Indonesia Humanitarian Alliance (IHA) dan Tokoh Penggerak Aksi Kemanusiaan Lintas Agama, Atas Krisis Kemanusiaan Palestina, membuat pernyatan sikap di Hotel Sofyan, Jakarta Pusat, Selasa, (18/5/2021).
Acara berlangsung secara daring dan luring dari berbagai ormas, tokoh-tokoh dan media massa Ibukota.
Jaringan-jaringan Organisasi Kemasyarakatan atau Lembaga Swadaya Masyarakat (ORMAS/LSM) yang tergabung dalam Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) dan Tokoh Penggerak Aksi Kemanusiaan Lintas Agama memberikan respons dan menyatakan sikap tentang tragedi kemanusiaan yang terjadi di Jalur Gaza.
Mereka adalah MDMC atau Muhamadiyah Aid, LPBI NU atau NU Peduli, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Human Initiative, BAZNAS, WAHDA, Forum Zakat (FOZ), DPU Daarut Tauhid, Laznas LMI, Pusat Zakat Ummat, Social Trust Fund UIN, KARINA (Caritas Indonesia), Nurul Hayat, Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF), Rumah Yatim, Humanitarian Forum Indonesia (HFI), Pelkesi (Kristen), PHDI (Hindu), Walubi (Budha), dan Matakin (Konghucu).
Pendeta Jonathan Victor Rambeth dari NTT via zoom meeting dalam acara tersebut, menyampaikan, bahwa siapapun kita yang membawa pesan damai, maka kayak disebut sebagai anak Tuhan.
“Kita tidak menyukai dan mengecam keras pendudukan tanah Palestina yang banyak memakan korban masyarakat sipil. Kita mendorong pemerintah Indonesia bersama PBB untuk menjadi juru damai kepada orang-orang yang membuat buruk situasi. Ini persoalan kemanusiaan, bukan persoalan agama. Kami berkomitmen untuk menjaga kedamaian,” ujarnya via zoom.
Sementara itu, Tokoh Hindu, Astono, mengatakan, pihaknya mengimbau umat Hindu di seluruh Indonesia agar berempati dan menjaga kerukunan umat di Indonesia khususnya di Palestina.
“Apa yang dirasakan warga Palestina disana, juga kami rasakan disini,” katanya.
Perwakilan Walubi, menyampaikan, dalam agama Budha diajarkan bahwa semua manusia sama derajatnya dan mengecam keras atas kekerasan terhadap anak-anak dan wanita di Palestina.
Perwakilan Konghucu, Linawati Lontoh, mengatakan, pihaknya mengecam keras atas aksi diluar kemanusiaan di Palestina.
“Di empat penjuru kita semua bersaudara.Kami menghimbau agar kontak senjata disana dihentikan dan kepada masyarakat, agar tetap tenang atas kejadian tersebut dan selalu bersama-sama bergandengan tangan,” tegasnya.
Budi Setyawan, Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center, menyampaikan, pihaknya mengajak kepada semua pihak untuk berdoa dan memberikan bantuan kepada warga Palestina.
“Nafsu serakah telah mengoyak kedamaian warga yang ada disana,” ucapnya.
Menurutnya, semua pihak yang bertikai harus segera menghentikan kekerasan dan penyerangan yang dapat menimbulkan jatuhnya korban jiwa masyarakat sipil khususnya anak-anak,kaum perempuan dan kelompok rentan lainnya.
Menanggapi pertanyaan media bahwa masyarakat Palestina tidak membutuhkan pernyataan sikap, melainkan butuh langkah-langkah nyata, Presiden Director Human Initiative, Tomy Hendrajati, menyampaikan, bahwa pihaknya hanya terbatas menyampaikan sikap, mengingat lembaga-lembaga yang berkumpul saat ini adalah kemanusiaan.
“Dengan kolaborasi ini berharap akan berdampak pada yang lebih besar nantinya,” ujar Tomy.
Sedangkan Forum Zakat Indonesia, Bambang Suherman, mengatakan, pihaknya memainkan peran masing-masing dalam melihat konflik Palestina-israel ini.
“Saya pikir ketakutan Israel saat ini adalah posisi penjajah dan pencipta tragedi kemanusiaan. Apa yang kita lakukan ini adalah sebuah tekanan terhadap Israel,” urainya.
Ketua IHA, Muhammad Ali Yusuf, menjelaskan, bahwa ini langkah awal dan ke depan pihaknya akan melakukan langkah-langkah nyata untuk memberikan bantuan ke Palestina.
Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh UNOCHA dan BBC pada hari Senin,(17/5/2021) pukul 12.00 waktu setempat setidaknya 200 warga Palestina di Jalur Gaza, termasuk 59 anak-anak, telah tewas dan sebanyak 1.305 orang cedera. Di Tepi Barat sendiri 17 warga tewas dengan 2 diantaranya adalah
anak – anak.
Sementara itu tercatat 42.000 orang penyintas mencari perlindungan saat ini di 50 Sekolah UNRWA.Menyikapi krisis kemanusiaan yang semakin parah, Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) yang merupakan aliansi organisasi kemanusiaan lintas Iman di Indonesia bersama dengan tokoh penggerak aksi kemanusiaan lintas Iman menyatakan sikap sebagai berikut :
1. Mendesak Israel untuk menghentikan serangan yang telah menyebabkan terus bertambahnya korban warga sipil khususnya anak–anak, wanita dan warga lanjut usia. Warga sipil tentu saja adalah pihak yang paling menderita akibat konflik bersenjata, apalagi saat ini hampir sebahagian besar negara dan warga di dunia masih berjuang untuk keluar dari krisis pandemi
COVID19, termasuk Palestina. Meminta semua pihak untuk mengedepankan langkah diplomasi dan negosiasi yang difasilitasi oleh PBB untuk mencapai perdamaian berpedoman pada resolusi Dewan Keamanan PBB dan berdasarkan parameter yang disepakati secara Internasional.
2. Mengutuk tindakan Israel yang mengusir warga Palestina di wilayah Sheikh Jarrah dan berlanjut pada penyerangan ke Jalur Gaza Palestina yang dilakukan secara membabi buta sehingga berdampak korban jiwa pada masyarakat sipil yang tidak terlibat dalam konflik ini khususnya perempuan dan anak – anak, termasuk serangan yang diarahkan kepada fasilitas umum seperti kantor perwakilan media – media, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan dan rumah ibadah.
3. Mendesak Israel untuk menghentikan segala tindakan agresi dan diskriminasi terhadap bangsa Palestina, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan mematuhi Deklarasi Universal
Hak Asasi Manusia 1948 dalam memberikan perlindungan secara luas kepada masyarakat sipil. Israel juga harus menghentikan segera tindakan yang secara nyata mengarah pada pelanggaran atas Hukum Kemanusiaan Internasional dan Konvensi Jenewa 1949 serta Protokol Tambahan 1977 yang mengatur perlindungan terhadap warga sipil dari konflik dan peperangan, khususnya anak–anak, perempuan, difabel, lanjut usia dan kelompok rentan lainnya.
4. Mendesak kepada Dewan Keamanan PBB untuk memberikan sanksi kepada Israel atas tindakan yang telah melanggar prinsip – prinsip kemanusiaan, keamanan dan perdamaian internasional. Meminta kepada otoritas Israel, Palestina, Yordania dan Mesir untuk membuka dan menjamin akses serta keamanan bagi pegiat dan organisasi kemanusiaan dalam
memberikan bantuan kemanusiaan, pekerja medis dalam menjalankan tugas kesehatan dan pekerja media dalam menjalankan tugas jurnalisme. Mendorong semua otoritas terkait untuk juga memberikan perlindungan kepada warga sipil yang harus mengungsi di luar Palestina.
5. Mendukung langkah-langkah diplomatik yang telah dilakukan oleh Pemerintah Republik Indonesia dalam berbagai forum internasional dan mendorong peran kepemimpinan aktif Indonesia sebagai anggota Dewan HAM PBB dalam menjalankan segala upaya diplomatik dan bertindak sebagai juru damai untuk menghentikan peperangan dan kekerasan di Palestina dengan melibatkan partisipasi organisasi multilateral (ASEAN, OKI dan Gerakan Non Blok).
6. Meminta seluruh masyarakat Indonesia lintas agama untuk terus berdoa sekaligus memberikan dukungan moril maupun materil agar krisis kemanusiaan yang terjadi di Palestina segera berakhir. Dampak dari konflik ini telah merugikan nilai – nilai kemanusiaan secara universal yang dijunjung tinggi oleh semua agama.
7. Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) yang tergabung dalam IHA siap memberikan dukungan dan bantuan kemanusiaan kepada bangsa dan rakyat Palestina dengan tetap berkoordinasi melalui Pemerintah Republik Indonesia.
Tujuh butir pernyataan sikap tersebut, dibacakan Ketua Komite Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) Muhammad Ali Yusuf.(MRZ)