Connect with us

Membangun Ekosistem Pendidikan Dari Magang Untuk Kenalkan Dunia Industri Pada Mahasiswa

Berita

Membangun Ekosistem Pendidikan Dari Magang Untuk Kenalkan Dunia Industri Pada Mahasiswa

Perusahaan bisa menjadi besar tergantung orang-orang yang berada didalamnya dan tidak ada perusaahan besar melebihi dari orang-orang yang ada didalamnya. Namun bila orang-orang didalamnya tidak peduli tentang perubahan-perubahan yang ada disekitarnya, maka investasi yang begitu besar hanya akan menjadi pembicaraan dibibir saja (lips service).

“Semua komponen bangsa harus bergerak, karena kalau hanya mengandalkan pemerintah, seberapa besar kemampuannya. Kami bersyukur bahwa apa yang Paragon kerjakan dapat menginspirasi dan memberi dampak bagi masyarakat. Dengan bermanfaat maka kita akan tumbuh, dengan adanya rasa peduli kepada orang lain, dan akan membuat kita lebih bersemangat,” beber EVP and Chief Adminstration Officer PT Paragon Technology and Inovation, Miftahuddin Amin, dalam sesi daring Fellowship Jurnalis Pendidikan (FJP) Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP), Selasa (19/4/22) di Jakarta.

Kemajuan yang dicapai Paragon saat ini adalah berkat dari dunia pendidikan yang telah membentuk Paragonian. Sebab, hanya dengan pendidikan negara kita bisa menjadi maju dan dengan pendidikan dapat membangun karakter anak bangsa. Ada lima nilai inti yang Paragon tanamkan yakni ketuhanan (faith in god), kepedulian (care), kerendahan hati (humility), ketangguhan (grit) dan inovasi (innovation).

“Peserta didik harus dijadikan sebagai subyek, bukan objek. Paragon mendorong pendidik ini sebagai fasilitator, bukan yang paling pintar. Kita mendorong bagaimana ekosistem pendidikan itu terbentuk dan berjalan,” kata Mifthauddin Amin.

Sejak tahun lalu, berbagai program telah dicanangkan diantaranya Paragon EduLeads Program (PEP), Bermakna (Bersama Majukan Pendidikan Indonesia, Paragon Internship Program, Indonesia Peer Leaders, Novo Club yang mendorong mahasiswa memiliki jiwa-jiwa inovatif dan Paragon Inspiring Lecturer untuk para Dosen, dimana ujungnya akan berfokus ke pendidikan.

Paragon Internship Program (PIP), misalnya, adalah sebuah program magang di Paragon selama satu semester penuh. Pada program ini, peserta intern akan dihadapkan dengan metode belajar “project based learning”. Secara umum, aktivitas dalam kegiatan magang adalah mengerjakan proyek riil yang ada di Paragon dan bertanggung jawab dalam pemecahan masalah tersebut, dengan mendapatkan bimbingan dari mentor secara rutin, serta mendapatkan materi pengayaan dari perusahaan yang memperkuat pengembangan skill dari proyek yang ditugaskan.

Mahasiswa yang dipilih untuk mengikuti program magang ini adalah mahasiswa dari seluruh jurusan dan universitas yang berada di bawah naungan Kemendikbud, minimal sedang mengenyam pendidikan pada semester 6 dan semester 8. Selain itu, mahasiswa juga harus aktif secara organisasi maupun kepanitiaan, memiliki value yang sesuai dengan PT Paragon Technology and Innovation.

Kesempatan untuk menjadi bagian dari Paragonian diberikan selama mahasiswa melaksanakan program internship ini dan sangat terbuka luas kesempatan untuk bergabung dalam program Management Trainee atau Paragon Leader Development Program, saat sudah lulus nanti.

“Kita ingin dorong bagaimana eksosistem pendidikan itu berjalan. Kita coba mengambil program pemagaangan yang di buat oleh Kemendikbud,” ujarnya.

