Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menempatkan penanganan banjir sebagai salah satu program prioritas dalam pembahasan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2025. Usulan tersebut tengah dibahas dalam Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Perubahan APBD yang saat ini bergulir di DPRD Kota Tangsel.
Sekretaris Daerah Kota Tangsel, Bambang Noertjahjo, menyampaikan bahwa kebutuhan anggaran untuk mengatasi banjir meningkat, menyusul sejumlah kejadian genangan dan luapan air di berbagai titik.
“Kita di anggaran murni juga sudah menganggarkan untuk penanganan banjir, tapi karena melihat situasi yang berkembang kita hitung ulang. Menurut dinas terkait diperlukan beberapa kegiatan antisipatif dan solutif terhadap kondisi banjir-banjir yang kita hadapi. Harapannya kita bisa lebih mengontrol,” ujar Bambang usai Rapat Badan Anggaran di DPRD, Senin (14/07/2025).
Pemkot Tangsel mengusulkan penambahan dana hingga Rp25 miliar, yang akan dialokasikan kepada Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi untuk menjalankan berbagai proyek strategis pengendalian banjir di sejumlah wilayah rawan.
“Ada beberapa segmen program penanganan banjir, kemungkinan sekira Rp20-25 miliar akan kita insight ke Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi untuk penanganan banjir. Ini kan tentunya masih kita diskusikan dengan DPRD,” jelasnya.
Bambang menambahkan, kerja sama lintas wilayah menjadi penting karena persoalan banjir di Tangsel kerap berdampak hingga ke kota tetangga. Salah satu wilayah terdampak pada banjir terakhir adalah Perumahan Pondok Maharta, yang berada di perbatasan dengan Kota Tangerang.
Ia mengungkapkan bahwa Pemkot Tangsel telah beberapa kali berdiskusi dengan Pemkot Tangerang dalam forum yang difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Banten untuk menyamakan langkah penanganan.
“Ada beberapa kali diskusi yang difasilitasi provinsi, mereka juga memiliki pemahaman yang sama, cuma kita tidak bisa menunggu terus. Kita akan lakukan apa yang bisa dilakukan. Diskusi dan juga analisa teknis dilakukan, harapannya bisa melangkah bersama seputar penanganan banjir,” ujar Bambang.
Sebagai informasi, banjir besar terakhir terjadi pada 8 Juli 2025, menyusul hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan meluapnya aliran sungai dan kali. Berdasarkan catatan Pemkot Tangsel, genangan terjadi di 22 titik, termasuk kawasan pemukiman padat penduduk.

