Proyek pekerjaan di Jalan Setiabudi yang menghubungkan wilayah Pamulang Barat dan Pamulang Timur atau arah Universitas Pamulang menuju Gaplek jadi sarang macet di wilayah Pamulang.
Dampak kemacetan tersebut terjadi sejak pagi hingga malam hari sehingga memakai metode buka tutup jalan dan menjadi ajang pungutan liar bagi juru parkir dadakan oleh warga sekitar.
Selain sumber kemacetan, kerap juga menyebabkan kecelakaan terhadap pengguna jalan khususnya kendaraan roda dua.
Kapolsek Pamulang, Kompol Prasetyo Noegroho mengatakan, banyaknya laporan yang masuk dari masyarakat khususnya pengendara, sedikitnya ada lima (5) bentuk laporan adanya kecelakaan yang mengakibatkan luka parah.
“Malam ini, kami polsek Pamulang berinisiatif menutupi sebagian jalan yang menjadi titik macet di wilayah Pamulang karena proyek jalan yang tak kunjung selesai. Bukan hanya macet, proyek tersebut juga mengakibatkan pengendara jalan jatuh dan terluka cukup serius,” ungkap Prasetyo (2/4/2021).
Di dampingi belasan personil jajaran dari unit Lantas Polsek Pamulang, Kapolsek berinisiatif memberikan sumbangsih berbentuk semen adukan sebanyak 10 truk ukuran 8 kubik.
Harapannya, jalan tersebut segera di perbaiki agar masyarakat lelausa berkendara guna menjalankan aktifitas.
“Iya, kami berharap dengan bantuan ala kadarnya saya harap pengguna jalan tidak terganggu. Sehingga, masyarakat dapat beraktifitas dengan lancar. Pagi dini hari ini, kurang lebih panjangnya satu kilo meter yang menjadi penghambat pengendara,” terangnya
Sementara itu di lokasi yang sama, kepala unit lantas polsek Pamulang, Ipda Gunawan memaparkan, banyaknya pengaduan masyarakat membuat Polsek Pamulang menjadi sasaran keluhan masyarakat.
“Iya, tiap hari macet. Untunganya juru parkir dadakan dari warga sekitar cukup membantu mengurai kemacetan menggunakan alat seadanya dengan cara buka turup. Ini proyeknya siapa sih kok dibiarkan begini, nanti kami yang di salahkan,” imbuh Gunawan
Macet panjang dan adanya korban kecelakaan lalu lintas membuat ia melaporkan kejadian tersebut kepada pimpinan. Alhasil, pimpinan langsung merespon dan melakukan inisiatif untuk mengurug jalan tersebut menggunakan kocek pribadi.
Kegiatan pengurugan jalan tersebut mengundang tanya bagi pengguna jalan, salah satunya Edwin (32) warga Benda Baru, Pamulang Tangsel. Ia turut bersuara, menurutnya, rute tersebut tak mau ia lewati lantaran macet yang cukup parah.
“Saya berani lewat sini kalo udah malam. Pagi atau siang saya milih nggak lewat sini bang. Mending muter, macetnya parah. Apalagi saya pakai mobil. Ampun ampunan deh,” paparnya
Sementara pantauan media di lapangan, giat inisiatif mengurug jalan tersebut mulai dari pukul 01.00 pagi dini hari saat lalu lintas sedang agak sepi.
Di lokasi, tidak hanya jalan yang menjadi faktor penghambat pengguna jalan. Tetapi, kabel-kabel yang menjuntai dampaknya lalu lintas di Jalan Setiabudi agak terhambat. (Adt)