Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi Silmy Karim meminta seluruh Kepala Kantor Imigrasi (Kakanim) di Indonesia untuk meningkatkan pengawasan dan penindakan terhadap warga negara asing (WNA) yang bermasalah atau pelaku kejahatan keimigrasian.
Hal ini dilakukan agar Indonesia tidak lagi menjadi tempat atau negara transit WNA yang bermasalah atau kejahatan keimigrasian. Direktorat Imigrasi concern terhadap kasus human trafficking dan Tindak Pidana Perdagangan Orang dan lain sebagainya.
“Jadi, saya kumpulkan para Kakanim, saya dorong melakukan pengawasan dan penindakan lebih ketat lagi. Dan ini adalah salah satu yang kita sampaikan, dan ini signal, pemberitaan informasi, bahwa Indonesia tidak bisa lagi menjadi tempat transit pelaku kejahatan keimigrasian ke luar negeri,” kata Silmy di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (28/3/2023).
Dia mengatakan, selama ini Indonesia dipilih pelaku kejahatan keimigrasian sebagai negara transit sebelum mereka ke negara tujuan utamanya. Salah satu negara tujuan akhir pelaku kejahatan keimigrasian adalah Australia.
“(Tujuan) yang paling banyak itu ke Australia dan Malaysia, (oleh karenanya) mana – mana yang melanggar, mana-mana yang menjadi beban, menjadi masalah, ini kita lakukan operasi untuk pengawasan dan penindakan,” tegasnya.
Tingkatkan Pelayanan
Sejalan dengan pengetatan dan pengawasan secara maksimal, Silmy juga meminta jajarannya untuk meningkatkan pelayanan bagi WNA yang memberikan keuntungan bagi negara.
“Jadi memang dalam beberapa hal kami tentunya sangat mendorong pelayanan. Pertama, kita ingin mendorong datangnya pelintas berkualitas. Seiring sejalan antara kita perbaiki pelayanan, kita mudahkan perbanyak visa jenisnya, (sehingga) bida mendatangkan pelintas berkualitas yang bisa mendorong perekonomian dan juga pertumbuhan ekonomi Indonesia,” jelasnya. (Rmt)
