Berita
Bandara Soetta Segera Bangun Gardu Induk Senilai Rp 233 Miliar
PT Angkasa Pura (AP) II akan meningkatkan kualitas sistem kelistrikan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) demi menjaga dan meningkatkan pelayanan kepada maskapai dan penumpang.
Salah satu bentuk pembenahan adalah dengan membangun gardu induk bertegangan 150 KV dan berkapasitas 2 x 60 MVA di kawasan Bandara Soetta guna memastikan pasokan listrik ke bandara tetap terjaga.
Pembangunan gardu induk dengan nilai investasi sebesar Rp 233 miliar itu akan dilaksanakan oleh PT Waskita Karya Tbk dan ditargetkan tuntas pada 2018 mendatang.
President Director AP II, Muhammad Awaluddin mengatakan, apabila gardu induk sudah beroperasi, maka aliran listrik dari gardu induk PLN akan dialirkan ke gardu induk tersebut kemudian diteruskan ke tiga power supply yang ada di bandara untuk mendukung kelistrikan di Terminal 1, Terminal 2, dan Terminal 3, serta kawasan perkantoran.
“PLN dan AP II telah menunjukan sinergi yang baik dalam hal penyediaan pasokan listrik untuk kegiatan kebandarudaraan sejak tahun 1984 saat bandara ini pertama kali beroperasi,” kata Awaluddin dalam keterangan tertulisnya yang diterima tangerangonline.id, Jumat (17/2/2017).
Sinergi ini sambungnya, akan ditingkatkan dalam hal penyediaan pasokan utama listrik melalui Gardu Induk Khusus dan JIAC 1, 2, 3, dan 4 nantinya berperan sebagai back up, sehingga akan membuat sistem kelistrikan di bandara handal dan dapat cepat melakukan antisipasi apabila ada gangguan.
Hal ini berbeda dengan skema saat ini, di mana pasokan listrik dari gardu induk PLN lalu dialirkan ke feeder Jakarta International Airport Cengkareng atau JIAC 1, 2, 3, dan 4, baru kemudian ke tiga power supply dimana saat ini PLN telah memasok listrik sebesar 65 MVA di Bandara Soetta.
Menurut Awaluddin, kebutuhan listrik di Bandara Soetta sampai dengan tahun 2021 diestimasikan mencapai 135 MVA, hal ini diperlukan untuk mendukung sejumlah pembangunan infrastruktur baru bandara seperti Automated People Mover System (APMS), Stasiun kereta bandara, Intergrated Building, Cargo Village, Revitalisasi Terminal 1 dan Terminal 2, Pembangunan Runway ke tiga, serta pembangunan infrastruktur lainnya di kawasan bandara.
“Pembangunan gardu induk khusus ini juga bertujuan untuk mendukung operasional Terminal 3, di mana ketika sudah beroperasi penuh dibutuhkan listrik hingga 30 MVA khusus untuk Terminal 3,” jelas Awaluddin.
AP II optimis dengan pembenahan kelistrikan yang juga dilakukan melalui penerapan digitalisasi dengan mengimplementasikan sistem SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition), maka sistem kelistrikan semakin handal untuk mendukung operasional dan peningkatan pelayanan di Bandara Soetta.
“SCADA memungkinkan kami untuk membangun satu tempat khusus sebagai pusat informasi dan pemantauan seluruh sistem kelistrikan di Bandara Internasional Soekarno Hatta, sehingga kami dapat lebih cepat mengantisipasi kemungkinan adanya gangguan serta menjalankan langkah kontingensi untuk menanggulangi gangguan,” tandas Awaluddin. (Rmt)
