SERANG,-Sebanyak 12 orang warga Kelurahan Sumur Pecung, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten dinyatakan Reaktif berdasarkan hasil rapid test yang dilakukan Puskesmas Kota Serang.
Dari kuota sebanyak 100 orang yang harus di rapid test namun hanya 90 orang yang di lakukan rapid test, hal tersebut dikarenakan masih adanya warga yang ragu serta takut di rapid test.
Hal tersebut dikatakan, Kepala Puskesmas Serang Kota, Drg. Yayat Cahyati kepada wartawan usai melakukan Rapid test di Kelurahan Sumur Pecung, Kota Serang, Kamis 25/6/2020.
“Ini di Kelurahan Sumur Pecung ada 90 yang di rapid test, kalau saya melihat masyarakat pada awal – awal ragu. Dari kuota 100 hanya 90 lumayan. Bukan menghindar, tapi mereka (masyarakat) ragu ragu untuk di rapid test,” katanya.
Di singgung soal keterbatasan alat rapid test, ia Yayat mengaku memang seharusnya sebanyak banyaknya, namun ia menyadari disesuaikan dengan ketersediaan rapid testnya itu sendiri.
“Seharusnya kita selektif (dengan keterbatasan alat) artinya siapa saja dari 100 orang itu yang paling prioritas, orang bepergian, atau bekerjanya keluar daerah dan lain – lain, tapi kita ga terlalu selektif banget, karena untuk mendapatkan data seperti itu agak susah, jadi kita siapa pun yang mau di rapid test kita kerjakan. Mungkin kalau kedepan ada lagi rapid test mungkin kita lebih selektif lagi, Tentu ini pun kita melibatkan instansi kelurahan termasuk RT, RW,” jelasnya.
Dari 12 orang yang reaktif itu, dikatakan Yayat, langkah selanjutnya di lamukan Swab PCR, namun masih belum dilakukan, sebab kata dia, menunggu waktu lab kosong dengan konfirmasi ke dinas terkait.
“Untuk 12 orang itu bersedia (diswab) cuman tinggal waktunya kita tentukan. Belum di tentukan karena kita masih menunggu ini kan beberapa lab masih penuh, memang seharusnya langsung kita kirim, kita nunggu dari dinas konfirmasi kapan untuk dilakukan swab,” tuturnya.
Yayat melanjutkan, ke 12 orang yang itu juga sudah diminta untuk isolasi 14 hari dan dari 12 orang itu, menurut Yayat, 8 orang berjenis kelamin perempuan dan 4 orang laki – laki.
“Kalau saya lihat dari 12 orang itu ada yang tukang ojek, kemudian ada juga yang sering pergi ke pasar, ibu – ibu tapi dia sering pergi ke pasar untuk belanja,” tandasnya.
Untuk diketahui sejauh ini kasus terkonfimasi positif covid-19 di Ibu Kota Provinsi Banten total 23 orang. Dari 23 orang itu meninggal 2 orang, sembuh 12 orang dan dirawat 9 orang.
Untuk kasus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) totalnya ada 52 orang, dengan rincian meninggal PDP 6 orang, sembuh PDP 38 orang dan proses PDP 8 orang.
Sedangkan kasus Orang Dalam Pantauan (ODP) total jumlahnya ada 372 orang, dari totoal tersebut selesai ODP ada 351 orang dan proses ODP berjumlah 21 orang.