Dalam program PIP itu, para mahasiswa terlibat langsung bekerja di level industri dan Paragon memberikan pembekalan-pembekalan untuk memberikan wawasan yang lebih. Agar mahasiswa bisa merasakan bagaimana dinamika project-project yang mereka lakukan bersama dengan mentornya bersama dengan karyawan Paragon lain, sehingga mereka punya gambaran yang mereka harus isi hingga selesai masa kuliah.

Dalam learning design PIP dilakukan pengembangan soft skill, pengembangan hard skill, dan project assignment yakni memecahkan kasus riil yang ada di industri pada setiap departemen untuk melihat pola kerja dan komitmen mereka agar kedepan memiliki bayangan menjadi orang yang efektif.

Program Novo Club dibangun sebagai wadah generasi muda untuk belajar dan mengembangkan diri melalui kolaborasi yang inovatif. Targetnya tetap pada mahasiswa yang aktif, senang berorganisasi dan melakukan event, berjiwa petualang, semangat belajar tinggi, memiliki spirit gotong royong, skill set akademik dan non akademik, semangat berinovasi dan semangat dalam menggerakkan komunitas.

“Benefit yang akan ditawarkan bila mereka ikut aktif dan memberikan kontribusi kepada kita, kita juga akan memberikan awarding most valuable ParaNovo setiap semester. Ini merupakan bagian dari membangun network,” urai Miftahuddin.

Ia menerangkan, animo peserta untuk mengikuti program ini berjumlah 2798 orang,  yang diundang 2526 orang dan yang bergabung dalam Novo Club sebanyak 1900 orang. Paragon menangkap semangat yang luar biasa dari mahasiswa yang ingin mencoba membangun kualitas diri dalam mengikuti program-program yang diberikan dalam menghadapi dunia kerja yang sebenarnya.
Apa bedanya program Indonesia Peerleaders (IPL) dengan program magang Paragon? IPL adalah Peer Learning berbasis coaching yang berarti bahwa sistem pengembangan peserta didasarkan pada diskusi interaktif antara mentor dan komunitas yang terbentuk di antara mereka. Topik pengajaran akan fokus pada pengembangan soft skill dan pengetahuan dengan berbasis kasus penerapan dan tidak ada magang.

“Kami ingin bisa untuk merangkul segmentasi pasar. Dengan itu, kami juga akan membuat acara lain seperti seperti kelas branding dan rantai pasokan yang dapat diakses oleh orang lain di luar main program, sehingga mereka dapat mengembangkan keterampilan mereka lebih dalam. Kalau IPL itu coaching bisnis learning, intinya kita ingin mendorong mereka-mereka yang ingin bekerja,” ucapnya.

Sementara itu, mahasiswi peserta program Novo Club, Nazila Laylatushufa, dalam sesi daring yang sama, menjelaskan, bahwa dirinya melihat Paragon sangat berfokus ke dunia pendidikan terutama pada mahasiswa, agar mereka lebih siap dalam memasuki dunia kerja.

“Manfaat dari mengikuti program ini, kami mendapatkan grup project tersebut, selain network diseluruh Indonesia. Saya pribadi mendapatkan gambaran tentang dunia kerja dan bagaimana implementasi dari materi pada saat bootcamp. Penambahan soft skill dan hard skill seperti leadership, timwork, dan yang terutama adalah inovasi dan kreatif, sangat berguna buat saya,” kata Nazila.

Sedangkan mahasiswa peserta Paragon Internship Program (PIP,, Haryo Tetuko, mengatakan, selama mengikuti program ini ia dituntut untuk lebih meningkatkan hard skill dan soft skill dari bimbingan mentor.

“Sebagai mahasiswa, saya diperkenalkan dengan dunia kerja yang sebenarnya, dimana dikenalkan dengan direktorat-direktorat yang ada di Paragon yang bekerja secara tim,” tutup Haryo Tetuko.(MRZ)

Continue Reading
You may also like...

More in Berita

Advertisement
To Top