Connect with us

Kuliah Umum di UPN Veteran, Menhan Sampaikan Pentingnya Bela Negara

Berita

Kuliah Umum di UPN Veteran, Menhan Sampaikan Pentingnya Bela Negara

Menteri Pertahanan Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu, memberikan kuliah umum di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, di Yogyakarta. Dalam Kuliah Umum di hadapan mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta, Menhan Ryamizard, mengangkat tema “Bela Negara, NKRI Harga Mati dan Tolak Radikalisme”.

“Saya ingin berpesan, jadilah kalian sebagai generasi masa depan yang maju dan unggul, serta berkarakter, yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta teruslah berkarya. Selain itu kalian juga harus memiliki kekuatan integritas kepribadian yang Pancasilais, mental yang kokoh, ulet, tegar, dan pantang menyerah, serta menjauhi perilaku korupsi dan radikalisme, demi kemajuan bangsa dan negara yang sangat kita cintai bersama,” ujar Menhan Ryamizard mengawali kuliah umumnya di Kampus UPN Veteran, Selasa (30/10/18).

Menurutnya, generasi pemimpin Indonesia kedepan haruslah pemimpin yang memiliki karakter dan berwawasan kebangsaan yang utuh, sementara itu intelektualitas adalah faktor pelengkap serta pendukung dari totalitas integritas seorang pemimpin bangsa. Dari hasil berbagai survei dan penelitian pembentukan kader Pemimpin disimpulkan bahwa karakter atau integritas menempati porsi terbesar yaitu 80 persen, sementara ilmu 5 persen, pengetahuan umum 5 persen dan kemampuan dalam pengambilan keputusan 10 persen.

Konsep ini, kata Menhan, sejalan dengan visi dan misi dari UPN yaitu menjadi universitas pionir pembangunan yang dilandasi jiwa Bela Negara di era Global. Jiwa Bela Negara disini bermakna bahwa mahasiswa UPN harus memiliki integritas dan karakter yang kuat sebagai patriot dan pejuang untuk mengawal proses pembangunan bangsa kedepan.

Oleh karena itu, lanjut Menhan, aspek pembentukan karakter dalam proses pendidikan di UPN harus terus menjadi prioritas; sehingga ke depan bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang besar jiwa dan karakternya, bukan hanya dinilai dari aspek kecerdasanya saja. Artinya perlu ada keseimbangan antara penggunaan otak kanan yang berbasis intuisi dan perasaan dengan otak kiri yang berlandaskan pada pikiran, teori, dogma dan norma.

“Kalian disini juga akan dipersiapkan untuk mengawaki proses pembangunan di Indonesia di segala lini, untuk menuju Indonesia yang adil, makmur dan sentosa. Sehingga sebagai calon pemimpin kalian harus terus memiliki jatidiri yang konsisten dalam membela Pancasila dan UUD 1945, kita harus mengemban amanah untuk menjaga keutuhan NKRI sebagai harga mati yang tidak dapat ditawar-tawar lagi,” tandas Menhan.

“Kobarkan di dada kalian jargon NKRI harga mati, oleh karena itu pembukaan UUD 1945 harus dijaga dan tidak boleh dirubah sedikitpun, karena Pembukaan UUD 1945 mengandung amanah dan nilai-nilai mulia khas bangsa Indonesia yang merupakan pondasi utama tetap utuh tegaknya NKRI kita tercinta,” tambah Menhan.

Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban bersama dari semua generasi dan kalangan untuk terus menjaga dan melestarikan ideologi Pancasila sebagai satu-satunya ideologi negara yang paling ampuh didalam menangkal derasnya pengaruh ideologi bermuatan materialis.

Disamping ancaman ideologis, Indonesia juga sedang berjuang menghadapi ancaman yang sangat nyata yakni teorisme dan radikalisme. Ancaman ini, lanjut Menhan, merupakan salah satu bentuk penistaan terhadap agama, negara dan bangsa, yang tidak hanya menimbulkan kerugian material dan nyawa serta menciptakan rasa takut di masyarakat, tetapi terorisme ini juga telah mengoyak keutuhan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ia menambahkan, terorisme telah membuat kita saling curiga dan saling memusuhi. Terorisme pun telah merusak ikatan persaudaraan dan nilai-nilai toleransi yang sejatinya menjadi kultur budaya bangsa ini. Aksi brutal mereka telah merusak tatanan kehidupan Kebangsaan dan benar-benar keluar dari ajaran Islam yang memiliki misi di bumi ini sebagai rahmat bagi semuanya, bukan ancaman dan kekerasan kepada manusia.

