Bertahan Hidup, Ayah dan Anak Jual Bakso Keliling di Pandeglang Tempuh Puluhan Kilometer

Redaktur
By
2 Min Read
Foto: Dedi Daryadi bersama anak lelakinya Romdon Rahmatullah saat berjualan bakso keliling di wilayah Pandeglang

Nasib mujur tak selalu dirasakan semua orang, seperti dirasakan seorang ayah dan anaknya bersama-sama berjualan bakso keliling di wilayah sekitar Saketi, Pandeglang. Ayah itu adalah Dedi Daryadi dan anaknya Romdon Rahmatullah yang setiap hari mendorong gerobak bakso menempuh puluhan kilometer demi bertahan hidup.

Dimulai sang fajar terbit, mereka sudah mulai mendorong gerobak baksonya hingga fajar pun perlahan tenggelam. Langkah demi langkah mereka pun selalu diiringi asa agar kembali membawa rezeki.

Dedi bersama anak lelakinya ternyata berjualan tak hanya untuk bertahan hidup, melainkan juga untuk menyekolahkan anak perempuannya yang duduk di bangku tingkat Sekolah Dasar (SD).

Mereka yang tinggal di sebuah rumah kontrakan mungil di Kampung Saketi Pasir, RT.01/RW.02, Desa Saketi, Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang, diketahui tidak memiliki perabotan yang memadai. Sekedar untuk tidur mereka saja hanya beralaskan selembar tikar.

Dedi Daryati saat ditemui di kediamannya menceritakan asal usulnya dan dagangan yang menjadi sumber nafkah keluarganya ternyata  bukan miliknya, melainkan milik seseorang pengusaha bakso yang dititipkan olehnya.

“Saya musafir dari Garut, alhamdulilah selama disini ada yang menolong gitu bos bakso ikan semuanya gerobak peralatan dari bos bakso ikan di Pandeglang,” katanya saat ditemui di kediamannya, Jumat (2/6/2023).

Penghasilan dagang bakso yang ia dapatkan pun terbilang jauh dari kebutuhan. Malahan, pernah ia tidak mendapat penghasilan dalam sehari.

“Ya alhamdulilah kadang sehari Rp 100 ribu kadang enggak ada, paling cukup buat nyambung hidup aja,” ujarnya.

Saat ini Dedi akan terus berjuang untuk mempertahankan keberlangsungan hidup dan pendidikan anak perempuannya, meski anak lelakinya harus rela putus sekolah dan ikut membantunya berdagang karena keterbatasan biaya.

“Anak yang paling kecil itu (yang perempuan) pingin. Satu lagi kakaknya Romdon, dia cita-cita pengen sekolah SMP berhubung tamatnya kelas 6 SD jadi enggak diterusin karena biaya enggak ada,” tuturnya.

Sementara, Romdon saat ditanyai terkait keinginannya, ia mengatakan dengan mata berlinang air mata berharap dapat melanjutkan sekolah dan mewujudkan cita-citanya menjadi tentara.

“Iya pengen sekolah lagi kaya teman-teman lain, kalau cita-cita pengen jadi tentara,” pungkasnya. (Dan/REDAKSI)

Share This Article