Connect with us

Menhan di Indo Defence and Forum, Penjualan Alutsista Tingkatkan Ekonomi Negara

Berita

Menhan di Indo Defence and Forum, Penjualan Alutsista Tingkatkan Ekonomi Negara

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, mengatakan, soal pembangunan medium tank hasi kerja sama dengan Turki (FNSS) Turki dan Indonesia ( PT Pindad) yang mana Turki bekerja sama dengan Jerman, sama halnya Indonesia

“Jadi sama saja, kita kerja sama dengan Jerman. Kita awali dengan membuat medium tank. Kita memang cocoknya medium tank di Indonesia. Kalau tank Leopard yang berat itu gak cocok, kita mau kemana. Jalan bisa ambrol, bisa 60 ton (bobotnya),” kata Menhan Ryamizard Ryacudu, di sela-sela pameran Indo Defence 2018 Expo and Forum.

“Apalagi kalau sudah keluar Jawa, Sumatera dan Kalimantan yang rawa-rawa, gak pas. Memang paling paling (tank) ringan dengan sedang,” tambahnya.

Soal sparepart medium tank hasil kerjasama Indonesia – Turki, Menhan mengatakan, ketika itu disepakati dibagi dua
dan kedepan komposisinya, Indonesia akan lebih banyak.

“Lama-lama kita yang buat. Kita transfer teknologi dulu,” ujar Menhan Ryamizard.

Seperti halnya Kapal Selam hasil kerja sama Korea dengan Indonesia, kapal selam pertama dan kedua dibangun di Korea, sedangkan Kapal Selam ketiga di bangun bersama- sama dengan Korea di Indonesia.

“Sedangkan kapal selam nomor empat dan lima, sendiri nanti. Kita mau ada apa, beli apa, satu syaratnya, alih teknologi,” tuturnya.

Soal nilai investasi dari Turki dalam pembangunan medium tank, dikatakan, jelas lebih murah kerjasama daripada membeli. Kelak, kata Menhan, bila jumlah produksi sudah cukup banyak, medium tank kerjasama Indonesia- Turki dapat dijual, sehingga dapat menjadi pemasukan ekonomi bagi negara.

Menurut Menhan, negara besar seperti Amerika Serikat dan Inggris, peningkatan ekonomi negaranya sebagian dari penjualan alutsista.

“Kita juga begitu nanti,” kata Menhan.

Menhan belum dapat menjelaskan secara rinci target penjualan pada ajang Indo Defence 2018 and Forum saat ini, namun sudah ada beberapa negara yang membeli helikopter. Negara yang paling banyak melakukan pembelian adalah Arab Saudi yang membeli peluru

“Sampai kelabakan juga buat peluru berjuta-juta, terpaksa beli mesin lagi, untuk peluru kaliber 12.7 yang cukup besar,” ujar Menhan.

Menhan menambahkan, pada prinsipnya, semua teknologi baru kita akan ikuti agar tidak tertinggal. Semua itu, bukan untuk perang, namun untuk menjaga kedamaian.

“Indonesia cinta damai. Itu harus dijaga. Musuh kita, tidak ada. Musuh Indonesia, kawasan, itu teror. Ancaman itu, jangan terpengaruh, itu terus. Seperti, ancaman nyata, bencana alam yang banyak makan korban,” ucapnya.

“Ancaman banyak. Bukan perang aja. Saya kemana-mana semua baik dengan kita. Kenapa? Untuk menghindari perang,” terangnya.(MRZ)

Continue Reading
You may also like...

More in Berita

Advertisement
To Top