Strategi pertahanan khas Indonesia dibangun berlandaskan kekuatan hati nurani yang mencerminkan jati diri bangsa dan nilai-nilai budaya bangsa didefinisikan sebagai strategi pertahanan “Smart Power” yaitu strategy pertahanan yang bersifat defensif aktif yang merupakan penggabungan antara kekuatan Soft Power atau Non Fisik melalui penanaman kesadaran Bela Negara dan penyiapan kekuatan Hard Power dengan sistem pertahanan rakyat semesta.

“Konsep Permesta ini lebih mengedepankan kekuatan rakyat sebagai basis pertahanan negara. Kekuatan rakyat yang dilandasi kesadaran Bela Negara ini merupakan modalitas bangsa yang telah terbukti sangat dasyat menangkal seluruh bentuk dan dimensi ancaman terhadap keutuhan dan integritas bangsa dan negara Indonesia,” ungkapnya.

Esensi dari kesadaran Bela Negara ini, menurut Menhan, pada hakikatnya dimaksudkan untuk mewujudkan warga negara yang memiliki kesadaran sikap dan perilaku yang menjunjung tinggi pentingnya aktualisasi nilai-nilai luhur bela negara yaitu cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta mempunyai kemampuan awal Bela Negara baik psikis maupun fisik.

“Sehingga muara akhir dari Bela Negara ini diharapkan dapat membangun karakter bangsa Indonesia yang disiplin, optimisme, taat hukum, bekerja keras untuk negara dan bangsanya, melaksanakan perintah Tuhan sesuai agamanya masing-masing, kerja sama dan kepemimpinan didalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara,” ujarnya.

Empat Pesan Menhan Untuk Mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta

Mengakhiri sambutannya, Menhan berpesan. Pertama, kelak bila para mahasiswa menjadi pemimpin, jadilah pemimpin yang senantiasa menjadi solusi dari setiap permasalahan dan bukan sebaliknya malah menjadi masalah dan duri bagi organisasi. Jadilah pemimpin yang memiliki hati nurani yang bersih tidak akan mudah menyerah dan bahkan adalah pribadi yang berjiwa besar, arif dan bijaksana serta senantiasa pandai merasa, bukan merasa pandai, serta bermanfaat bagi dirinya, keluarga, terutama untuk lingkungan dan bangsanya.

Kedua, ilmu pengetahuan memang faktor penting menjadikan generasi bangsa yang cerdas. Namun, kecerdasan tersebut tidak akan berarti apa-apa, jika tidak diperkaya dengan karakter dan wawasan kebangsaan yang kuat.

Ketiga, perlu kalian ingat bahwa satu-satunya yang tidak dapat dibeli di muka bumi ini adalah karakter, sebagai kemudi hidup yang akan menentukan arah yang benar dalam bahtera kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Karakter tidak akan datang dengan sendirinya, untuk itu dengan penuh kesadaran, mari bersama kita bangun kembali karakter bangsa Indonesia yang berwawasan kebangsaan serta semangat Bela Negara.

Keempat, tuntutan kualitas generasi muda Indonesia kedepan tidak hanya dituntut memiliki kecerdasan, keterampilan dan kompetitif semata, namun juga harus diimbangi dengan kualitas mental ideologi Pancasila yang kuat; berahlak mulia, cinta Tanah Air, berwawasan kebangsaan, berjiwa Nasionalisme dan Patriotisme, serta memiliki semangat Bela Negara yang tinggi; sebagai hal mendasar yang harus dibangun dan dipersiapkan sejak dini.

“Jangan pernah sekali-sekali, kalian kecewakan para pemimpin dan pendidik yang telah mebimbing kalian di UPN Yogyakarta ini,” demikian dikatakan Menhan. (MRZ)

Continue Reading
You may also like...

More in Berita

Advertisement
To Top