Kehamilan merupakan kondisi normal yang terjadi pada seorang wanita. Meskipun demikian, semua jenis kehamilan memiliki risiko terjadinya komplikasi pada masa kehamilan dan persalinan. Salah satu contoh wanita yang memiliki risiko selama kehamilan adalah wanita yang hamil kembar atau kembar siam.
Hal ini disampaikan dokter Nasrudin specialis Kebidanan dan Kandungan pada Klinik Dr. Nas, Jalan Raya Pakuhaji, Kelurahan Sepatan, Kecamatan Sepatan, Minggu (18/8/2019).
Dr.Nasrudin.Sp.OG mengatakan, penyebab kehamilan kembar antara lain: Faktor keturunan, umur dan paritas obat-obat induksi ovulasi. Faktor yang lain belum diketahui,
kehamilan kembar dibagi menjadi dua. Pertama Monozigot yaitu kembar yang berasal dari satu telur dan kedua dizigot yaitu kembar yang berasal dari dua telur.
Kembar dizigot berarti dua telur matang dalam waktu bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kedua sel telur itu mengalami pembuahan dalam waktu bersamaan. Sedangkan kembar monozigot berarti satu telur yang dibuahi sperma, lalu membelah dua.
Masa pembelahan inilah yang akan berpengaruh pada kondisi bayi di kemudian hari. Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0 – 72 jam, 4 – 8 hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama, terdapat dua selaput ketuban, dan dua plasenta. Sedangkan pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta.
“Jadi yang kita lihat baru terbentuk calon bayi, didalam kantong itu mulai membelah dan membentuk bayi, ketika dia mulai membelah akan membentuk dua, dan seterusnya setiap dua hari sekali membelah padahal ibunya belum merasa hamil, saat si ibu belum merasakan hamil peristiwa itu sudah terjadi,” terangnya.
Kemudian pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya, perkembangan bayi bisa terhambat, lalu, pada pembelahan ketiga, selaput ketuban dan plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi bayi masih membelah dengan baik. Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam atau dempet cukup besar.
“Ini disebabkan waktu pembelahannya terlalu lama, sehingga sel telur menjadi berdempetan. Jadi kembar siam atau dempet biasanya terjadi pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari, Faktor yang mempengaruhi waktu pembelahan, biasanya dikaitkan dengan infeksi, kurang gizi, dan masalah lingkungan,” ujarnya.
Dirinya berpesan kepada ibu-ibu hamil agar periksa melalui ultrasonografi (USG), untuk mengetahui hamil kembar atau bukan, karena berhubungan dengan penanganan selama kehamilan dan persalinan.
“Kehamilan itu harus diperiksa sedini mungkin, kurang dari 12 pekan umur kehamilan harus sudah diperiksa,” tukasnya.(Sam)