ia sekeluarga adanya TPA tersebut tidak membantu perekonomiaanya. Sebaliknya setiap hari asap pembakaran sampahnya selalu ia rasakan dan sangat menggangu.
“Saya hanya ingin adanya bantuan kesehatan yang benar-benar mengobati pernafasan mertua saya dan warga yang lain sampai sehat,” harapnya. (Yan)
