Index
Gugatannya Ditolak , Emak-emak Ngamuk di Kantor BPN Kota Tangerang
KOTA TANGERANG – Gugatan ditolak Pengadilan Negeri Tangerang, emak-emak warga Kampung Baru, Kelurahan Jurumudi, Kecamatan Benda ngamuk di Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Tangerang, Kamis (5/3).
Mereka menuntut keadilan dari tim pembebasan lahan untuk pembangunan Tol JORR II, Kunciran – Bandara Soetta.
Puluhan warga yang bergerak sejak pagi hari ini geram atas putusan PN Tangerang yang menolak gugatan mereka.
Melalui Majelis Hakim yang diketuai Muhammad Irfan Siregar, PN Tangerang menolak gugatan warga atas 27 bidang lahan yang hingga saat ini masih belum dibebaskan.
“Dalam putusannya kami menolak eseksi dan menolak gugatan seluruhnya. Dan kami juga membebankan biaya gugatan kepada penggugat,” kata Irfan dalam putusannya di PN Tangerang pada Kamis (5/3/2020).
Menyikapi hal ini, warga yang didampingi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Patron melalukan konvoi ke Kantor BPN Tangerang sebagai bentuk kekecewaan mereka.
Namun tidak berselang lama, sejumlah emak-emak yang menangis histeris menendang gerbang pagar Kantor BPN Kota Tangerang.
“Keluar lu biang kerok. Kemana hati nurani kalian,” ungkap satu orang emak-emak.
Meskipun aksi sempat memanas, tim Kepolisian yang sudah bersiaga sejak tadi mulai mencairkan suasana. Beberapa perwakilan dari warga dipanggil untuk masuk ke Kantor BPN Kota Tangerang.
Sementara itu Saiful Bahri selaku Ketua LSM Patriot Nasional (Patron) mengaku geram atas putusan PN Tangerang.
“Kami tidak menolak pembangunan nasional. Bahkan kami mendukung masuknya investasi-investasi, tapi tolong jangan kebiri hak rakyat,” ungkap pria yang akrab disapa Marcel ini.
Ia mengatakan, atas putusan tersebut warga merasa heran dan merasa dipermainkan. Padahal, sebelumnya ada beberapa warga yang dibayarkan dengan nilai yang cukup tinggi.
“Tahun 2017 ada lahan sawah yang dibayar 7 juta lebih. Tapi kenapa di tahun ini kami malah dibayar 2,6 juta,” ujar Marcel.
Marcel dan sejumlah warga lainnya mengaku akan kembali melakukan aksi jika kedepan tuntutan mereka tidak digubris.
“Kami akan kembali dengan masa yang lebih besar jika nanti tuntutan kami tidak didengar. Tolong realisasikan hak masyarakat, kami lebih baik berdarah-darah mempertahankan hak kami,” tukasnya. (Bal)
