Sherly Islamia
Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Universitas Muhammadiyah Tangerang
OPINI – Serangan tentara Isreal hingga kini terus terjadi dan menghantui rakyat Palestina, baik itu yang berada di Tepi Barat atau Gaza. Penyerangan brutal yang dilakukan negara Israel pun menimbulkan ribuan korban jiwa yang didominasi oleh balita, anak-anak, remaja, hingga para wanita.
Berdasarkan data yang dikutip dari databoks.katadata.co.id , selama periode 7 Oktober hingga 1 November 2023, lebih dari 8.900 warga Palestina tewas. Kondisi itu pun menjadi perhatian seluruh dunia. Beberapa negara mengecam aksi anarkis yang dilakukan Israel dalam penyerangan bertubi-tubi dan tidak pandang bulu.
Respon positif diberikan masyarakat dengan harapan kebebasan rakyat Palestina atas serangan perang tersebut. Secara internasional, masyarakat ikut berkampanye, meminta dan menuntut perdamaian, seperti menyuarakan melalui video, hingga poster. Namun kondisi ini nyatanya mendapat tindakan berbeda dari media sosial. Banyak postingan yang dihapus oleh platform-platform media tersebut dan menimbulkan gejolak baru pada situasi itu.
Melihat reaksi yang ada, saat ini simbol dukungan kepada Palestina digantikan dengan buah semangka yang pernah tampil pada tahun 1997, pada saat pemerintah Israel menduduki Tepi Barat dan Yerusalem Timur, karena adanya larangan pengibaran bendera Palestina di muka umum.
Simbol ini digunakan kembali untuk menghindari pemblokiran yang dilakukan oleh platform media sosial. Di antara gambar semangka yang beredar secara online dengan kombinasi warna merah, putih, hijau dan hitam yang menjadi identifikasi negara Palestina. Simbol semangka ini karya seorang seniman Palestina yang tinggal di Ramallah, Tepi Barat.
Salah satu negara yang turut terlibat untuk berkampanye kebebasan Palestina melalui simbol semangka, yakni Indonesia. Indonesia memiliki peran dalam konflik Israel-Palestina. Masuk menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) negara yang memiliki jumlah penduduk 278,69 juta jiwa (data Badan Pusat Statistik tahun 2023) ini menjadi co-sponsor, fasilitator, mediator, partisipator, inisiator, motivator, dan justifikator dalam membantu penyelesaian konflik Israel-Palestina. Upaya ini mencerminkan peran Indonesia dalam mendukung perdamaian di Timur Tengah.
Dengan posisi itu, tidak hanya simbol semangka yang diberikan sebagai bentuk dukungan negara oleh Indonesia. Namun, peran lainnya juga dilakukan khususnya oleh rakyat Indonesia melalui boikot produk-produk yang berkaitan dengan Israel dan turut terjun sebagai relawan untuk membantu kegiatan sosial dan kemanusiaan bagi Palestina.*
Sherly Islamia
2270201396
Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Universitas Muhammadiyah Tangerang