Bandara
AirNav Indonesia Gandeng BSSN Tingkatkan Keamanan Teknologi Navigasi Penerbangan
AirNav Indonesia menjalin kerja sama strategis dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk memperkuat sistem keamanan Operational Technology (OT) yang mendukung navigasi penerbangan nasional.
Kolaborasi ini merupakan bagian dari Program Perlindungan Infrastruktur Informasi Vital (IIV) Nasional yang dijalankan BSSN, khususnya di sektor transportasi udara.
Direktur Keselamatan, Keamanan dan Standardisasi AirNav Indonesia Nurcahyo mengatakan, kegiatan ini merupakan implementasi dari amanat Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2022 serta peraturan-peraturan turunannya, terutama terkait pelindungan terhadap infrastruktur informasi vital nasional.
“Sebagai penyedia tunggal layanan navigasi penerbangan di Indonesia, AirNav menekankan pentingnya fondasi keamanan siber yang kokoh untuk melindungi sistem dari potensi ancaman,” kata Nurcahyo, dalam kegiatan audiensi identifikasi sistem OT oleh BSSN di Kantor Cabang Jakarta Air Traffic Service Center (JATSC), Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat (4/7/2025).
Menurut Nurcahyo, kerja sama ini tidak hanya mencakup identifikasi dan penilaian risiko, tetapi juga penyusunan strategi mitigasi dan peningkatan kapasitas secara berkelanjutan.
“Kami berharap, melalui kegiatan ini, kami dapat membangun pemahaman yang lebih dalam terhadap sistem OT di JATSC, serta menyusun rencana tindak lanjut yang konkret dalam rangka penguatan pelindungan IIV,” lanjutnya.
Fokus pada Sistem Vital dan Ketahanan Siber
JATSC merupakan pusat kendali lalu lintas udara dengan sistem operasional yang kompleks. Salah satu sistem utamanya, Air Traffic Control Automation, dikategorikan sebagai infrastruktur informasi vital.
Oleh karena itu, AirNav memprioritaskan keamanan sistem OT melalui berbagai langkah, seperti pembentukan tim tanggap insiden (AirNav-CSIRT), penerapan Security Information and Event Management (SIEM), dan asesmen Instrumen Kematangan Keamanan Siber (IKAS).
“Karena itu, memastikan keamanan sistem OT menjadi prioritas utama kami. Identifikasi, pengukuran tingkat kematangan keamanan siber, serta upaya peningkatan kapasitas terus dilakukan, termasuk melalui pembentukan tim tanggap insiden (AirNav-CSIRT), implementasi Security Information and Event Management (SIEM), serta asesmen IKAS,” jelas Nurcahyo.
AirNav menargetkan pencapaian Level 4 dalam asesmen IKAS tahun 2025 sebagai bukti komitmen terhadap peningkatan keamanan siber yang berkelanjutan. Kegiatan ini juga mencakup kunjungan lapangan ke fasilitas sistem otomasi ATC di JATSC untuk memperkuat pemahaman teknis dan strategis dalam perlindungan aset digital.
BSSN: Membangun Sistem yang Tangguh dan Terpercaya
Direktur Keamanan Siber dan Sandi TIK, Media, dan Transportasi BSSN, Nur Achmadi Salmawan, menjelaskan bahwa kunjungan kerja ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis sistem OT yang digunakan AirNav, mengenali vendor dan model produk utama dalam sistem kritikal, serta memahami persepsi perusahaan terhadap sertifikasi jaminan fungsi keamanan.
“Pelindungan Infrastruktur Informasi Vital (IIV) bertujuan untuk melindungi keberlangsungan penyelenggaraan IIV secara aman, andal, dan terpercaya,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa tujuan lainnya adalah mencegah gangguan, kerusakan, atau kehancuran akibat serangan siber dan kerentanan sistem.
“Serta untuk meningkatkan kesiapan dalam menghadapi insiden Siber dan mempercepat pemulihan dari dampak Insiden Siber. Kami berharap, melalui kerja sama ini, kita tidak hanya dapat memitigasi risiko, namun juga membangun sistem yang lebih tangguh terhadap potensi ancaman siber yang semakin canggih,” tegasnya.
Komitmen AirNav terhadap Keamanan Nasional
AirNav Indonesia menyampaikan apresiasi atas dukungan BSSN dan menegaskan komitmennya untuk menjaga keselamatan dan kelancaran navigasi penerbangan melalui sinergi lintas lembaga.
“Penyelenggaraan keamanan sistem navigasi penerbangan memerlukan kolaborasi yang erat dengan lembaga seperti BSSN, untuk memastikan perlindungan menyeluruh terhadap infrastruktur vital nasional. Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kesiapan, ketangguhan, dan keandalan sistem kami dalam menjaga keselamatan penerbangan di Indonesia,” tutup Nurcahyo. (Rmt)
