Agenda
Angkasa Pura II Tanam Ribuan Mangrove
Sebanyak 4.000 batang pohon mangrove ditanam di pesisir pantai Tangerang oleh PT. Angakasa Pura II di Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, tujuan dari penanaman pohon Mangrove di wilayah tersebut berguna untuk merestorasi rusaknya kawasan pesisir utara Kabupaten Tangerang yang diakibatkan abrasi.
Human Capital and Finance Executive Manager Bandara Soekarno-Hatta, Indah Suryandari menjelaskan, program bertema ‘Save our earth, save our life’ ini berorientasi pada perbaikan fungsi ekosistem dan upaya pelestarian hutan Mangrove.
“Program ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengintergrasikan pembangunan sektoral untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dengan memperbanyak penanaman pohon. Mengingat manfaatnya begitu besar, seluruh elemen masyarakat bahu membahu memberikan kontribusi dalam rehabilitasi dan pelestarian hutan Mangrove,” terang Indah, Rabu (20/09/2017).
Selain turut ambil bagian dalam menanam pohon Mangrove, turut dilakukan juga tebar ribuan benih ikan di wilayah tersebut. Ia menjelaskan, bumi yang kita tinggali, kata Indah, merupakan titipan untuk diwariskan kepada anak cucu. Karena itu, penting bagi kita untuk bertanggung jawab dan bersama-sama merawat lingkungan.
“Ribuan benih ikan kita tebar, seperti ikan nila, kakap merah serta ikan bandeng,” jelasnya.
Perlu diketahui bersama, lanjut dirinya, bahwa PT Angkasa Pura II pada tahun 2016 lalu telah menyalurkan dana melalui Program Kemitraan sebesar Rp 2,95 miliar kepada 108 mitra binaan dari Kota dan Kabupaten Tangerang.
Rinciannya adalah Rp 1,2 miliar untuk mitra dari Kota dan Rp 1,75 miliar untuk mitra dari wilayah Kabupaten. Berdasarkan data unit Corporate Social Responsibility Kantor Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta, nominal Program Kemitraan yang telah disalurkan dari tahun 2001 hingga 2016 mencapai Rp32,59 miliar kepada total 1.812 mitra binaan.
Sedangkan untuk Program Bina Lingkungan dari tahun 2004 hingga 2016 totalnya mencapai Rp 22,4 miliar.
Program Bina Lingkungan diberikan dalam bentuk barang seperti mobil ambulance kelililing, mobil perpustakaan keliling, gerobak sampah, kacamata, dan lain-lain atau juga dapat berupa bangunan fisik untuk fasilitas umum seperti mushola, sekolah, sarana MCK, dan juga termasuk Rumah Kampung Baca yang sedang dibangun. (Yan)
