Berita
Bayi Meninggal, Keluarga Pasien Duga RS di Pasarkemis Lalai Beri Rujukan
Sebuah Rumah Sakit (RS) di Kelurahan Kuta Baru, Kacamatan Pasakemis, Kabupaten Tangerang diduga telah lalai pada proses rujukan pasiennya yaitu bayi dari Kaimar (40) yang sebelumnya pada Rabu (8/11/2017) lalu menjalani operasi persalinan.
Aten (48) suami dari Kaimar menduga bahwa pihak RS Bunda Sejahtera telah melakukan kelalaian proses rujukan terhadap anaknya yang baru lahir, hingga menyebabkan meninggal pada Selasa (14/11/2017) lalu.
Diceritakan Aten, bahwa anaknya didiagnosa oleh pihak RS tersebut mengalami gangguan gejala pernapasan, lalu pihak RS pun meminta dirinya untuk mencari rujukan RS lain untuk memberikan penanganan lebih lanjut, dikarenakan tidak mempunyai alat atau fasilitas lengkap dalam menangani gejala pernapasan terhadap balita atau anak yang baru lahir.
“Saya langsung menyuruh anak pertama dan adik saya untuk mencari rumah sakit di Tangerang yang bisa menangani gejala pernapasan yang menimpa anak saya yang baru lahir,” ujarnya kepada tangerangonline.id dengan mata berkaca-kaca, Rabu (29/11/2017).
Tak lama kemudian, ia melanjutkan, anak pertama beserta adiknya pun mendapatkan RS yang bisa menangani gejala pernapasan yang menimpa anak bungsunya yang baru saja lahir beberapa jam saat itu. Dirinya pun langsung menghampiri suster yang menangani persalinan istrinya, Suster AP untuk memberitahukan bahwa dirinya sudah mendapatkan RS sebagai rujukan.
“Saat saya bilang ke suster AP bahwa saya sudah mendapatkan RS rujukan, tetapi suster mengatakan kepada saya bahwa mereka sudah merujuk dan memesan RS xxxxx untuk rujukan anak saya,” imbuhnya.
Dirinya pun mengikuti rujukan dari pihak RS Bunda Sejahtera untuk dirujuk ke RS xxxx. Namun sesampainya di RS itu ternyata hal yang sama ia dapatkan, bahwa RS xxxxx pun tidak mempunyai alat yang memadai untuk menangani gejala pernapasan yang menimpa anaknya tersebut.
“Kalau memang ini bukan suatu kelalaian, kenapa pihak RS merujuk anak saya ke RS yang tidak mempunyai alat yang lengkap. Sedangkan saya sudah mendapatkan rujukan ke RS yang betul-betul mempunyai alat yang lengkap dan bisa secepatnya langsung menangani anak saya,” terangnya dengan air mata yang perlahan menetes ke pipinya.
Sementara di tempat berbeda, Direktur RS Bunda Sejahtera, Dr. Susan membantah jika pihaknya telah melakukan kelalaian pada saat merujuk pasiennya ke RS lain.
“Pada awal persalinan pihak keluarga sudah kami kasih tahu kalau keadaan janin sang ibu pada saat itu memang lemah, dan sesudah melahirkan pun kami langsung berupaya untuk merujak si anak ke RS yang bisa langsung menangani si anak,” ungkapnya saat ditemui tangerangonline.id di ruangannya.
Ia juga menyebutkan, bahwa keadaan si anak pada saat itu didiagnosa terkena gangguan pernapasan, dan pihaknya tidak mempunyai Bubble Cpap (Continuos Positif Airways Pressure) atau yang biasa disebut alat bantu pernapasan pada bayi yang beru melahirkan, jadi pihaknya memutuskan untuk merejuk bayi ke RS xxxxx di Karawaci, Kota Tangerang.
“Karena saat itu kondisi emergency dan kebetulan suster kami yang menangani proses persalinan tersebut merupakan mantan suster RS xxxxx, jadi kami langsung rujuk si bayi ke RS xxxx, dan keluarga pasien ( ayah si bayi) juga mengatakan kepada pihak kami ‘yang mana yang terbaik buat anak saya saja’,” ia memperjelas kronologis saat proses rujukan.
Setahu pihaknya yang terjadi saat si bayi tiba di RS xxxx bahwa keadaan si bayi memburuk hingga pihak RS xxxx langsung memberikan si bayi untuk di NICU (Neonatal Intensive Care Unit) atau unit perawatan intensif untuk bayi baru lahir yang memerlukan perawatan khususnya fungsi pernafasan yang kurang sempurna.
“Kami selaku pihak RS, selalu memberikan penanganan semaksimal mungkin untuk segera cepat dalam memberikan penanganan terhadap pasien kami, dan di RS xxxx si bayi juga mengahabiskan waktu seharian,” tandasnya. (Yan)
